Chereads / an encounter that ends in treason / Chapter 3 - Sapu ijuk vs Drigen minyak

Chapter 3 - Sapu ijuk vs Drigen minyak

Alex pun duduk di samping Drizzle dan mengikuti pelajaran dengan semangat hingga berganti jam pelajaran.

Teeet.... Teeet.... Teeet....

Bel pergantian mata pelajaran pun berbunyi. Itu artinya pelajaran matematika sudah selesai dan derita semua murid pun selesai terkecuali Alex disaat semua orang bahagia terlepas dari rumus rumus matematika Alex malah bersedih karna pelajaran ini telah usai. Kurang lebih sudah 5 menit pelajaran matematika selesai namun guru pelajaran sosiologi tak kunjung datang.

Bayu segera pergi ke kantor untuk meminta tugas sosiologi pada guru piket. Sedangkan Drizzle dan yang lain sedang mengobrol. Mereka membicarakan tentang acara sepulang sekolah.

Ini merupakan kesempatan bagi Alex. Disaat yang lain sedang asyik mengobrol, dirinya akan keluar kelas dan pergi ke rooftoop atau bahkan ke kantin??? Kita lihat saja nanti.

Alex diam diam keluar dari kelas nya kemudian ia melangkahkan kakinya ke rooftoop.  Semilir angin menyapa nya membuat Alex merasa tenang. Ia duduk di bawah sambil membaca buku ralat maksudnya membaca komik. Ia keluar kelas karna tak menyukai pelajaran sosiologi. Menurutnya sosiologi itu pelajaran yang susah

Tak lama, Bayu kembali dengan membawa tugas sosiologi. Seluruh murid di tuntut untuk mengerjakan tugas tersebut. Drizzle dan teman temannya saling tatap satu sama lain lalu di akhiri dengan senyum.  Mereka sangat bersemangat untuk mengerjakan tugas tersebut. Bayu mengecek semua warga kelas nya namun ada satu yang tak ada di kelas ya, Alex gx ada di kelas. Bayu menyuruh Drizzle untuk mencari nya.

Drizzle mendengus kesal saat Bayu menyuruhnya mencari Alex. Lagi lagi tuh anak membuat dirinya naik darah. Drizzle menutup buku nya lalu keluar mencari Alex.

Saat sedang berjalan mencari Alex Drizzle bertemu dengan Daniel dan teman temannya yang sedang berjalan ke arah toilet. Daniel pasti bolos pelajaran huft.... Gx kakak nya gx Alex sama saja membuatnya pusing tujuh keliling.

"Oy drigen Lo bolos ya??" tanya Daniel sambil berteriak.

"Yee sembarangan gue lagi nyari Alex si anak baru." jawabnya kesal

"Ooh gtu kirain mau bolos." jawab nya seraya memanggut manggutkan kepala.

"Emng nya Lo??? Bolos mulu." Drizzle membalikkan tuduhan nya pada Daniel.

"Yee gue bolos juga gpp kan gue mah pinter." Daniel membusungkan dada nya.

"PD gila lu kudanil udah lah gue nyari anak kodok dulu." Drizzle langsung pergi dari hadapan Daniel dan geng nya.

Pada awalnya, Drizzle mencari ke kantin namun Alex tak ada disana ia terus mencari Alex kesana kemari tetap saja ia tak menemukan nya. Hanya ada satu tempat yang belum ia kunjungi yaitu rooftoop. Drizzle langsung pergi ke rooftoop dan saat sampai disana, ia melihat Alex yang dengan santainya membaca komik Naruto.

Drizzle langsung menghampiri Alex dan merebut komik yang sedang asyik di bacanya. "Lo tuh ya gue cariin ternyata ada disini!!! Lo tau gx ini masih jam sekolah lagipula tadi Bayu kan udah bilang gx boleh keluar kelas!!!" omel Drizzle panjang lebar namun tak di tanggapi oleh Alex.

"Balikin komik gue drigen!!! Gue gx suka pelajaran sosiologi paham lagian di rooftoop gue bisa tenang." jawabnya dengan penuh penekanan.

"Gue gx pernah masalahin klo Lo bacanya pas istirahat lah ini masih jam pelajaran ayo balik ke kelas." tanpa aba aba Drizzle langsung mencekal rambut Alex dan menyeretnya kembali ke kelas.

Alex berusaha melepaskan tangan Drizzle dari rambutnya bukan karna sakit namun karna malu. Bagaimana tidak malu, banyak sekali yang melihat nya dan mentertawakan diri nya.

