Saat tiba di depan pintu kamar Xia Siyu, dia berdiri di sana cukup lama dengan ekspresi wajah yang sangat tenang bahkan terlihat sedikit acuh tak acuh. Di dalam kamar sangat sunyi, sunyi sampai seperti tidak ada orang di dalamnya. Jika bukan karena melihat pakaian Xia Siyu yang berserakan di lantai melalui celah pintu, dirinya pun curiga, apakah orang ini pulang malam ini.
Tunggu dulu, membuang semua pakaiannya di lantai? Bahkan dari celah pintu dia masih dapat melihat bra dan celana dalam berenda miliknya, tergantung di sudut ranjang dengan menyedihkan.
Tetapi wanita itu tidak berada di dalam kamar.
Bila hanya berganti pakaian tidur, tidak perlu sampai melepaskan semuanya seperti ini kan, bahkan bra dan celana dalam juga dilepas.
Bao Yan sedikit mengerutkan kening dan dengan perlahan dia mendorong pintu kamar. Lampu di dalam kamar sangat terang. Benar, kamar itu terlihat sangat berantakan dan pakaiannya berserakan di lantai, tetapi tidak ada seorang pun di dalam kamar. Dia berdiri di pintu dan melihat ke sekitar kamar. Ruang tamu, ruang makan, teras dari rangkaian rumah ini semuanya terhubung menjadi satu ruangan besar, kecuali kamar ini, ruang kerjanya, ruang audio visual, dan juga kamar tamu.
Bagaimanapun, kamar lain tidak nampak seperti ada orang. Bao Yan berpikir untuk sesaat, lalu melangkah selangkah ke dalam kamar, kemudian melihat ke arah kamar mandi yang setengah tertutup di sampingnya.
Seperti ada cahaya lampu dan suara air dari kamar mandi.
Sebelum Bao Yan menarik pintu kamar mandi, dia sungguh tidak ada pikiran kotor sama sekali.
Dia minum sedikit alkohol, kepalanya sedikit terasa melayang. Di dalam kepalanya yang sedikit bingung, yang dia pikirkan hanyalah keadaan pada saat makan tadi, membicarakan tentang seorang artis yang menderita depresi.
Pekerjaan artis seperti ini, walaupun terlihat sangat gemerlap, tetapi juga berdiri di ujung ombak. Kecerobohan sekecil apapun akan di besar-besarkan dan semua orang akan datang untuk mengkritik. Bahkan Bao Yan yang lahir dari keluarga berkedudukan seperti ini, seorang dosen, pendidikan, karakter semuanya tidak ada yang tidak baik, tetap saja memiliki heaters, hanya banyak atau tidaknya saja. Bagaimanapun dirinya bukanlah uang, tidak mungkin semua orang akan menyukainya.
Ada orang yang memiliki kemampuan menahan tekanan dan merasa semuanya bukan hal besar. Ada orang yang lebih lemah, tidak dipercaya oleh penggemar, keluarga dan heaters, mereka menarik diri dari lingkungan hiburan, mungkin menderita depresi, bahkan banyak juga yang bunuh diri.
Sepanjang tahun Xia Siyu dimaki oleh orang-orang. Walaupun terlihat seperti sudah kebal dan terbiasa, tetapi dia hanyalah seorang gadis berusia pertengahan 20-an. Begitu masuk ke Weibo nya, banyak sekali perkataan jahat yang tertulis di kolom komentar di bawah, bagaikan semua maksud jahat di seluruh dunia terkumpul semua di sana.
Terutama, kali ini Xia Siyu di maki orang habis-habisan dan itu semua karena dirinya.
Kalau sampai…..
Begitu pintu dibuka, uap air yang tebal mengepul keluar. Di dalam uap air yang pekat, Bao Yan melihat Xia Siyu berbaring di dalam bathtub, satu lengan putihnya terjulur keluar dari bathtub, kepalanya bersandar di atas lengannya, bersandar di tepi bathtub.
Dirinya benar-benar mirip seperti sebuah lukisan yang terkenal"The Death of Marat".
Hati Bao Yan bergetar cemas. Dia melangkah maju dengan cepat, mengulurkan tangan, dan dengan perlahan memeriksa bawah hidung Xia Siyu.
Untung saja masih bernapas..
Bahkan napasnya sangat stabil, keadaannya sangat tenang, air di dalam bathtub sangat jernih, sama sekali tidak ada darah atau jejak obat-obatan.
Jadi apakah orang ini berendam dan tertidur? pikirnya.
Bao Yan mengulurkan tangan ke dalam air. Air itu sudah cukup dingin, sepertinya dia sudah berendam cukup lama. Tetapi ketika memeriksa kedalam air tersebut, Bao Yan tidak sengaja melihat pemandangan indah di bawah air tersebut.
Dia berpaling, begitu tatapan matanya bergeser, kebetulan langsung jatuh dekat dengan wajah Xia Siyu.