Chereads / an encounter that ends in treason / Chapter 4 - Kelas berasa pasar

Chapter 4 - Kelas berasa pasar

Drizzle langsung berlari ke atas dan segera masuk ke kamarnya agar tak menjadi santapan para harimau di ruang tamu. Teman temannya langsung menyusul Drizzle ke kamar.

"Uy drigen!!! Tanggung jenab Lo ya heuh kuping gua pengang ini!!" ucap  Jack sedikit berteriak.

"Hehe... Ya maap kagak sengaja gue." Drizzle hanya nyengir pada teman teman nya.

Teman temannya hanya bisa menggelengkan kepalanya atas perlakuan sahabat satu nya ini. Untung saja sahabat jika tidak Drizzle akan mereka jadikan perkedel kentang.

Mereka semua masuk ke kamar Drizzle dan langsung mengerjakan tugas sosiologi yang belum selesai tadi. Menurut Drizzle dan teman temannya lebih baik langsung mengerjakan tugas daripada menunda nunda tugas yang ada nanti malas dan lupa.

Setelah selesai mengerjakan tugas, mereka semua bersantai di dekat kolam renang sambil meminum jus jeruk dan memakan cemilan.

"Driz,, gue liatin Lo kayanya ribut terus kalo ketemu Alex." ucap Rino lalu memasukkan bolu ke dalam mulutnya.

"Bodo amat gua mah kesel sama dia,, kalian tau??? Dia itu orang yang asal ambil bubur gue pas gua sama bang Daniel lg joging." cerocos Drizzle. Teman temannya ternganga saat mendengar ucapan Drizzle.

"Jadi Lo sebelum nya udah ketemu sama Alex???" tanya Riko penasaran.

"Ya gitu udah napa sih gx usah bahas Alex." seketika Drizzle kesal dengan teman temannya yang membahas tentang Alex.

Drrt... Drrt... Drrt...

Saat Drizzle dan yang lain sedang bersantai, tiba tiba saja hp nya berbunyi dan itu telfon dari kekasih nya. Drizzle langsung mengangkat telfon dari kekasih nya.

Devan is calling

"Halo"

"..."

"Kamu kali yang lupa"

"..."

"Iyalah kan kamu gx ada kabar"

"..."

"Aku udah jelasin kamu kok gx percaya"

"..."

"Kapan kamu bisa percaya"

"..."

"Serah kamu"

Drizzle langsung mematikan ponselnya dan tanpa ia suruh air matanya kini telah lolos jatuh dari pelupuk matanya. Ia kecewa dengan perlakuan Devan yang tak pernah mempercayainya.

Rino langsung mengelus punggung drizzle seraya menenangkan nya. Ia tau betul bagaimana sifat dari Devan.

"Sabar Driz," Rino terus mengelus punggung Drizzle

"Sakit Rin,, jelas jelas gue malming sama ketiga Abang gue tapi dia gx percaya."

Tanpa mereka sadari, tepat di balik jendela ada Haris yang sudah mendengar semua nya. Sebenarnya Haris sudah sangat marah pada kekasih adiknya. Kurang apa lagi Drizzle pada Devan???

Haris melangkahkan kakinya menemui Arkan yang berada di ruang kerjanya untuk memberitahukan masalah ini.

Took... Took... Took...

Haris mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke ruang kerja kakak nya takut jika mengganggu Arkan yang sedang bekerja.

"Masuk." perintah Arkan dari dalam. Haris pun masuk ke dalam ruang kerja Arkan.

"Bang,, Lo tau??? Devan udah bikin Drizzle nangis lagi." ucapnya lalu duduk di kursi.

Arkan meremas sebuah kertas dan.......

Brak!!!

Arkan langsung menggebrak meja nya ia sangat tidak terima jika adik perempuan nya di sakiti oleh lelaki macam Devan. Ingin rasanya Arkan menemui Devan dan langsung menghajarnya namun ia tak bisa karna takut adiknya marah. Lebih baik ia tunggu kabar selanjutnya.

"Kita tunggu kabar selanjutnya kaya gimana karna kita gx mungkin nge labrak Devan karna itu akan membuat putri kecil kita sedih dan marah sama kita." ucap nya pada Haris. Mau tidak mau Haris mengikuti apa yang di perintahkan kakak pertamanya ini.

"Yaudah kalo gitu gue keluar dulu mau ngerjain tugas kuliah." Haris bangkit dari duduknya dan segera keluar dari ruang kerja Arkan.

Berbeda dengan Drizzle yang tengah bersedih, di lain tempat tepat nya di kediaman keluarga Cahyo Nugroho, terdapat dua pasang anak muda yang tengah berebut remote tv. Dia adalah Alex dan kakaknya bernama Revan Cahyo Nugroho. Kurang lebih dari satu setengah jam yang lalu mereka berebut remote tv membuat Aisyah sang ibu pusing tujuh keliling.

