Chapter 5 - Dihukum

Alex langsung duduk dan mengambil buku sosiologi milik Drizzle dari tas nya kemudian menyalin semua jawaban Drizzle ke bukunya. kali ini Drizzle harus mengalah karna sekuat apapun Drizzle meminta buku sosiologi nya, Alex lebih kuat daripada Drizzle.

Drizzle menghela nafasnya lalu mengambil novel dan membacanya hingga waktu istirahat tiba.

*

Sekarang, Drizzle dan teman temannya sudah berada di kantin. mereka mendapatkan tempat duduk di sebelah kanan tempat duduk Daniel.

Rafi yang merupakan teman dari Daniel langsung menghampiri Drizzle yang sedang mengobrol dengan Riska dan Sinta.

"Neng Drizzle." panggilnya. Drizzle menoleh ke arah sumber suara itu lalu senyum.

"Eh kak Rafi,, ada apa ya??" tanya nya dengan sopan.

"Gx ada apa apa kok cuma mau liat wajah neng Drizzle lebih dekat aja." semua yang ada di situ langsung menyoraki kata 'cie' pada Drizzle.

Daniel yang tak terima adiknya di godai oleh buaya cap kakap itu langsung menghampiri Rafi dan menarik telinga temannya ini.

"Eeh enak aja Lo ya godain putri kecil gue,, gx gx!! balik Lo ke tempat atau makanan Lo gue abisin." ancam Daniel. Rafi yang mendengar ancaman itu langsung meneguk Saliva nya dan kembali ke tempat nya semula.

Drizzle hanya tertawa kecil melihat tingkah laku kakaknya dan temannya itu. huh ada ada saja mereka.

Noval yang melihat Drizzle tertawa merasa bahagia, bagaimana tidak tingkah Daniel dan temannya itu sudah membuat Drizzle ceria kembali.

di lain tempat tepatnya di sebuah taman dekat rumah Drizzle ada seorang pria yang sedang bercanda ria bersama wanita. pria itu adalah Devan. ya, sekarang Devan sedang berada di taman bersama seorang wanita. nampaknya mereka sangat bahagia.

Haris yang tak sengaja melihat Devan sedang bersama wanita lain segera mengambil foto secara diam diam dan mengirimkan nya pada Arkan.

Arkan tak kuasa menahan emosinya saat melihat kiriman foto dari Haris. Devan memang tak punya hati bagaimana bisa ia berduaan dengan wanita lain sedangkan dirinya masih menjalin hubungan dengan Drizzle??? Arkan pun tak habis pikir dengan adiknya yang masih terus mempertahankan cowok seperti Devan.

*

Teet ... teet ... teet ...

bel masuk berbunyi tanda waktu istirahat telah habis dan seluruh siswa siswi di wajibkan untuk masuk ke kelas nya masing masing. Drizzle dan teman temannya segera memasuki kelas begitupun dengan Alex.

Jam pelajaran kali ini merupakan jam pelajaran yang menegangkan bagi siswa dan siswi dikarenakan guru yang mengajar pelajaran sejarah adalah guru killer.

Kelas Drizzle nampak sepi tak ada yg mengobrol satu pun mereka fokus mendengarkan apa yang di jelaskan oleh pak Yanto selaku guru sejarah terkecuali Alex. Ya sekarang Alex sedang berada di alam bawah sadar nya tak mempedulikan ocehan pak Yanto.

Drizzle sudah mencoba untuk membangunkan Alex namun usahanya tak berhasil hingga akhirnya Pak Yanto menghampiri Alex dan langsung menarik telinga nya membuat Alex kaget.

"Eh woy drigen!! Lo apa apaan sih main tarik telinga gue aja" racau Alex tanpa melihat siapa yg menarik telinga nya.

Pak Yanto menggelengkan kepalanya. enak saja dirinya disebut drigen.

"Hay kamu ngatain saya drigen hah???" suara menggelegar itu membuat Alex kaget dan melihat ke arah sumber suara.

