Chapter 9 - Tak terduga

Gea terdiam sambil melirik Bastian dan Alexa yang  seperti saling mengenal.

"Kalian saling kenal?" Gea memastikan.

"Dia suami bosku," jawab Alexa kembali menatap Bastian dengan canggung. "Kenapa anda di sini ... di kamar Gea?"

Bastian terdiam seperti sedang berpikir bagaimana menghadapi Alexa karena selama ini dia tidak mengetahui bahwa sekretaris istrinya bernama Alexa, karena dia tidak terlalu mempedulikan tentang perusahaan istrinya.

"Eh, dia suami bos mu?" Gea tampak gugup karena rahasianya sebagai kekasih suami orang pasti akan terbongkar.

Bastian beranjak dari ranjang kemudian mendekati Alexa. Dengan tatapan datarnya dan bersikap seperti angkuh dia menunduk menatap gadis itu dan berkata, "Saya harap kamu tidak ikut campur dengan urusan ini. Kamu tidak mempermasalahkan apa yang kamu lihat ini dan jangan dikatakan apapun pada istri saya mengenai hubungan saya dengan Gea."

Alexa diam tercekat melirik pria seolah merasa kecewa dan tidak menyangka Kenapa sahabatnya itu bisa menjadi kekasih dari suami orang.

"Saya izinkan kamu tinggal di sini. Saya akan berikan fasilitas untuk kamu tapi tetaplah diam dan  jangan sampai Siska tahu tentang hubungan saya dengan Gea!" seru Bastian dengan tegas kemudian merogoh saku celana dasarnya untuk mengambil dompet. Ia mengambil beberapa lembar uang yang jumlahnya cukup banyak kemudian memberikannya kepada Alexa. "Ambil uang ini, sisanya akan saya transfer."

"Tapi, Pak ...."

"Kamu butuh tempat tinggal, saya butuh kenyamanan hubungan saya dengan Gea. Jadi, terima saja uang ini. Dan kita sepakat untuk menyembunyikan fakta ini dari siapapun!" Bastian menegaskan kemudian meraih tangan kiri Alexa dan meletakkan uang itu ke telapak tangan Alexa dengan sedikit kasar.

Alexa dan Gea masih sama-sama diam  tidak tau harus berkata apa. Setelah itu, Bastian mendekati Gea dan mengajaknya bicara di luar sementara Alexa berada di kamar untuk segera ganti pakaian.

___

Dalam diam Alexa mengenakan pakaian berupa celana jeans berwarna hitam dipadu dengan t-shirt putih dengan memperlihatkan bagian lingkar perutnya dan bagian lengan yang pendek. Dia mendudukkan dirinya di kursi meja rias, kemudian mengambil hair dryer untuk mengeringkan rambutnya.

'Jadi, suami Bu Siska selingkuh dengan Gea? Kenapa bisa begitu? Kenapa Gea mau menjadi gadis simpanan suami orang? Bagaimana jika Bu Siska melabraknya ... mempermalukannya ... Ini akan sangat fatal karena Bu Siska sangat bar-bar.' Alexa bermonolog dengan dirinya sendiri sambil mengeringkan rambutnya. Dia beralih melirik uang di atas meja rias yang tadi diberikan oleh Bastian.

"Uang itu ... Aku selalu butuh uang itu, tapi ... Aku tidak pernah menggunakan uang sogokan," ucapnya penuh keraguan. Dia merasa harus menasehati Gea untuk tidak bersama dengan Bastian tapi dia juga merasa sungkan Jika ternyata sahabatnya itu memang mencintai Bastian, apalagi dia sudah banyak membantunya, membuatnya merasa tidak enak jika terlalu ikut campur dalam hubungan asmaranya meskipun itu adalah hal yang salah.

Ceklek ...

Pintu kamar terbuka. Alexa menoleh ke arah pintu dan melihat Gea yang baru masuk dengan santai berjalan menghampirinya, tidak seperti tadi terlihat begitu gugup.

"Ternyata dia suami bosmu ... aku baru tahu," gumam Gea sambil duduk tepian meja rias, melirik Alexa yang kini memoles wajahnya dengan foundation.

"Apa kamu baru tahu jika dia adalah Pria beristri?" tanya Alexa heran.

Gea hanya mengangguk.

"Lalu apa kamu akan tetap melanjutkan hubungan terlarang ini?" tanya Alexa lagi sambil memakai bedak.

"Entahlah ...  Dia terlalu baik dan terlalu manis untuk dilupakan. Dia sosok suami idamanku dan juga pemilik apartemen ini. Aku tidak mungkin mengakhiri hubungan ini begitu saja. Mungkin, dia memiliki alasan tersendiri kenapa melakukan perselingkuhan," jelas Gea dengan santai. Dia berdiri beralih melirik uang  di atas meja. "Kamu terima saja uang itu untuk kebutuhanmu, dan aku mohon tetaplah diam supaya kita tetap bisa tinggal di sini."

"Tapi yang kamu lakukan ini adalah kesalahan. Bu siska bisa saja melabrak bahkan mempermalukanmu. Dia adalah sosok wanita yang sangat menyebalkan. Jika aku tidak terlilit hutang pada perusahaannya, mungkin aku sudah resign sejak dulu." Alexa mengingatkan dengan kesal membayangkan saat dirinya sudah basah kuyup, malah disuruh turun dari mobil oleh Siska.