"Woy Lex,, gue mau nonton Upin Ipin." teriak Revan tepat pada telinga Alex.

"Heh kutil unta gue lg nonton Spongebob balikin sini remote nya." Alex berhasil mengambil remote yang di pegang Revan

Disaat mereka sedang ribut besar besaran, tiba tiba saja Aisyah meniup peluit dan itu membuat mereka berdua berhenti.

Priiiit!!!

"Stoooop kalian ya setiap hari kerjaannya ribuuut terus!!! Kalian tau?? Adel lagi tidur jika Adel bangun gara gara kalian mamah gx akan segan segan potong uang jajan kalian!!" ucap Aisyah dengan geram karna ulah kedua putranya.

Revan dan Alex langsung diam dan menundukkan kepalanya. Semenit kemudian ia menghampiri ibunya dan langsung meminta maaf pada ibunya.

"Revan minta maaf mah." ucap Revan lalu mencium tangan ibunya.

"Alex juga minta maaf ya mah." kini giliran Alex yang minta maaf dan mencium tangan ibunya.

Aisyah menghela nafas nya dan mengelus pundak anaknya secara bergantian. "Iya mamah maafin,, yaudah sana makan kalian pasti blm makan kan??" ucap Aisyah yang berubah menjadi lembut. Revan dan Alex pun segera berjalan ke ruang makan dan mengisi perut nya masing masing.

*

Pukul 20.00

Jam masih menunjukkan pukul 20.00 namun mata Drizzle sudah 5 Watt. Rasanya hari ini sangat lelah baginya. Drizzle langsung membereskan tas sekolah nya agar esok tak terburu buru.

Drizzle menemui teman temannya yang sedang bermain PS bersama ketiga kakaknya di ruang tengah. Drizzle mempercepat langkahnya. "Guys,, gue tidur dulu ya, ngantuk banget beneran." ucap Drizzle yang di iringi dengan menguap.

"Ok Driz good night babe." jawab Noval dengan mata yang masih fokus pada layar tv.

"Night too." jawab Drizzle sambil berlalu pergi.

Saat Drizzle sudah tak menampakkan diri, teman temannya saling tatap. Sepertinya keadaan Drizzle sangat lah buruk. Mereka semua yang sedang asyik bermain PS menghentikannya sejenak dan langsung bercerita tentang hubungan Drizzle dan Devan.

Sinta dan Riska memutuskan untuk ikut tidur bersama Drizzle. "Bang,, kita tidur duluan ya." pamitnya pada Arkan, Haris dan Daniel. Mereka bertiga menoleh dan menganggukkan kepalanya.

Sinta dan Riska membuka kenop pintu kamar dengan sangat pelan takut yang punya bangun. Riska dan Sinta menatap Drizzle sendu. Tak tega melihat Drizzle seperti ini.

Terkadang jika seseorang sudah dibutakan oleh cinta antara sabar dan bodoh itu tidak ada bedanya.

Tanpa mereka suruh, air matanya lancang turun dari pelupuk matanya masing masing. Drizzle tak pernah sedalam ini untuk mencintai seseorang baru dengan Devan ia seperti ini. Devan memang keterlaluan,, berani beraninya ia menyakiti gadis sebaik Drizzle.

Riska dan Sinta kemudian ikut tidur bersamanya Drizzle. mereka menatap nanar Drizzle yang sedang tertidur. terlihat sangat jelas bahwa gadis itu tidur dengan berlinang air mata.

Dikarenakan takut membuat Drizzle bangun, mereka berdua memutuskan untuk ikut tidur.

Devan Prasetyo. seseorang yang sangat Drizzle sayang dan sangat Drizzle cinta namun Devan jugalah yang selalu membuat Drizzle menitikkan air matanya.

Kisah cinta mereka bermula saat Devan menanyakan sebuah alamat pada Drizzle.

Kala itu, Drizzle tengah meneduh di bawah rindangnya pohon beringin di dekat rumahnya. saat Drizzle sedang fokus membaca novel, tiba tiba saja ada seorang lelaki yang menghampiri nya.

"Permisi, saya mau numpang tanya." ucap Devan pada Drizzle.

Drizzle mendongak ke atas dan mendapati seorang lelaki sedang berdiri dan tersenyum padanya. "Ah iya maaf, mau nanya apa??" tanya Drizzle ramah.

"Ehm... apa kamu tahu alamat ini???" tanya Devan seraya memberikan kertas bertuliskan sebuah alamat.