"Eh bapak hehe ... engga kok siapa yang bilang bapak drigen." ucapnya sambil tertawa kecil.

"Kamu pikir telinga saya bermasalah??? Telinga saya masih sehat ya!!! kamu sekarang berdiri di depan kelas gx ada alasan!!!" Pak Yanto berjalan mendahului Alex.

Dengan langkah yang malas, Alex mau tidak mau maju ke depan mengikuti langkah kaki pak Yanto dan berdiri di depan kelas untuk menjalani hukuman. Alex menatap Drizzle dengan tatapan mematikan sedangkan yang di tatap memberikan senyum miring.

*

Bel pulang telah berbunyi 10 menit yang lalu,, di luar sudah ada Daniel yang setia menunggu adiknya keluar dari kelas nya. Daniel memainkan ponselnya agar tak bosan. Drizzle yang tau bahwa ada Daniel di luar pun berfikir untuk mengageti nya.

Drizzle berjalan dengan mengendap ngendap saat tepat berada di belakang kakaknya, ia langsung mengagetinya.

"Hayooo chat sama siapaaaa." ucapan nya membuat Daniel terlonjak kaget dan reflek melempar ponsel yang sedang di pegang nya

"Eh ayam ayam copot ya Allah hp gue." Daniel langsung mengambil hp nya yang terjatuh.

Drizzle yang melihat kakaknya latah tertawa terbahak bahak di ikuti oleh teman temannya. mereka tak menyangka bahwa Daniel latah. Daniel menatap adiknya dengan geram.

"Drigen minyak ganti rugi!!! hp gue rusaaak." teriak Daniel.

"Mana gue liat."

Daniel langsung menyodorkan ponselnya pada Drizzle. Drizzle mengamati setiap inci benda pipih itu. tak ada yang rusak

"Alay lu orang gx ada yg rusak juga udah ah ayo pulang cape gue." Drizzle melangkahkan kakinya meninggalkan Daniel yang  masih mematung.

Daniel dan Drizzle pun akhirnya pulang begitu pun dengan teman temannya. sekarang mereka sudah ada di rumah. mereka berdua masuk ke rumah berbarengan untung saja pintu rumah nya lebar.

Drizzle langsung melangkahkan kakinya ke atas ntah mengapa hari ini ia merasa sangat lelah sedangkan Daniel melangkahkan kakinya ke arah sofa ruang tamu dan segera duduk di sofa.

Arkan dan Haris menghampiri Daniel yang sedang duduk.

"Niel,, Daniel." panggil mereka

"Napa bang???" tanya Daniel dengan tangan yg masih menyeka keringatnya.

"Liat ini." Arkan menunjukkan sebuah foto pada Daniel

Daniel yang geram melihat foto tersebut langsung memeras kerah baju Haris yang membuat empunya berteriak.

"Woy kesel sih kesel baju gue jangan di remas kusut ntar." teriaknya tepat di telinga Daniel

"Sorry elaah gx sengaja gue." ucapnya

"Gx habis fikir gue sama Devan,, mau nya apa sih tuh anak!!! di kasih hati minta jantung." Arkan sangat geram pada Devan.

Berbeda dengan Arkan yang sedang membicarakan Devan, di kamar Drizzle terduduk lemas di kursi. lelah, itulah yang ia rasakan sekarang.

Drizzle mengambil ponselnya di dalam tas kemudian ia membuka Instagram nya. matanya terbelalak saat melihat postingan Devan dengan cewe lain. hatinya sakit seperti di tusuk beribu ribu jarum matanya kini memanas dan akhirnya mengeluarkan air mata.

"Salah aku apa Dev?? kurang apa aku ke kamu??? kenapa kamu tega khianati aku??? aku sangat mencintaimu aaargh aku benci kamu Devan!!!!" ucap Drizzle dalam hati.

