"Kuperingatkan sekali lagi, Angga! Jangan berani lagi memasuki ruangan rahasiaku ini ataupun menyentuh barang-barang milikku, kau mengerti, hah?!" Nyonya Viona berteriak tepat di depan wajah putranya.
Mata Angga sudah memerah saja. Angga benar-benar takut pada mamanya sendiri saat ini. Angga belum pernah diperlakukan sekejam ini oleh mamanya. Mungkinkah mamanya sedang banyak pikiran saat ini? batin Angga.
"Angga!! Kau harus berjanji untuk tidak mendekati ruang rahasiaku ini, mengerti?!" bentak Nyonya Viona lagi.
Tanpa banyak pikir panjang, Angga mengangguk beberapa kali sebagai jawaban. Tangan Angga yang menyangga tubuhnya di belakang sejak tadi, kini gemetaran mendapati kemurkaan mamanya sendiri. Angga benar-benar ingin menangis saat ini, tapi mati-matian ia tahan air mata itu agar tidak terjatuh menuruni pipi.
Angga tidak tahu apa kesalahannya hingga membuat mamanya semarah itu. Yang jelas, Angga menasihati dirinya untuk tidak akan mendekati ruang rahasia mamanya itu.