Jl. kenanga nomor 4

Drizzle melihat alamat itu dengan seksama. setelah itu ia tersenyum pada lelaki tersebut sambil mengembalikan kertas yang di berikan Devan.

"Ouh ini nanti kamu lurus aja terus belok ke arah kiri." jelasnya pada Devan.

"Ok terima kasih,, ehm boleh minta nomor kmu gx??"

Drizzle mengerutkan dahinya. "Buat??"

"Buat tuker kabar."

"Kalo kamu minta nomor aku nanti aku pake apa dong???" tanyanya polos

Devan terkekeh saat mendengar pertanyaan Drizzle. "Hehe.. Kamu tetep pake nomor kamu lah."

"Kan nomor aku udah di minta kamu." ucapnya. Drizzle berusaha menahan tawanya saat melihat ekspresi Devan.

"Iya tapi kan.... iiih." ucap Devan geram.

Drizzle terkekeh saat melihat lelaki yang di depannya kesal kemudian ia meminta ponsel milik pria tersebut.

"Mana sini hp nya."

Devan memberikan hp nya pada Drizzle kemudian Drizzle mulai menyimpan nomornya di hp Devan.

"Nih udah di simpan." Drizzle mengembalikan hp nya pada lelaki itu.

"Oh ya nama kamu siapa??"

"Drizzle."

"Hah?? Drigen??"

"DRIZZLE BUKAN DRIGEN!!!"

Devan menutup telinganya pengang karna teriakan Drizzle barusan.

"GX USAH TERIAK JUGA!!!." Devan berteriak kembali pada Drizzle.

"Bodo amat mau pulang bye."

Drizzle pergi meninggalkan Devan yang masih berdiri melihat Drizzle yang sudah berlalu pergi.

Pagi ini, Drizzle berangkat sekolah bareng teman temannya. sekarang mereka sudah ada di meja makan bersama ketiga kakaknya.

Jam sudah menunjukkan pukul 06.10 Drizzle dan yang lain langsung pamit ke sekolah pada kakaknya sedangkan Daniel, dia akan berangkat sendiri.

Sekarang mereka sudah berada di dalam mobil milik Dino yang sedang melaju ke sekolah nya. tidak berapa lama mereka semua sampai di sekolah. Dino beserta teman teman nya langsung turun dan berjalan ke arah kelas.

"Geng anak sultan datang"

"Iih kok Jack ganteng beutz ya"

"Drizzle cantik tapi sayang dah ada yg milikin"

"Cantik cantik dan ganteng ganteng."

Mungkin seperti itulah celotehan celotehan para murid di sepanjang koridor. mereka terus berjalan tanpa menghiraukan siswa dan siswi yang heboh hingga akhirnya mereka sampai di depan kelasnya. Drizzle segera memasuki ruang kelasnya dan di susul oleh teman temannya.

Dino berjalan ke arah tempat duduknya dan langsung menjatuhkan badannya ke kursi sambil menghela nafasnya. "Fyuh... gila ya tuh di koridor murid murid udah kaya harimau kelaparan aja takut gue." ucapnya

Drizzle menggelengkan kepalanya dan terkekeh atas ucapan sahabatnya ini. ya, memang benar yang dikatakan oleh Dino barusan bahkan Drizzle sendiri pun merasa tak nyaman.

Saat mereka sedang mengobrol tiba tiba masuklah Alex sambil berteriak membuat seisi kelas terlonjak kaget.

"HAY HAY HAY... EVERYBODY GUYS... ALEX YANG PALING TAMPAN DATANG." ucapnya sambil terus berjalan ke arah tempat duduknya.

Teriakan Alex mendapatkan tatapan tajam dari Drizzle namun Alex tak mempedulikan itu. ia tetap berjalan dan tersenyum pada Drizzle.

"Hay drigen minyak bin beo selamat malam." sapanya tanpa rasa bersalah.

Drizzle menatap Alex dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Alex sakit kah??? atau jangan jangan otaknya sudah bergeser??? Drizzle kemudian mengambil penggaris dan langsung memukul tangan Alex.

"Heh nama gue Drizzle!!! gue orang bukan beo dan satu lagi ini pagi bukan malam!!!" ucap Drizzle tegas dan sedikit berteriak.

"Ouh ok deh kalo ini sore." jawabnya sambil manggut-manggut.

Alex kemudian menyimpan tas nya di atas meja dan ia duduk di samping Drizzle. Alex kemudian mengeluarkan komiknya nya dan mulai membacanya. lagi lagi Drizzle memukul Alex dengan penggaris nya membuat sang empunya kesal.

