"Ma, masa' tadi papa bilang kalau Angga itu sebenarnya punya saudara."
"Lalu, kau percaya?"
"Tentu saja tidak, Ma. Angga 'kan tahu bahwa Angga adalah satu-satunya anaknya papa dan mama." Angga berucap sambil memasang wajah polos.
Nyonya Sofia tersenyum dan kembali mengusap pipi putranya secara lembut. Dalam hati dia merasa lega karena tiba tepat waktu. Kalau tidak, mungkin suaminya akan berbicara tentang hal-hal yang coba Nyonya Viona tutupi selama ini.
"Setelah ini, jangan dengarkan racauan papamu tentang kamu yang memiliki saudara lain ya, Sayang? Kamu tahu 'kan jika papa mungkin banyak masalah di kantornya, jadi dia sering meracau hal-hal yang aneh."
Angga mengangguk. Dia terlalu naif untuk mengetahuinya sifat asli mamanya. Di mata Angga, mamanya adalah wanita yang sempurna yang berbakti pada sang suami. Angga merasa bangga menjadi putra dari wanita baik seperti Nyonya Viona Amanda itu.