Chereads / Unexpected Wedding: Tuan CEO yang Posesif / Chapter 29 - Rencana kencan

Chapter 29 - Rencana kencan

Melvin mengemudikan mobil sportnya menuju kembali ke kantor tempat Alexa bekerja. Dia mengemudi dengan sangat santai, sesekali melirik kekasihnya yang hanya diam menatapi suasana luar dari kaca mobil sambil mendengarkan MP3 yang memutar lagu milik Christina Perri yang berjudul "A thousand year"

"Lagu ini romantis..Apa kamu suka?" tanya Melvin melirik Alexa sebentar kemudian kembali menatap ke arah jalan.

"Suka. Aku jadi ingat film twilight," jawab Alexa tanpa menoleh.

"Bagaimana jika nanti malam kita nonton?" tanya Melvin lagi.

"Em ... " Alexa berpikir sejenak. "Jika aku tidak lembur, aku bersedia untuk nonton."

"Aku akan meminta Bu Siska untuk membuatmu tidak lembur," ucap Melvin dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk membuat Alexa nyaman karena sebenarnya dia kesal pada Siska yang memotong gaji Alexa terlalu banyak.

Alexa menghela napas melirik Melvin yang bossy. "Melvin, di sini yang bos adalah Bu Siska. Aku yang seharusnya menuruti semua permintaan dan perintahnya bukan kamu yang menyuruhnya untuk selalu membuat aku nyaman."

"Karena kamu pacarku, itu sudah tanggungjawab ku untuk membuatmu nyaman," ucap Melvin kemudian menepikan mobilnya di parkiran karena sudah tiba di depan gedung kantor milik Siska.

"Seperti ini saja aku sudah nyaman," sahut Alexa santai, namun pikirannya mulai tidak tenang karena khawatir jika Siska akan marah padanya akan sikap Melvin yang mulai memanfaatkan kekuasaannya untuk membuatnya nyama. Dia tau, bos cerewet itu pandai bersandiwara, akan bersikap manis padanya di depan para klien, lalu mencacinya saat hanya sedang berdua.

Alexa segera membuka pintu mobil dan hendak turun namun Melvin malah memegangi tangan kanannya. "Melvin aku harus turun sekarang sudah terlalu lama aku berada di luar sedangkan aku masih memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaanku."

Melvin terdiam, melirik Alexa yang begitu sabar dan selalu mengikuti kemauannya. Dia merasa suka tapi tidak tau itu adalah suka karena cinta atau apa. Dia ingin adanya tindakan yang membuatnya mencintai gadis itu.

"Sayang. Tolong cium aku," ucapnya setelah terdiam sebentar.

"Cium?" Alexa menaikan alisnya, menatap Melvin yang kini memajukan wajahnya hingga berdekatan dengan wajahnya berjarak sekitar 5cm..

"Ya .. sejak kemarin selalu aku yang mencium kamu, sekarang aku ingin merasakan ciuman darimu, supaya aku bisa merasa bahwa kamu sedang mencoba untuk mencintai aku," jelas Melvin sambil meraba bibir Alexa yang selalu menggoda imannya.

Alexa tampak begitu gugup karena tatapan Melvin begitu intens. Jantungnya berdegup kencang, tubuhnya lemas seolah tak berdaya untuk berbuat sesuatu. Tatapan mata biru hazel pria itu seakan membuatnya membeku.

"Please ...," Melvin memohon.

Perlahan tapi pasti, Alexa mendekatkan wajahnya ke wajah Melvin dengan sedikit agak miring dan akhirnya bibirnya mendarat ke pipi kanannya.

"Sangat lembut," gumam Melvin dengan tersenyum hangat setelah mendapat ciuman dari bibir Alexa. Ya ...meski itu hanya ciuman di pipi, setidaknya itu adalah kemajuan dari kekasihnya yang masih malu-malu dan canggung.

"Sekarang biarkan aku turun," lirih Alexa.

"Oke, aku akan mengantarmu," sahut Melvin kemudian kembali pada posisi duduknya. Dia segera membuka pintu, begitu pula dengan Alexa. Pria itu mengambil minuman dalam kemasan kotak berukuran kecil dengan varian rasa coklat yang tersedia di mobilnya, kemudian membawanya keluar dan segera menghampiri Alexa.

"Ini untukmu," ucap Melvin sambil menyerahkan minuman itu.

Alexa tersenyum tipis dan segera mengambil minuman itu, kemudian memasukkannya ke dalam tas. Setelah itu dia lanjut berjalan menuju pintu utama kantor dengan diikuti Melvin yang langsung menggenggam tangan kanannya.

