Qiran meraih rambut agak panjang Yudha dan menjambaknya secara kasar. "Kau benar-benar sudah melewati batasanmu, Sialan!" sungut Qiran.
Yudha memegang tangan Qiran yang masih menjambak rambutnya. "Ma-maafkan aku, Kak Qiran! Aku berencana memberitahu Anda, tapi aku menunggu waktu yang tepat," elak Yudha.
"Kapan waktu tepat itu, hah?" Qiran memukul kepala bagian belakang Yudha secara sadis. "Pasti kau begitu suka melihatku bersin-bersin karena alergi, 'kan? Tunggu! Berarti yang kau sembunyikan beberapa minggu ini di kamarmu itu adalah seekor kucing, hah?!" tuduh Qiran. Ia mengingat saat ia bersin-bersin setelah tiduran di sofa minggu yang lalu.