"Iya aku tahu apa yang aku lakukan ini adalah kesalahan. Tapi aku terlanjur nyaman bersamanya, Alexa. Aku tidak bisa melepasnya begitu saja perlu waktu untuk berpikir. Melepas orang yang kita cintai sangat sulit, Alexa " ucap Gea dengan gusar. Dia beralih menuju ranjang dan duduk di tepian. "Tanpa dia Aku tetaplah Gea yang tidak memiliki apa-apa. Aku tidak memiliki keberanian untuk menolaknya hingga aku perlahan mencintainya."

"Di mana kamu bertemu dengannya?" tanya Alexa yang sudah selesai memakai make up. Dia terlihat lebih fresh dan semakin cantik meski belum menyisir rambutnya.

"Di klub tempatku bekerja," jawab Gea.

"Jangan bilang dia membeli mu." Alexa beranjak dari kursi dan menghampiri Gea sambil membawa sisir dan menodongkan ke arah wajah Gea dan menatapnya sangat serius.

Gea memundurkan wajahnya. "Eh, tentu saja tidak. Kami hanya berkenalan, bertukar nomor ponsel, dan mulai saat itu ... kami perlahan dekat," jelasnya agak tergagap.

Ting tong ... Ting tong ....

"Ada tamu?" Gea melirik ke arah pintu. "Em, sebaiknya aku membukakan pintu dan melihat siapa yang datang."

"Bagaimana jika itu bu Siska?" tanya Alexa waspada.

"Ah, tidak mungkin," jawab Gea sambil beranjak dari ranjang. Dia berjalan keluar kamar untuk segera membuka pintu utama ruang tamu.

Alexa berdiam diri dekat pintu kamar, mengintip Gea yang membukakan pintu. 'Jika tamu itu adalah Bu Siska, pasti akan ada perang dunia ketiga versi wanita,' batinnya.

Setelah membuka pintu, Gea melihat seorang pria berseragam baju biru dengan tulisan nama sebuah restoran penyedia delivery food terkemuka di Jakarta, memakai topi dan membawa dua kotak berukuran sedang bergambar makanan lezat dan logo nama restoran.

"Selamat siang, saya mengantarkan pesanan atas nama Melvin untuk nona Alexa," ucap pria itu sambil menyerahkan dua kotak itu.

"Oh, iya ... saya teman Alexa. Dia sedang di kamar," balas Gea agak tercengang.

"Mohon diterima dan tandatangani kertas ini," seru pria itu sambil menunjukkan buku kecil.

Gea segera menerima kotak makanan itu dan menandatangani buku kecil itu sebagai tanda telah menerima makanan yang dipesan. Setelahnya, pria itu pamit untuk segera pergi.

Alexa menghela napas lega karena ternyata yang datang bukanlah Siska. Dia tersenyum lebar saat Gea menghampirinya membawa dua kotak makanan yang kelihatannya berupa makanan mahal dan lezat. "Kamu sudah pesan makanan ... Kebetulan aku lapar."

"Ini makanan untukmu dari Melvin," ucap Gea dengan tersenyum.

"Hah? Dari Melvin." Alexa agak terkejut.

Gea membawa kotak makanan ke arah dapur dengan diikuti oleh Alexa yang masih penasaran kenapa Melvin mendadak mengirimkan makanan untuknya.

"Ternyata dia sangat perhatian padamu. Aku merasa ini adalah pertanda," gumam Gea.

"Pertanda apa?" tanya Alexa heran.

"Mungkin dia menyukaimu," jawab Gea kemudian membuka kotak makanan yang sudah diletakkannya di atas meja. Matanya terbelalak kagum dengan jenis makanan yang ada dalam kotak itu. "Wahh ... Makanan yang dia kirim juga tidak biasa. Ini mewah. Satu porsi bisa berharga ratusan ribu," lanjutnya.

"Tapi aku tidak minta dipesankan makanan," sahut Alexa masih bingung.

"Mungkin dia tau kamu lapar makanya dia memesankan makanan untukmu. Lagian, jika dia tidak peduli, dia tidak akan melakukan ini. Ini adalah hal yang baik. Dia pria tampan dan dia menaruh perhatian untukmu ..." Gea berdecak kagum, menatap Alexa dan menepuk pundaknya. "Aku merasa dia akan menjadikan mu sebagai pacar atau bahkan ..."

Gea sudah membayangkan sebuah film romantis di mana gadis miskin yang dicintai pria kaya, dan itu adalah dirinya dan Alexa. Eh, semoga bayangan itu bukan hanya sekedar bayangan. Namun Alexa masih bingung karena sikap Melvin memang datar namun terlihat peduli padanya sejak saat dirinya jatuh ke kolam renang.

"Ah, mungkin ini hanya kebetulan saja. Karena saat mengantarku ke sini, dia mengajakku makan tapi aku menolak," ucap Alexa tidak ingin terlalu berharap.

"Wah, kamu diajak makan bersama.. justru itu adalah hal yang istimewa. Aku punya feeling kamu akan segera menjadi pasangannya. Entah pacar atau ....akan dinikahi," sahut Gea semakin mengada-ada. Sepertinya dia sudah terobsesi pada film-film romance.