"Aku bisa jalan sendiri," lirih Alexa.

"Aku ingin mereka tau kamu adalah pacarku," sahut Melvin dengan tatapan datarnya, menatap beberapa karyawan yang melirik kedekatannya dengan Alexa.

Beberapa karyawan yang sudah kembali mulai bekerja, melirik Alexa yang berjalan agak menundukkan kepalanya karena masih malu-malu. Ah, tentu saja dia malu karena ini baru pertama kalinya dia berjalan dengan pacar di depan umum terutama teman-teman rekan kerjanya yang sering meledeknya kini malah menjadi pacar pria ternama dan berpengaruh di perusahaan itu, tentu dia akan selalu menjadi pusat perhatian.

Melvin terus berjalan menggandeng tangan Alexa hingga tiba di lift dan segera mengajaknya masuk, menekan tombol menuju lantai di mana ruangan kekasihnya itu berada.

"Apa kamu malu pada mereka saat tau kita berpacaran?" tanya Melvin menoleh menatap Alexa yang menatap ke depan.

"Tidak," jawab Alexa sambil menggeleng.

"Minuman yang aku berikan tadi harus kamu minum supaya kamu tidak kekurangan cairan dan tidak mudah lelah karena itu adalah minuman suplemen yang biasa diminum Joey saat sangat giat berlatih," ucap Melvin kembali menatap ke depan.

"Kamu tau segalanya tentang Joey," sahut Alexa.

"Karena dia adikku."

Pintu lift terbuka karena sudah tiba di lantai yang dituju. Melvin menuntun Alexa keluar dan mengajaknya ke lobby utama tidak terlalu dengan ruangan beberapa karyawan lain yang memperhatikannya. Dia berdiri dengan santai, memasukkan tangan kirinya ke dalam sakit celana sedangkan kekasihnya tampak canggung melirik sekitar.

"Sebelum kamu kembali bekerja, aku ingin mengingatkan sesuatu," ucap Melvin dengan menunduk menatap Alexa, kemudian menyelipkan sejumput rambutnya ke belakang telinga.

"Apa?" tanya Alexa tidak nyaman.

"Nanti malam aku akan datang. Jika kamu tidak ingin nonton atau kencan di luar, kita cukup mengobrol berdua di apartemen saja," ucap Melvin menyentuh dagu Alexa, membuatnya mendongak dan menatapnya.

"Eh, iya ... Sepertinya lebih baik begitu," sahut Alexa.

"Sekarang kembalilah bekerja dan jangan terlalu memaksakan diri jika lelah," seru Melvin kemudian menunduk mencium pipi Alexa dengan sangat lembut kemudian berbisik, "jika Siska berani berbuat semena-mena padamu, aku harap kamu mau mengatakannya padaku. Aku sendiri yang akan membuat perhitungan padanya karena aku tidak suka sikap menindas."

"Ya ... Kamu tenang saja," sahut Alexa menelan salivanya, mencoba untuk mengontrol dirinya yang gugup karena dicium didepan umum.

Melvin kembali menegakkan tubuhnya, tersenyum menatap Alexa yang imut dan mengusap-usap kepalanya dengan gemas. "Sekarang kembalilah bekerja atau aku akan membawamu keluar lagi."

"Ya .. aku kembali bekerja sekarang. Kamu juga jangan terlalu ngebut saat berkendara," seru Alexa tersenyum canggung.

"Oke." Melvin mengangguk.

Alexa bergegas ke ruangannya, melewati beberapa ruangan di mana banyak yang tersenyum meliriknya, bahkan ada yang menyorakinya.

"Ugh, dapat ciuman dari pacar baru ..," ucap salah satu karyawan wanita yang terlihat seumuran dengan Alexa.

"Sepertinya akan ada yang berkencan nanti malam," sahut karyawan lain.

Alexa hanya tersenyum malu-malu dan mempercepat langkahnya menuju ruangannya. 'Ini akibat ... ini akibat dari pacar yang suka nyosor. Dan bodohnya aku tidak mampu menolak,' batinnya dengan perasaan yang campur aduk bahkan tangannya sudah berkeringat dingin

Melvin tersenyum geli melihat Alexa yang malu-malu tapi tak berani menolak. Dia meraba pipinya yang tadi sempat mendapat ciuman dari kekasihnya itu sambil kembali berjalan menuju lift.

'Sepertinya aku hanya perlu sering bertemu dengannya dan cinta itu akan tumbuh di hati kami. Joey harus pergi dari hatiku,' batinnya sambil masuk ke dalam lift dan menekan tombol menuju lantai dasar.