Drizzle mematikan data seluler nya agar terputus dari semua sosial medianya. ia menyimpan kembali ponselnya di atas meja lalu berjalan ke arah kasurnya dan tidur.

*

Alex memasuki pekarangan rumah nya yang luas dan segera memarkirkan motornya di garasi. ia melangkahkan kakinya masuk ke rumah.

"Assalamualaikum." teriaknya.

"Waalaikum salam,, tumben kamu ngucap salam." komentar dari seorang lelaki paruh baya yang masih sibuk membaca koran. beliau adalah Cahyo papah Alex.

Alex tak percaya bahwa papah nya akan pulang hari ini. ia pun berlari menuju papah nya yg sedang duduk

"Papaaah ih Alex kangen banget." ucapnya lalu memeluk Cahyo. disaat Alex memeluk papah nya, tiba tiba saja terdengar suara tangisan dari seorang anak kecil siapa lagi jika bukan Adel adik dari Alex dan Brian.

"Hiks hiks hiks i... itu papah Adel hiks A.. Abang sana." tangisnya di pelukan sang ibu.

"Ini kan papah Bang Alex 😝😝" ledek Alex pada adik nya membuat Adel semakin menjadi nangis nya.

"Alex!!! kamu ini hobi sekali membuat adikmu menangis!!! sst udah ya sayang sini sini sama papah." Cahyo langsung menggendong Adel

Alex hanya tertawa tanpa rasa bersalah dan langsung pergi ke atas lalu masuk ke kamarnya.

Alex berjalan ke arah nakas yang terletak di samping tempat tidur nya kemudian ia membuka laci nakas tersebut. terpampang jelas sebuah foto dirinya dan mantan kekasihnya. seketika air mata Alex jatuh dari pelupuk matanya.

Alex teringat saat kejadian Andien memutuskan hubungan dengan nya tanpa alasan yang jelas. hatinya sakit nafasnya pun sesak. Alex memandang sendu foto tersebut.

"Semoga kamu bahagia ya,, aku ikhlas jika kau meninggalkanku." ucapnya lalu menutup kembali laci nakas tersebut.

Alex merebahkan tubuhnya di atas kasur berukuran big size matanya pelan pelan terpejam.

Pukul 17.00

Drizzle terbangun dari tidurnya dan segera melirik jam yang terletak di atas nakas. Matanya berhasil membulat saat melihat jam berapa sekarang. Drizzle langsung bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan segera melaksanakan sholat.

Sama hal nya seperti Drizzle, Alex pun bangun dari tidurnya dan segera melaksanakan sholat.

Setelah sholat, Drizzle turun ke bawah untuk menemui kakak kakaknya. Ia mempercepat langkahnya menuju ruang tengah yang dimana ada ketiga abangnya yang sedang berkumpul.

"Hay hay hay abang Abang ku yang ganteng ganteng tapi boong." ucapnya yang mendapatkan tatapan sinis dari ketiga abangnya.

"Dek,, mau pake apa?? Sapu?? Pisau?? Atau sendal???" tanya Arkan geram.

"Pake perasaan boleh kali ya."

"Yeee drigen minyak,, perasaan gx ada di pilihannya!!! Yang ada aja ngapa." ucapnya kesal.

"Hehe canda bang Niel." Drizzle menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Dasar drigen minyak." sindir Daniel

"Kudaniel." balas Drizzle.

Mereka berdua saling tatap membuat kedua kakak nya menggelengkan kepala. baik Arkan maupun Haris bingung mengapa Drizzle dan Daniel tidak pernah akur.

"Kalian tuh ya gx pernah akur herman deh." ucap Haris.

"Hehe... biarpun kita gx pernah akur tapi akoeh selalu sayang bang Niel." ucapan Drizzle barusan membuat ketiga kakaknya bergidik ngeri.

"Dek,, please gx usah alay." ucap Daniel yang di hadiahi pukulan dari Drizzle.

"Kalian nyebelin!!!"