"Bhahaha.... Kasian bener si Alex"

"Berani bener berurusan sama Drizzle"

"Drizzle cantik cantik galak bor"

"Apa kabar dengan rambut Alex???"

"Wuish... Tontonan gratis nih"

"Si Alex cari mati sama adiknya Daniel"

Kira kira seperti itulah ocehan ocehan para murid di balik jendela maupun yang di luar kelas. Sekuat apapun Alex memberontak, tangan Drizzle lebih kuat darinya dan mau tidak mau ia harus mau di permalukan oleh beo sialan ini.

Mereka sekarang telah sampai di depan kelas, Drizzle menyuruh Alex untuk masuk terlebih dahulu karna ia takut jika duluan masuk Alex akan kabur kembali.

Drizzle berjalan dengan menghembuskan nafas nya. Saat ingin duduk, tak sengaja matanya tertuju pada jam dinding yang di pasang di depan kelas. 15 menit lagi istirahat dan ia blm mengerjakan tugas sosiologi. Drizzle menatap Alex tajam sepertinya ia ingin memangsa orang yang ada di hadapannya.

Drizzle mengepalkan kedua tangannya dan menatap Alex dengan tatapan tajam. "Gara gara Lo ya gue blm ngerjain tugas heuh!!!" ucap nya greget. Alex menjulurkan lidahnya seraya meledek Drizzle.

"Yaudah sih tinggal di rumah aja ngerjain nya susah amat dasar drigen minyak." Alex bener bener membuat Drizzle naik pitam. Melihat mereka berdua yang ribut akhirnya Bayu melerai mereka.

"Udah Driz klo gx selesai boleh di kerjain di rumah." ucap nya sambil memisahkan mereka.

Drizzle menghela nafasnya. Ia lega karna tugas nya bisa di kerjakan di rumah. Benar apa yg di katakan teman temannya bahwa anak baru itu membuat dirinya darah tinggi.

"Tuh denger bisa di kerjain di rumah." teriak Alex tepat di telinga Drizzle.

"Gue gx budeg yaaa." Drizzle berteriak kembali di telinga Alex.

Semua murid yang ada di kelas tertawa melihat Drizzle dan Alex ribut. Baru kali ini mereka melihat Drizzle yang bawel. Drizzle memang terkenal dengan kata galak namun tak pernah se cerewet ini.

"Dasar drigen minyak." ledek Alex lalu memalingkan mukanya dari Drizzle.

"Dasar sapu ijuk." balas Drizzle sengit.

Alex berbalik menatap Drizzle dengan tatapan tak percaya. "What??? Apa Lo bilang??? Ganteng ganteng gini di bilang sapu ijuk dasar drigen minyak!!!" ucap nya tak terima karna di bilang sapu ijuk oleh Drizzle.

"Yakali rambut kek sapu ijuk aja ngaku ganteng wleee." ledek nya lalu bangkit dari duduknya dan mengajak teman temannya ke kantin.

Ya,, 15 menit tadi Drizzle habiskan untuk berdebat dengan sapu ijuk alias Alex. Dan sekarang waktu istirahat telah tiba. Cacing cacing di perut Drizzle telah melakukan demo meminta makan.

Drizzle dan teman teman nya langsung pergi ke kantin untuk memesan makanan. Begitu pula dengan Alex dan teman teman nya. Ya sekarang Alex sudah mempunyai teman.

Saat Drizzle sedang berjalan membawa bakso tiba tiba saja ada yg menabrak nya sehingga membuat bakso nya tumpah. Drizzle mendongak ke atas dan ternyata lagi lagi sapu ijuk yang berbuat ulah.

"Lo ya nyebelin amat ganti rugi sekarang!!!"  Drizzle tak peduli dengan orang orang melihat nya di kantin.

"Ogah amat gue ganti rugi udah ya gue laper bye drigen." Alex melangkah kan kakinya meninggalkan Drizzle yang masih mematung.

"Dasar sapu ijuk mati ae Lo sono." Drizzle langsung duduk dan meneguk teh botol nya

Dengan hati yang masih kesal akibat Alex ia hanya diam saja padahal teman temannya mengajak Drizzle mengobrol. Saat sedang kesal kesalnya tiba tiba Daniel datang membawa bakso, coklat dan teh botol untuk Drizzle.

