"Tidak! Jangan seperti itu, Juna? Aku akan mendukungmu meski kamu berkelahi untuk pertahanan diri. Hanya saja, setelah itu ceritakan semuanya pada Paman, Nak! Jangan menutupi apa pun pada Paman. Juna harus mulai menganggap Paman sebagai keluarga sendiri, ya? Jika belum mau menganggap Paman sebagai ayah, maka anggaplah Paman sebagai pamanmu sendiri, Oke?"
Arjuna hanya mengangguk. Ia tersenyum miris. Bahkan, Om kandungnya, yang adalah saudara mamanya, saja yang telah menitipkan Arjuna ke panti asuhan. Jadi, Arjuna belum bisa mempercayai siapa pun saat ini.
"Paman setuju dengan tindakanmu yang menghajar para ajudan orang kaya itu, Juna."
"Kenapa, Paman?" pekik Arjuna saat mendengar kalimat Hilal tadi.
"Tidak perlu menutupinya lagi, Juna! Yudha sudah menceritakan semuanya. Kalau boleh, Paman akan datang ke rumah itu dan menuntut balas, bagaimana huh?!"
"Apakah Yudha juga bercerita tentang nama keluarga kaya itu, Paman?"