"Lo apa apaan sih main pukul aja." ucap nya

"Lo tuh ya komik terus yg di baca, sosiologi udah blm???" tanya Drizzle geram

Alex kini tersadar bahwa dirinya belum mengerjakan tugas sosiologi. dengan sigap Alex mengambil tas milik Drizzle lalu mengambil buku milik Drizzle dan langsung menyalin jawaban yang ada di buku Drizzle ke buku nya.

Drizzle langsung mengambil paksa buku nya dari tangan Alex.

"Heh kerjain sendiri ngapa!!!" ucap Drizzle sambil berteriak.

"Gue gx ngerti Sosio udah sini gue mau liat jawaban lo tanggung nih." Alex mengambil kembali buku Drizzle dan melanjutkan nulisnya.

"Pokoknya Lo harus ngerjain sendiri enak banget ya gue cape cape mikir semaleman Lo malah nyontek!!!"

"Pelit lu ah."

"Bodo amat heuh."

Semenjak perdebatan tadi keduanya saling diam tak ada satu kata pun yg mereka keluarkan hingga guru bahasa Indonesia datang.

2 jam sudah mereka belajar bahasa Indonesia dan kini bel pergantian mata pelajaran pun berbunyi. guru bahasa Indonesia keluar dari kelas Drizzle dan akan di gantikan oleh guru sosiologi. waktu sudah berjalan selama 10 menit namun Bu Ningrum belum juga masuk ke kelas nya. Bayu selaku ketua kelas langsung mengajak Drizzle untuk menemaninya ke kantor dan meminta tugas.

"Driz,, anter aku ke kantor yu." ajak Bayu pada Drizzle yang sedang membaca novel.

"Lah kok aku?? kenapa gx sama Yuli aja??"

"Yuli males katanya, ayolah."

"Yaudah ayo."

Drizzle bangkit dari duduknya dan menyimpan novelnya di atas meja. mereka segera pergi ke kantor untuk meminta tugas pada guru piket.

Disaat Drizzle dan Bayu keluar, Alex memulai aksinya kembali. Alex dan teman teman nya mengambil sapu dan berdiri di atas meja lalu bernyanyi.

Tarik sis semongko....

Kalau cinta sudah membara

Rindu jadi menggebu-gebu

Janji-janji seribu janji

Janji apel dimalam ini

Pacarku tidak ada dirumah

Malam minggu jadi kelabu

Dalam hati ngomel sendiri

Akhirnya aku pulang pergi

Aku tak mahu

Malam ini kecewa

Ku ambil gitar

Ku panggil teman-temanku...

Suka-suka...

Nyanyi di dalam kelas

Suka-suka...

Joget dipingir jalan

Alex menyanyi dengan sangat lantang ia bergaya seperti penyanyi asli. banyak siswa dan siswi kelas lain yang sengaja datang ke kelas XI IPS 4 hanya untuk menyaksikan konser dadakan serta gratis dari Alex dan kawan kawan nya. beginilah jadinya jika Drizzle keluar kelas. mereka akan mengubah kelas menjadi pasar saat Drizzle sang keamanan kelas tak ada di dalam nya. selain Alex yang mengadakan konser dadakan ada pula yg mengobrol, bermain, tidur dan masih banyak lagi.

Disaat kelas sedang ribut ribut nya, tiba tiba saja Drizzle dan Bayu masuk ke dalam kelas.

Brak!!!

pintu kelas di buka dengan keras oleh Drizzle. semua yang ada di kelas kaget atas ulah nya termasuk Alex dan teman temannya. Alex yang sedang asyik bernyanyi seketika diam saat Drizzle dan Bayu masuk.

"Bagus Lo ya di tinggal bentar aja udah bikin ulah!!! Turun Lo sini." ucap Drizzle sambil berteriak.

"Biar lah lagian ini free." jawab Alex santai.

"Heh sapu ijuk turun Lo." Drizzle mendorong meja yang tengah dinaiki oleh Alex membuat sang empunya kaget dan loncat.

"Lo tuh ya untung gue gx jatuh klo nyungsep😬😬 klo sampe gue nyungsep yg ada kadar ketampanan gue berkurang." ucap nya sangat PD

"Emang lu ganteng???" tanya Drizzle sambil mengamati Alex dari atas hingga bawah

"Jelas dong gue ganteng."

"Ganteng ndasmu." Drizzle memalingkan wajahnya dari Alex dan langsung duduk di tempat nya.

"Driz,, ada tugas gx??" tanya Noval

"Gx ada,, tugas yg kemarin harus di kumpulin sekarang gx ada alasan." ucap nya.

Alex langsung duduk dan mengambil buku sosiologi milik Drizzle dari tas nya kemudian menyalin semua jawaban Drizzle ke bukunya. kali ini Drizzle harus mengalah karna sekuat apapun Drizzle meminta buku sosiologi nya, Alex lebih kuat daripada Drizzle.