Maurasika dicap sebagai pengkhianat oleh seluruh keluargaku. Mengharamkan wajah untuk dipandang oleh perempuan itu.
Namun, aku tidak bisa membenci Maura.
Meski mencoba bersikap tegar, tapi tidak dapat dipungkiri jika hatiku saat ini sangat hancur.
Aku ingin mendoakan Maura dan sang suami. Aku memang tidak pernah bisa membenci Maurasika. Bukan sekadar kekasih, Maurasika adalah sahabat terbaik bagiku. Mendukungku dari nol. Bukan salah Maurasika kalau mereka tidak berjodoh. Begitu kataku pada keluargaku saat itu.
Bahkan, aku berniat menghadiahkan pernikahan mereka dengan memberi semua hasil tabungan yang akan aku pakai untuk menikahi Maurasika.
***
Meskipun hatiku berkecamuk karena pernikahan Maura, aku tetap menghadiri resepsi pernikahannya. Siapa tahu saja suaminya tiba-tiba meninggal karena serangan jantung, atau karena tiba-tiba polisi datang dan menangkapnya karena sebuah kasus kriminal mungkin?
Nah, aku bisa menggantikannya.