"Dek,, nih gue bawain bakso coklat dan teh botol di makan ya,, gue ke tempat gue dulu bye bye drigen bin beo." Daniel melangkahkan kakinya meninggalkan Drizzle

Drizzle memakan bakso pemberian Daniel. Kakaknya tau sekali apa yang bikin mood nya balik kembali yaitu coklat. Setelah menghabiskan semangkuk bakso, Drizzle langsung memakan coklat pemberian Daniel tadi dan jangan lupakan roti yang ia bawa tadi pagi huh nafsu makan Drizzle seketika naik saat sedang kesal.

*

Bel pulang telah berbunyi. Daniel pun sudah berdiri di depan kelas Drizzle. Ia lupa belum meminta izin dari Daniel bahwa hari ini ia akan pergi ke mall bersama teman temannya. Drizzle dan teman temannya segera keluar dari kelas nya. Saat Drizzle ingin keluar kelas, ia berebut pintu dengan Alex. Hingga perkataan Daniel lah yang membuat mereka  berhenti memperebutkan keluar kelas terlebih dahulu.

"Kalian tuh ya,, ntar jodoh baru tau rasa." ucap Daniel bersedekap tangan

Drizzle dan Alex saling tatap muka satu sama lain. "Gua jodoh sama dia??? Ogah!!!" ucap nya berbarengan lalu Alex mundur ke belakang memberikan kesempatan Drizzle untuk keluar kelas.

Sekarang Drizzle telah berada di luar kelas. Tanpa berlama lama lagi, ia langsung meminta izin pada Daniel untuk pergi ke mall bersama teman temannya.

"Bang,, Lo pulang duluan aja gue mau ke mall sama temen temen gue." ucap Drizzle pada Daniel.

"Yaudah hati hati,, pulang nya jangan terlalu sore." Daniel berpesan pada Drizzle lalu pergi meninggalkan adiknya.

"Ayo guys ke mall." ajak Drizzle yang di angguki oleh teman temannya.

Mereka semua pergi ke mall. Teman temannya akan membeli baju ketika sudah sampai di mall berbeda dengan Drizzle  yang akan berkunjung ke toko buku. Drizzle dan buku itu tidak bisa di pisahkan. Tak hanya dengan teman temannya,, saat ia di ajak oleh keluarga nya ke mall pun ia pasti akan memilih pergi ke toko buku di banding ke toko baju.

Sekarang mereka telah sampai di parkiran mobil sebuah mall terkenal di Jakarta. Drizzle dan yang lain pun keluar dari mobil dan melangkah kan kakinya masuk ke dalam mall.

Drizzle memperlihatkan senyum sumringah nya ketika masuk ke dalam mall. Ia sengaja berjalan di belakang karna nantinya ia akan memisahkan diri dari teman temannya. Ketika teman temannya telah melangkah jauh, kini Drizzle mulai melangkahkan kakinya mencari sebuah toko buku.

Sekarang Drizzle berdiri tepat di depan pintu masuk ke toko buku Al barokah. Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam toko buku. Drizzle berjalan mengelilingi rak buku yang di isi penuh dengan buku, novel, komik, dan masih banyak lagi. Saat Drizzle sedang berjalan, matanya tiba tiba tertuju pada sebuah rak yang menyediakan berbagai novel. Ia langsung menyambar ke tempat novel tersebut. Ia melihat lihat novel yang tersedia di toko buku ini hingga akhirnya ia menemukan novel yang membuat nya jatuh hati. Saat ingin mengambil novel itu, ia kalah cepat dengan tangan kekar milik Alex. Ya itu adalah Alex.

Drizzle tak menyangka bahwa akan bertemu dengan Alex di toko buku ini. Sekarang ia ingat bahwa Alex sangat menyukai komik. Namun mengapa ia berjalan ke arah tempat novel??? Bukankah tempat komik ada di sebelah kiri ujung??? Saat Drizzle ingin mengambil novel, tiba tiba saja tangan kekar milik Alex menyerobot novel tersebut dan sekarang sudah ada di tangannya.  Drizzle mencoba untuk mengambil novel yang ada di tangan Alex.

"Lo apa apaan sih kan gue dulu yang nemuin ini." ucap Drizzle seraya meraih novel yang ada di tangan Alex

"Bodo amat kan gue yang megang duluan." Alex mengambil paksa novel yang telah ada di tangan Drizzle.

"Heh sapu ijuk novel kan banyak Lo tinggal ambil lagi aja apa susahnya sih??" Drizzle berusaha untuk mengambil novel di tangan Alex.