Drizzle pergi meninggalkan mereka bertiga. Drizzle melangkahkan kakinya ke arah taman. mungkin disana ia bisa menenangkan pikiran nya.

Drizzle berjalan dengan bersenandung ria ya meskipun hatinya sedang tidak baik baik saja.  Drizzle duduk di kursi taman dengan tatapan ke depan. air matanya kembali mengalir. mengapa bisa dirinya sangat mencintai Devan??? sedangkan Devan sendiri sering membuat dirinya menangis.

"Aaarrgh.... gue benci Lo Devan!!! kenapa bisa gue se cinta ini sama Lo!!!" racau nya.

ice cream.....  ice cream

Drizzle yang mendengar suara penjual ice cream langsung mencari dimana asal suara itu. yupz tepat di sebrang jalan. Drizzle berlari ke arah sang penjual ice cream itu dan langsung memesan 2 ice cream rasa coklat.

Saat ingin mengambil ice cream nya lagi lagi Alex mengambil apa yg ingin di ambil Drizzle dan itu membuat Drizzle kesal.

"Lo gx ada uang ya?? sampe sampe ngambil punya gue terus,, waktu itu bubur sekarang ice cream!!!" ucap Drizzle dengan suara yg parau karna habis menangis.

Mendengar suara Drizzle yang parau, membuat Alex mengembalikan ice cream nya. se bad boy nya Alex, ia masih punya hati tak tega rasanya jika melihat seorang wanita menangis.

"Yaudah nih gue balikin,, bye drigen minyak 😝😝😝" ucapnya seraya memberikan ice cream pada Drizzle lalu pergi meninggalkan nya.

Setelah membayar ice cream, Drizzle kembali duduk di tempat semula. ia terus memakan ice cream itu hingga abis tanpa tersisa.

Drrt... drrt... drrt...

Hp Drizzle berdering. ia langsung melihat siapa yang menelfon nya. tampak sebuah nama Arkan di depan layar ponsel nya.

bang Arkan

"Halo knpa Bang???"

"..."

"Di taman, knpa??"

"..."

"Iya-iya aku pulang"

pip

Sambungan telfon di tutup. ia segera pulang ke rumah takut ketiga kakaknya khawatir. Drizzle menghapus air mata nya terlebih dahulu sebelum masuk rumah.

Brak!!!

Suara pintu di buka dengan kasar membuat ketiga kakaknya terlonjak kaget. mereka menoleh ke arah sumber suara itu.

"Adeeeeee iiih kasian pintu nya ntar klo kenapa napa gimana???" tanya Haris yang masih memegangi dadanya.

"Iih kok jadi kasian sama pintunya sih??? KAN YANG JADI ADIK KALIAN ITU AKUUUU!!!"  teriak nya. semua kakaknya menutup telinga karna teriakan Drizzle.

Haris bangun dari posisi duduknya lalu berjalan menghampiri adiknya yang masih berdiri. saat mereka sudah dekat, Haris langsung menjitak kepala adiknya.

"JANGAN TERIAK TERIAK YA PINTERNYA ABANG!!!"  Abang nya ini bagaimana,, menyuruh Drizzle untuk tidak teriak namun sendiri nya berteriak huh!!

"Yeee nyuruh gx teriak malah sendirinya teriak gimana sih." omel nya sambil mengerucutkan bibirnya membuat semua kakaknya terkekeh.

"Hehe... maaf dek Abang reflek." ucap nya sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Yaudah klo gtu Ade ke kamar dulu ya." Drizzle langsung berjalan ke arah kamarnya.

Sesampainya di rumah, Alex langsung pergi ke kamar nya. tiba tiba saja otak nya di penuhi dengan wajah gadis galak + cerewet seperti Drizzle. Drizzle yang sekarang berbeda. ia seperti sedang galau.

"Aaargh otak gue udah gx waras." ucapnya sedikit berteriak.

