"Tapi anakku ... setiap kali melihatmu tertawa, setiap kali kau tersenyum, membuat hatiku sakit."
Dan Arjuna melihat setetes airmata jatuh dari pipi Bu Rosa. Arjuna tidak tahu seberapa menyedihkannya dia, hingga wanita paruh baya itu pun tahu sikap kepura-puraan yang Arjuna tunjukkan selama ini. Sosok itu benar-benar seperti sosok Ibu Sri di mata Arjuna.
Tangan Arjuna menyentuh pipi basah itu, menyingkirkan sesuatu yang seharusnya tak mengalir. Bu Rosa memegang tangan Arjuna, meremasnya dan menenggelamkannya dalam dekapannya.
"Anakku ... dari pada kau tersenyum seperti itu, dari pada kau tertawa seperti itu, aku akan lebih senang melihatmu menangis saja. Kenapa kau tidak menangis saja? Tawamu membuatku terluka, Juna. Binar kesepian dari matamu tak bisa kau tutupi dengan senyum dan tawa seperti itu.