Chereads / Devil CEO and Stronger Girl / Chapter 23 - 23 Kerjasama Antara Orang-orang Licik

Chapter 23 - 23 Kerjasama Antara Orang-orang Licik

"Ya, ku pikir begitulah. Hanya saja aku bebas," jawab Gerand akhirnya.

Bodoh malah di bilang gitu. Harusnya tidak. Terdengar gila. Tangan Gerand mengepal kuat, ia kesal. Sejak kapan Gerand kalah terhadap perempuan.

Tak mungkin.

"Itu artinya kamu masih bisa membatalkan pernikahan, kan?" tanya nona Daisy.

Gadis itu terlihat biasa, tenang. Stay cold. Ada sedikit nada senang dari cara orang itu berbicara. Hanya saja wanita itu masih terlihat biasa. Bukan hal buruk kok.

Tenang-tenang aja.

Ekspresi yang memiliki banyak arti.

Gerand bersmirik, dia tidak jaga image terhadap siapapun yang lihat dirinya. Baik itu perempuan ataupun laki-laki. Orang berkedudukan tinggi atau rendah.

Karisma Gerand ikut kemanapun dia melangkah.

"Tentu saja, aku bisa melakukan apapun."

Gerand putar gelas vodka. Sedikit ketuk meja merasa bosan. Gak apa-apa sih, terserah Gerand ingin melakukan apapun.

Ucapan Gerand menuai reaksi senyum Daisy. Menarik.

Regi menaikkan sebelah alisnya. Heh!?

Ya sudah, Regi pikir ia harus bilang sesuatu tuh.

Dengan sebegitu mudah regu bilang begini nih.

"Kalau begitu batalkan saja pernikahannya. Bukan bermaksud buruk lho, aku lihat-lihat, kalian cocok, lalu miss Daisy sepertinya tertarik padamu, tuan Gerand, Yosefa," ujar Regi dalam satu tarikan napas.

What the fuck!

Lihat betapa mudahnya Regi bilang begitu, harusnya tidak. Gerand tatap Regi datar. Tak semudah itu lepas dari kekuasaan Gerand.

Sementara itu, Regi itu tahu persis yang dia katakan. Regi tahu benar yang ia mau. Regi tidak ingin terjebak di permainan gila yang dimainkan Gerand.

Percuma jadi istri kalau akhirnya selingkuh. Akan lebih baik jika Regi jadi orang tua tunggal tanpa status suami. Kalaupun Regi mau tak mau ambil kemungkinan terburuk. Hamil.

Hanya saja... apakah itu mudah?

Tentu saja tidak. Situasi tersebut tidak seperti dalam novel dan cerita film, di mana aktor dan aktris berada dalam situasi yang tidak mungkin terjadi dalam kehidupan nyata.

Jangan berharap banyak, semua itu hanya settingan. Hal tersebut paling absurd!

Sekali lagi, untuk mempertegas, seorang Regianis punya batu loncatan sendiri. Salah jikalau meremehkan Regi. Regi cukup bebas.

Wanita itu sedang merencanakan sesuatu. Seperti yang Jenny bilang, Regi akan jadi dirinya sendiri dan itulah Regi yang sebenarnya.

Ambil keputusan dengan tenang dan penuh perhitungan. Kalau gak perhitungan, anggap saja Regi tengah cuti.

Hey ayolah, kata-kata yang disebut wanita itu sudah melalui proses pemikiran yang panjang lho.

"Wow, miss Regianis, kamu luar biasa. Penuh kejutan yang tampak begitu kuat. But, dunia tak mudah nona. Apa yang akan kamu lakukan jika berakhir tanpa status yang jelas?"

Boleh bilang shit?

Pertanyaan super hard miss Daisy hanya mendapat respon biasa Regi. Wanita itu angkat bahu acuh, lalu kemudian minum koktail lagi.

Setelah satu gelas, Regi berencana ganti minumannya saja. Rasa cokailnya aneh. Gak cocok di lidah Regi. Hanya saja karena jaga harga diri, mau tidak mau Regi bmenghabiskan minuman itu.

Padahal sebenarnya gak nafsu.

Sementara Gerand, hanya tahu kaku terhadap ucapan Regi. Melepaskan wanita itu adalah hal tergila yang pernah Gerand lakukan. Sebelum Regi hancur, Gerand tidak akan melepaskan mangsanya.

Semudah itu Regi bilang pisah?

Jangan main-main!

Apalagi dengan sikap santai Regi, adrenalin Gerand semakin tertantang.