Alex merebahkan tubuhnya ke atas kasur bayang  bayang wajah Drizzle yang sedang menangis pun masih terbayang jelas.

*

Pukul 23.00

"Hoaaam ngantuk nih gue,, tidur ah." Drizzle menutup matanya.

Belum juga satu menit ia menutup mata, tiba tiba saja di kagetkan dengan lampu kamar yang mati secara mendadak. Drizzle bangun dari tidurnya dan segera berjalan menggerayangi tembok agar tidak menabrak. Drizzle membuka pintu kamar nya dan......

"Huaaaa setaaan ampun tan maap klo gue punya salaaah huaaaa abaaang tolongin Drizzle bang ada setan jelek disini." teriak nya.

Berbeda dengan Drizzle yang ketakutan, ketiga kakaknya nya malah menahan tawa di atas penderitaan adiknya.

"Drizzle.... hihihi.... aku ingin memakan mu...." ucap Daniel yang mengikuti suara kuntilanak.

"A... ampun tan hiks hiks hiks." Drizzle meminta ampun dengan suara bergetar dan akhirnya menangis.

Mendengar Drizzle yang menangis, ketiga kakaknya segera menyalakan lampu dan meminta maaf pada Drizzle.

"Dek jangan nangis,, maaf ya tadi kita cuma bercanda." Arkan langsung memeluk Drizzle.

"KALIAN SEMUA NYEBELIN TAU GX!!! UDAHLAH MAU TIDUR BYE." Drizzle meninggalkan ketiga kakaknya dengan hati yang dongkol.

*

Pukul 06.30

Arkan sedari tadi membangunkan Drizzle, namun usaha nya tak pernah berhasil. ia bingung harus bagaimana lagi membangunkan adiknya. ia seketika menyesal sudah membuat Drizzle telat bangun karna ulahnya tadi malam. mau gimana pun juga Arkan harus tetap membangunkan Drizzle.

"Deek bangun sayang, ini udah jam setengah tujuh." ucapan Arkan membuat Drizzle kaget dan langsung pergi ke kamar mandi sementara Arkan pergi ke ruang makan.

Setelah siap, Drizzle segera pergi ke ruang makan menemui kakaknya. eits, kalian jangan berfikir Drizzle tidak marah atas perlakuan kakaknya justru sekarang Drizzle sedang mengerjai balik kakak nya dengan cara mogok bicara.

Setelah sampai di ruang makan, Drizzle segera mengambil roti lalu di balut dengan coklat lalu meminum susu. setelah selesai, Drizzle pergi tanpa pamit pada ketiga kakaknya. tenang meski tanpa pamit pada ketiga kakaknya, Drizzle sudah berpamitan pada ayahnya. ya, tadi saat Drizzle makan roti, ia mengirim pesan pada Richard untuk pergi ke sekolah dan menceritakan semua nya.

Drizzle berjalan meninggalkan ketiga kakaknya. sebelumnya ia sudah memesan taxi online sehingga sekarang bisa langsung berangkat ke sekolah.

Jakarta. kota yang diidentikkan dengan kata macet seperti sekarang Drizzle tengah terjebak macet di lampu merah. sesekali ia melirik jam yang melingkar di tangan nya. 06.45 dan 15 menit lagi bel masuk berbunyi. Drizzle menghela nafas panjang sepertinya ini adalah hari sial baginya. bangun kesiangan, terjebak macet di lampu merah yang masih jauh dengan sekolah nya dan mungkin saja nanti akan di hukum berdiri di depan tiang bendera.

Sekarang Drizzle telah sampai di depan gerbang SMA Nusa Bakti yang sudah tertutup. lagi lagi Drizzle membuang napas nya dengan kasar. Drizzle berusaha untuk memohon pak satpam untuk membukakan pintu gerbang tapi usahanya sia sia pak satpam kekeuh tidak mau membukakan pintu gerbang tanpa izin dari guru BK.

