Qiran yang selalu ingin merebut benda berharga apa pun yang dimiliki Yudha, merasa ingin memiliki kucing putih itu juga. Terdengar kekanakan. Tapi, memang selama ini seperti itulah Qiran menjalani kehidupannya bersama Yudha. Qiran tidak suka melihat anak angkat ayahnya itu merasakan kebahagiaan, barang sedikit pun.
"Baiklah, aku akan memanggilmu 'Dewi' juga, Puss!" putus Qiran pada akhirnya.
Kucing putih itu malah mengeong dengan suara mendayu-dayu. Sepertinya, ia sangat suka nama pemberian Yudha itu. Atau mungkin saja itu memanglah namanya? Entahlah.
"Majikanmu tadi pergi ke mana, heh? Pagi-pagi sudah berangkat keluar dan sampai hampir sore seperti ini belum kembali. Sepertinya, kelakuannya hanya keluyuran saja sepanjang waktu." Qiran berucap. Ada nada kekesalan yang terlontar. Matanya masih fokus menatap ke jalan.