Baru pertama kalinya Gerand menemui mangsa dengan proses adaptasi dan pertahanan diri kuat. Keperawanan Regi sudah Gerand ambil lho.

Bukankah harusnya orang itu tidak baik-baik saja?

No this is hard, not easy. Gerand harus mempertegas posisi Regi. Gak boleh main-main dengannya. Sial.

"Aku tidak bermaksud membatalkan pernikahan, Sayang. Maafkan aku kalau ucapanku tadi, kamu sepertinya salah paham," kata Gerand yang ingin pegang tangan Regi.

Sebelum itu terjadi Regi sudah menarik tangannya. Enak aja!

Gak boleh!

Harga Regi jatuh, lalu dengan mudah Redis hendak balik keadaan?

Tidak.

Aura bad girl bercampur savage Regi menguat jelas. Aura itu memang sudah ada dalam diri Regi sih. Menjijikkan.

"Ingat ini tuan Gerand Yosefa, aku bukan orang bodoh yang bisa Anda permainkan sesuka hati." Tenang, Regi pun beralih ke nona Daisy. Serius, Regi tak pernah setenang itu.

"Lalu Anda, nona Darenia, aku perjelas, harap jangan menggoda calon suami saya. Anda hanya akan dijodohkan, tetapi itu hanya akan dan tetap jadi 'akan,' belum terjadi." Senyum meremehkan Regi keluar.

"Tolong jaga sikap Anda." Regi menganguk, sekarang cukup. "Mohon maaf, saya permisi ke toilet dulu," final Regi, tak buang banyak waktu beranjak dari tempat itu.

Tahu alasan Regi ke toilet, wanita itu sudah merasa mual karena koktail.

Kalau saja Regi tahu minum kokail akan berakhir begitu, lebih baik dia gak minum aja sekalian. Gak apa-apa kok tenggorakan kering. Kerongkongan Regi tak akan 'kemarau' hanya dengan bicara saja.

Namun itu sudah terlanjur terjadi. Apa yang bisa dilakukan?

Kenyataannya, harga diri buat Regi kesulitan. Harga diri yang buat Regi menghabiskan segelas kokail. Meski pada dasarnya Regi tidak tahu di mana letak toilet, Regi tetap main pergi aja. Yang Regi tahu, ia harus tinggalkan ruangan yang jadi saksi bisu perbuatan gila Gerand.

Orang gila seperti Gerand Yosefa harus menghilang dari muka bumi ini!

"Mau aku temani, Sayang?"

Regi jawab cepat. Lebih baik Regi menguburkan dirinya di lembah dosa ketimbang berurusan ke Gerand. Tak ingin diantar orang tersebut.

"Tidak perlu bagiku. Aku bisa tanya ke asisten mansion," ujar Regi kemudian melanjutkan perjalanannya.

Sementara itu Gerand hanya terkekeh pelan lihat cara Regi berjalan. Sudah sempoyongan, yang sialnya berusaha terlihat biasa. Gak terlalu kentara sih. Gerand tahu kalau wanita itu pusing hanya karena segelas kokail.

Orang polos seperti Regi sangat sensitif terhadap alkohol bahkan dalam kadar yang rendah.

Sepeninggalan Regi, Gerand menoleh ke miss Daisy yang tampak datar.

Siapa yang tidak terganggu oleh kata-kata menjatuhkan Regianis. Seseorang yang bahkan tidak pantas. Yang sialnya di tujukan langsung tanpa filter.

Regi benar-benar.

Bahkan dalam mimpi, tidak ada yang berani memandang rendah Daisy sedikitpun. Regianis harus di kasih pelajaran agar tidak sembarang bersikap pada orang dari atas.

Dasar sok besar.

"Nona Daisy?"

"Hentikan. Pertemuan ini menjijikkan. Kalau kau berpikir aku tersinggung, kau benar. Aky sangat tersinggung. Lihat saja, aku akan balas wanita tidak tahu diri itu. Terserah kau ingin melindunginya atau tidak. Tapi aku tidak akan membiarkan hidupnya tenang. Namaku Daisy Darenia. Bukan sembarang orang yang bisa orang itu lakukan."

Kemarahan Daisy sudah capai puncaknya, emosi!

Tidak bisa dibiarkan.

Jika saja orang tua dan keluarga Yosefa tidak ada, mungkin Daisy akan berteriak sekarang. Bila perlu tepat di depan wajah Regi. Tidak ada yang boleh memperlakukan anak tunggal Darenia dengan santai. Apalagi orang itu berasal dari kalangan bawah.

Ganti nama Daisy kalau saja dia kalah. Daisy tak kan biar hal tersebut.

*****