"Drigen minyak dengerin gue ya,, gue udah suka sama nih novel jadi Lo yang harus ngalah." Alex masih tetap menahan novel yang di pegang nya agar tak jatuh ke tangan Drizzle.

"Dasar sapu ijuk gx mau ngalah heuh."

"Lo drigen minyak."

"Sapu ijuk."

"Drigen minyak."

Alex dan Drizzle saling tatap dengan tatapan sengit. Mereka ribut di toko buku hingga mengundang pembeli lain nya untuk menonton mereka. Melihat Drizzle dan Alex yang ribut, petugas toko buku pun langsung melerai mereka.

"Hey kalian berdua jangan pacaran disini jika akhirnya harus ribut!!!! Kalian mengganggu pembeli yang lain tau tidak." gertak petugas toko.

"Dasar sapu ijuk kepala batu!!!" Drizzle keluar dari toko buku itu dan meninggalkan Alex.

"Dasar drigen minyak bawel cem burung beo!!!" teriak Alex lalu ikut keluar dari toko buku tersebut.

Saat Drizzle sedang berjalan dengan hati yang dongkol, tiba tiba saja hp nya berbunyi dan menyebabkan ia harus berhenti mendadak. Drizzle merogoh saku rok sekolahnya dan mengambil ponselnya.

Jack is calling

"Halo apaan dah"

"..."

"Lagi di area toko buku"

"..."

"Iye iye gue kesana sekarang"

"..."

"Nama gue Drizzle bukan drigen ya kojack"

Drizzle langsung mematikan telfon nya dan berjalan kearah dimana teman temannya berada. Ia mempercepat langkahnya agar teman temannya tak terus mengomel karna dirinya telat.

Sekarang Drizzle telah sampai di tempat teman temannya menunggu. Drizzle meneguk Saliva nya saat melihat ekspresi mereka. Seperti harimau yang ingin memakan mangsanya.

"Oy drigen minyak lu tuh ya masuk mall bareng eh malah ngilang." omel Anis pada Drizzle dan yang diomeli hanya nyengir kuda

"Sorry elaah,, tadi gue ke toko buku niat mau nyari novel eh malah ketemu sapu ijuk." jelasnya dengan nada kesal.

"Sapu ijuk??? Siapa???" tanya mereka bingung.

"Siapa lagi kalo bukan Alex nyebelin dah gua tuh anak bikin darah gue naik." ucap nya. Sepertinya Drizzle benar benar bad mood dan teman temannya langsung mengajak Drizzle pulang.

Sekarang mereka telah sampai di rumah Drizzle yang luas dan mewah bak istana. Satpam yang tau bahwa mobil Dino akan masuk pun segera membuka pintu pagar nya. Dino mengarahkan mobilnya ke dalam dan memarkirkan mobilnya di garasi rumah Drizzle. Hari ini mereka berniat untuk menginap di rumah Drizzle karna ingin mengerjakan tugas sosiologi yang belum selesai.

Drizzle dan yang lain keluar dari mobil dan segera masuk rumah. Dilihatnya Arkan dan Haris yang  ribut karna memainkan PS. Drizzle melihat ke penjuru ruangan namun tak menemui keberadaan ayah nya. Arkan yang tau bahwa adiknya sedang mencari Richard segera memberi tahu bahwa Richard pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis.

Arkan menoleh ke arah Drizzle. "Ayah gx ada di rumah sayang,, ayah pergi ke London untuk urusan bisnis." ucap Arkan lalu kembali fokus pada PS nya.

Drizzle menganggukkan kepala nya namun seketika berubah menjadi teriakan yang membuat semua orang kaget atas teriakan drigen minyak.

Drizzle berteriak saat tersadar bahwa Richard pergi ke luar negeri. "Whaaat??? Kenapa ayah gx bilang Drizzle duluuuu iih sebel sebel sebel." teriak  Drizzle sambil menghentakkan kakinya.

Daniel yang merasa tidurnya terganggu oleh teriakan Drizzle akhirnya bangun dan menoyor kepala adiknya. "Oy drigen minyak berisik tau kagak ini rumah bukan hutan!!! Untung gue gx jatoh heuh!!!" Daniel melanjutkan tidurnya kembali sedangkan Drizzle kini sedang di tatap oleh banyaknya harimau. Daripada ia menjadi santapan para harimau mending sekarang ia bersiap siap untuk kabur.

Drizzle langsung berlari ke atas dan segera masuk ke kamarnya agar tak menjadi santapan para harimau di ruang tamu. Teman temannya langsung menyusul Drizzle ke kamar.