Tidak tahu mengapa, ketika mengingat Arjuna saat ini, dada Hilal tiba-tiba merasa sesak. Seperti perasaan yang tidak enak.
"Tolong!!" Lagi-lagi terdengar suara minta tolong itu, dari sosok yang berdiri beberapa meter dan mobilnya Hilal yang melaju pelan.
Hati Hilal masih diselimuti rasa was-was. Dia masih memikirkan kemungkinan sejenis makhluk apa yang ada di depan sana.
Qiran tak banyak bicara. Tapi, dilihat dari ekspresi wajahnya sepertinya gadis itu juga merasa ketakutan.
"Haruskah kita menolong sosok itu, Paman?"
Setelah berpikir sesaat, akhirnya Hilal mengangguk. Ia menghentikan mobil sejenak. Kini sosok itu berlari ke arah mobil milik Hilal. Qiran yang ketakutan sontak menutupi kedua matanya menggunakan telapak tangan.
Sosok itu mengetuk kaca mobil. Ternyata itu adalah sosok lelaki muda yang wajahnya terlihat sedikit familiar bagi Hilal. Namun, Hilal tidak dapat mengenali sosok itu karena wajah pemuda itu penuh debu.