Drizzle menghentakkan kakinya kesal. ini semua gara gara ketiga kakaknya heuh!!! saat Drizzle sedang menghentakkan kakinya, Alex muncul dari belakang membuat Drizzle kaget.

"Lo ngapain sih hentakin kaki kek anak kecil gx di kasih permen tau gx." ucap Alex lalu memalingkan wajahnya.

Drizzle menoleh ke arah sumber suara tersebut dan nampaklah seorang Alex Cahyo Nugroho yang terkenal dengan kepintaran nya telat sekolah.

"Iih pake nanya lagi,, ya gue kesel lah heuh." ucapnya sedikit nyolot.

"Oh."

"Dasar gila." ucap Drizzle kecil namun masih bisa terdengar oleh telinga Alex.

"Yeee drigen minyak."

"Sapu ijuk."

"Drigen minyak."

"Stoooop kalian ya udah telat pacaran lagi!!! pak bukakan pintu dan biarkan mereka masuk bersama saya." ucap pak Komar tegas.

Pak Komar adalah seorang guru BK yang sangat di takuti oleh semua murid karna ketegasan serta kedisiplinan nya. siapapun yang telat dan melanggar peraturan akan di hukum tak pandang dari keluarga apa

Mereka berdua mengikuti pak Komar ke arah aula yang dimana ada tiang bendera di situ. Pak Komar menatap mereka satu persatu lalu menghela nafasnya.

"Huft.... Drizzle kamu kenapa bisa telat???" tanya Pak Komar pada Drizzle yang menunduk karna takut.

"Ma... Maaf Pak saya kesiangan dan tadi terjebak macet." jelas nya.

"Mengapa bisa??? sedangkan kakak kmu Daniel tidak telat??" tanya nya menyelidik.

Tentu saja Daniel tidak telat, dia saja berangkat menggunakan motor sedangkan Drizzle menggunakan taxi online.

"Bang Daniel berangkat menggunakan motor Pak sedangkan saya menggunakan taxi online." jelasnya lalu menundukkan kepalanya

"Huft... yasudah, kamu Alex knpa telat??" kini Pak Komar beralih pada Alex

"Jalanan macet Pak." jawabnya santai

Santai??? Alex masih bisa santai disaat situasi seperti ini??? benar benar cowo aneh untung saja pintar

Pak Komar memijat pelipisnya lalu menatap mereka berdua.

"Baiklah sebagai hukuman nya kalian harus berdiri di depan bendera sampai jam istirahat dan jangan pernah coba coba untuk kabur." ucap Pak Komar lalu pergi.

Berdiri di depan bendera sampai jam istirahat dan di temani oleh sapu ijuk merupakan hal yang paling menyebalkan. aish mengapa harus Alex yang menemani nya. aaargh mengapa pula dirinya telat huh memalukan reputasinya sebagai keamanan kelas yang disiplin hancur karna ulah kakaknya.

Drizzle dan Alex hormat bendera di bawah teriknya matahari. meski ini masih pagi namun seperti nya matahari sedang berbahagia maka dari itu ia memancarkan cahaya yang begitu terik.

Keringat dingin mulai keluar dari tubuh Drizzle. sesekali ia menyeka keringat itu. panas, itu yang ia rasakan sekarang sudah jatuh tertimpa tangga pula itulah pepatah yang cocok untuk menggambarkan Drizzle sekarang.

Waktu terus berjalan tinggal setengah jam lagi mereka menjalankan hukuman. Drizzle melihat Alex sekilas nampak nya Alex sangat santai menjalankan hukuman ini.

Tubuh Drizzle yang semula tegap tiba tiba saja goyah membuat Alex kaget dan menahan tubuh Drizzle agar tak jatuh.

"Lo gpp??" tanya Alex.

"Gpp kok santai." jawab nya sambil meneguk Saliva nya.

Drizzle dan Alex melanjutkan hukuman nya kembali hingga pada akhirnya....