Soal tugas yang dikeluarkan kali ini cukup sulit, dan ada beberapa jenis soal yang belum pernah mereka pelajari sebelumnya.
Kebanyakan dari mereka tidak menyelesaikan beberapa soal terakhir, kecuali beberapa siswa terbaik di kelas. Mereka dapat mengerjakan semuanya.
Jiang Lingzhi meletakkan buku bahasa Inggris di atas meja dan menoleh ke samping, menatap temannya itu. "Sudah semuanya."
Wen Yujing pun menghela napas lega. "Cepat berikan padaku untuk aku contek. Aku benar-benar tidak bisa mengerjakan soal-soal terakhirnya."
Faktanya, selain jenis soal memilih dan mengisi bagian yang kosong, Wen Yujing juga tidak yakin dengan soal-soal lainnya yang sudah dia kerjakan sendiri.
Hal semacam ini sudah sangat sering terjadi. Oleh karena itu, Jiang Lingzhi sudah terbiasa. Dia mengeluarkan beberapa lembar kertas tugas dari dalam tas sekolahnya dan menyerahkannya kepada Wen Yujing. "Ini, kamu cari sendiri."
Wen Yujing awalnya merasa senang karena dapat contekan dari Jiang Lingzhi, tetapi ternyata dia harus mencari sendiri, apalagi kemampuannya pemahaman bahasa Inggris-nya juga sangat dangkal. Akhirnya mereka pun memeriksanya bersama.
Siswa laki-laki yang duduk di belakang Wen Yujing menguping pembicaraan mereka berdua.
Sejak masuk SMA, Jiang Lingzhi sudah masuk peringkat lima besar di kelas. Kualitas PR yang ia kerjakan pun sangat meyakinkan untuk dicontek.
Tidak mau melewatkan kesempatan, siswa laki-laki itu mengulurkan kepalanya ke depan dan hendak mencontek PR yang sudah dikerjakan Jiang Lingzhi. "Kalau sudah selesai menyalin, pinjamkan padaku juga sebentar."
Wen Yujing tidak punya waktu untuk berbicara dengannya saat ini. Dia sedang benar-benar fokus menyalin PR. "Jangan berisik, tunggu sampai aku selesai menulis dulu baru bicara."
Wen Yujing memanfaat waktu membaca pagi untuk cepat-cepat menyelesaikan tugas sekolahnya. Kemudian dia menyerahkan kertas tugas Jiang Lingzhi ke orang di belakangnya. Akibatnya, kertas tugas Jiang Lingzhi diedarkan berulang kali ke seisi kelas.
Nama Wali Kelas Jiang Lingzhi adalah Hao Weiwu. Dia adalah seorang guru fisika yang umurnya hampir memasuki kepala empat. Dia adalah orang yang sangat berintegritas. Siswa-siswi di kelasnya suka memanggilnya 'Kak Weiwu', yang berarti sangat kuat.
Karena namanya adalah… Hao Weiwu ('Orang yang sangat kuat dan tidak mau mengalah'. Pengucapannya sama dengan nama aslinya, namun penulisannya berbeda)
Setelah sesi membaca pagi selesai, Kak Weiwu menepuk meja dan meninggalkan kelas. "Para siswa, hari ini kita perlu menata ulang tempat duduk kalian. Jika ada permintaan, tolong beritahu aku. Selagi bisa, kami akan mencoba yang terbaik untuk memuaskan keinginan kalian."
Begitu Hao Weiwu selesai berbicara, suasana di dalam kelas hening selama beberapa detik, kemudian seperti ada ledakan yang terjadi.
Ucapan guru tersebut benar-benar terdengar sangat demokratis.
Ada banyak siswa yang saling berkomentar satu sama lain, tetapi tidak ada seorang pun yang berani mengemukakan pendapat mereka.
Keahlian Kak Weiwu adalah memberi pertanyaan sampai ke dasar-dasarnya. Dia memiliki semangat eksplorasi yang sangat kuat jika tujuannya tidak tercapai.
Mengapa kamu ingin duduk di sini?
Apa arti tempat duduk ini bagimu?
Kamu bisa menjamin kalau nilaimu dapat meningkat jika kamu duduk di sini?
Apakah kamu memilih tempat duduk ini, atau tempat duduk ini yang memilihmu?!
Mereka semua bisa membayangkan apa yang akan mereka hadapi setelah mereka mengemukakan pendapat.
Bisa-bisa mereka akan mendengar lantunan kitab suci Buddha yang lebih lancar dibandingkan Biksu Tang. Benar-benar menakutkan.
Setelah menunggu lama, tidak ada yang berkomentar.
Hao Weiwu mengangguk puas dan berdeham ringan. "Yah, karena kalian semua tidak ada yang keberatan, maka aku akan mengaturnya secara acak di komputer."
Semua siswa tertegun.
Apa kami sama sekali tidak keberatan? Meski kami keberatan pun juga tidak ada yang berani berkomentar!
Kak Weiwu keluar kelas dengan tangan terlipat di belakang punggungnya.
Setelah guru itu pergi, siswa perwakilan kelas bahasa Inggris mulai mengumpulkan pekerjaan rumah.
Saat ini Jiang Lingzhi kehilangan kertas tugasnya karena telah dipinjamkan ke seluruh kelas. Entah sudah berpindah ke mana kertas itu.
Wen Yujing merenggangkan tubuhnya. Akhirnya semua pekerjaan rumahnya sudah selesai. Dia segera mengambil kertas tugas Jiang Lingzhi dari orang lain. "Ini di sini, kertas tugas Ling Ling ada di sini."
Perwakilan kelas bahasa Inggris memandang Wen Yujing dengan ekspresi tidak senang, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia mengambil kertas tugas Jiang Lingzhi, lalu kembali berjalan ke depan.
Upacara bendera rutin dilaksanakan di hari Senin. Para siswa di kelas berjalan keluar satu demi satu.
Setelah menyerahkan pekerjaan rumahnya, Wen Yujing mencondongkan tubuhnya ke sisi Jiang Lingzhi. "Ling Ling, apa kamu dengar pengumuman Wali Kelas barusan? Katanya, hari ini beliau akan mengubah tempat duduk kita semua."