Setibanya di Rumah sakit, Lia melihat sepasang suami istri berjalan menuju ruang kerjanya siapa lagi kalau bukan Danu dan Ratna. Spontan Lia berhenti sejenak, karena Lia sudah tahu kalau orang itu adalah Danu dan Ratna. Lia mengenal bentuk postur tubuh mereka berdua.
Lia terus fokus memperhatikan langkah Danu dan Ratna, perlahan Lia mundur selangkah demi selangkah untuk menghilangkan jejak dirinya dari dua pasang harimau itu. Tanpa Lia sadari ia menabrak seseorang dibelakangnya.
"Aduh!"Lia meringis kesakitan.
"Maaf Tuan, saya tidak sengaja" Kata Lia merasa bersalah.
Mendengar suara itu Danu dan Ratna menoleh ke belakang. Ratna terkejut melihat siapa yang ada didepan matanya. Lia tidak memperdulikan keberadaan Danu dan Ratna. Yang ada di pikiran Lia saat ini kenapa Marvin sering berkunjung ke Rumah sakit Dan kenapa semua orang tunduk memberi salam kepada Marvin.
"Tuan tidak apa-apa? " Tanya Lia sambil menolong Marvin.
"Kamu harus ikut saya ke ruangan" Ajak Marvin sambil menahan sakit.
Danu yang mendengar permintaan Marvin tidak terima kalau Lia mengikuti kata Marvin. Dengan geram Danu secara spontan melangkah ke arah Lia dan memegang tangan Lia sambil berjalan. Ratna gemetar melihat perlakuan Danu, wajah Ratna memerah seperti monster neraka.
"Kamu jangan ikut campur" Kata Marvin sambil menarik tangan Lia dengan keras.
"Cukup Marvin, kamu tidak tahu apa-apa" Kata Danu dengan marah.
"Ikut saya" Kata Marvin menarik keras tangan Lia.
Ratna sudah geram melihat perlakuan Danu. Kesabaran Ratna sudah habis, tanpa berfikir dua kali Ratna menampar pipi Lia. Semua pegawai Rumah sakit terkejut, seketika semua orang ramai menonton pertengkaran yang luar biasa itu. Mereka sudah menjadi tontonan semua orang saat ini. Dengan wajah marah Danu menampar Ratna di depan semua orang. Karena ia tidak terima Lia di sakiti.
"Sudah cukup Ratna" Kata Danu dengan suara keras.
"Tega kamu Danu, menampar aku hanya karena wanita ini" Kata Ratna dengan wajah memerah sambil menunjuk Lia, Ratna menangis lalu pergi meninggalkan Danu.
Danu terdiam sambil melihat tangannya, Danu merasa bersalah karena telah menampar Ratna.
Marvin dengan wajah misterius nya tiba-tiba melepaskan tangan Lia. Sekarang tinggal mereka bertiga. Lia dengan wajah merasa tidak enak kini menunduk, Lia sangat bersedih karena sudah di perlakukan tidak enak sama Ratna.
Akhirnya Lia pergi meninggalkan Marvin dan Danu. Tapi Danu tetap tidak membiarkan Lia pergi. Marvin juga begitu, dia mengejar Lia lalu menghadang Lia di hadapannya. Lia berhenti sejenak, lalu Lia tanpa sengaja memeluk Marvin. Lia menangis sekuat-kuatnya di pelukan Marvin. Marvin kaget dan secara spontan merasa tidak tega dan pada akhirnya Marvin membalas pelukan Lia. Danu yang menyaksikan hal itu merasa kesal, dirinya seperti berada di neraka cinta. Wajah Danu berubah menjadi sinis, Danu merasakan api cemburu yang membakar sekujur tubuhnya. Danu akhirnya membawa amarahnya.
Semua pegawai Rumah sakit yang menyaksikan hal itu ikut hanyut merasakan hangatnya pelukan Marvin bersama Lia. Beberapa dari mereka merasa iri, karena mereka sampai sekarang ini tidak pernah mendapatkan perhatian dari laki-laki yang diidamkan. Lia yang malang akhirnya sadar, dan gugup Lia langsung melepaskan pelukannya.
"Maaf Tuan ... Maafkan Saya" Kata Lia sambil gemeteran merasa tidak enak.
Tanpa berfikir panjang Marvin memegang erat tangan Lia. Lalu Marvin membawa Lia keluar dari ruang rumah sakit. Marvin sudah tidak perduli sama penilaian semua orang.
"Kurang ajar kamu Marvin, beraninya kamu mendekati Lia" Kata Danu menahan amarah.
Marvin membawa Lia kesebuah tempat istimewa, tempat itu hanya bisa didatangi oleh orang-orang ternama. Lia yang malang takjub melihat tempat itu. Dengan wajah berseri-seri Lia berjalan sendiri sambil memejamkan mata, Lia merentangkan tangannya sambil menghirup udara segar. Lia menikmati suasana waktu itu. Marvin yang dingin tetap fokus memandang Lia, Marvin merasa bahagia melihat Lia bisa tersenyum kembali. Lia dan Marvin akhirnya berkencan sampai malam di restoran yang paling mewah.