Jiang Lingzhi tidak terlalu memikirkan hal itu. Dia berujar dengan santai sambil menyimpan bukunya. "Yah, aku mendengarnya."
Wen Yujing menghela napas panjang dan tampak sedih. "Andai saja aku bisa duduk sebangku denganmu, maka aku dapat menyalin pekerjaan rumahmu setiap hari. Aku harap Kak Weiwu tidak memisahkan kita terlalu jauh."
Jiang Lingzhi tersenyum dan membalas, "Kalau begitu, langsung katakan saja padanya."
"Aku tidak berani." Wen Yujing mengakui kalau dia takut, "Dia pasti akan bertanya mengapa aku ingin duduk sebangku denganmu. Sebelum kelas dimulai waktu itu, aku mengajakmu mengobrol, kemudian dia memarahiku."
"Semoga… semoga kita bisa menjadi teman satu bangku. Kumohon kumohon..." Wen Yujing menyatukan tangannya di depan dadanya dan berdoa dengan sungguh-sungguh selama beberapa saat.
Upacara pengibaran bendera dilaksanakan setiap hari Senin.
Semua siswa tidak terlalu antusias untuk mengikuti kegiatan wajib ini.
Setelah kegiatan upacara bendera selesai, Jiang Lingzhi berjalan meninggalkan lapangan upacara dan kembali ke kelasnya.
Entah pergi ke mana Wen Yujing saat ini. Dia barusan bilang kalau mau pergi ke toilet, lalu orang itu menghilang dalam sekejap mata. Kursinya pun masih kosong sampai sekarang.
Gadis itu selalu tertarik pada semua jenis gosip, apalagi dia memiliki kemampuan bersosialisasi yang bagus. Gadis itu dapat mengobrol dengan baik pada semua orang. Berbeda dengan Jiang Lingzhi, yang tidak pernah peduli tentang urusan orang lain.
Wen Yujing baru masuk ke kelas 5 menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai. Ekspresi wajahnya tampak sangat bersemangat dan puas. Jelas, dia pasti telah mendengar gosip.
Setelah tiba di kelas, bukannya kembali ke tempat duduknya, Wen Yujing justru langsung berlari ke arah Jiang Lingzhi. "Ling Ling!!!"
Jiang Lingzhi tidak bisa menahan senyumannya. "Apa?"
"Aku beritahu kamu!" Setelah perlahan meredakan semangat yang menggebu-gebu di hatinya, Wen Yujing melanjutkan ucapannya, "Aku waktu itu sudah memberitahumu bahwa sekolah kita akan kedatangan murid pindahan, kan? Aku baru saja melihatnya!"
Dia menggila sendiri selama beberapa saat, kemudian dia bicara lagi. "Aku melihat wajahnya dari samping! Bahkan dari samping saja dia sudah kelihatan amat sangat tampan. Ya Tuhan, ketampanannya membuat orang lain reflek tidak bisa menutup mulut saking terpesonanya!"
Jiang Lingzhi memandangnya dalam diam.
Setelah heboh sendiri dari tadi, ternyata dia hanya melihat dari sisi samping saja. Batin Jiang Lingzhi.
Kehebohan Wen Yujing itu sama sekali tidak merubah suasana hati Jiang Lingzhi. Dia menyimpan bukunya sambil berujar acuh, "Oh."
Wen Yujing sepertinya merasa bahwa reaksi Jiang Lingzhi terlalu biasa saja. Karena gemas, dia pun menekankan ucapannya, "Dia memiliki paras yang benar-benar sangat tampan!! "
"Sungguh!!"
Jiang Lingzhi menatapnya tanpa daya. "Bukankah sebelumnya kamu mengatakan bahwa Su Xi adalah pria yang paling tampan?"
Jelas, Wen Yujing juga ingat bahwa sebelumnya dirinya begitu tergila-gila dengan pria tertampan di sekolah ini.
"Tentu saja dia juga sangat tampan." Wen Yujing merasa bersalah telah menduakannya.
"Tapi aku mengatakan yang sebenarnya. Setelah murid pindahan itu datang, kurasa julukan pria tertampan di sekolah mungkin akan berpindah pemilik."
"Tapi!"
Wen Yujing mengesampingkan perasaan bersalahnya, lalu memberi tahu Jiang Lingzhi kabar paling populer dengan penuh semangat. "Dengar dengar, siswa pindahan ini memiliki latar belakang yang tidak biasa!"
Jiang Lingzhi menunjukkan sikap sebagai pendengar yang baik. "Benarkah?"
Dia mengeluarkan buku lain di bawah tangannya dan membukanya untuk dibaca.
Jelas, dia tidak terlalu mempercayai kata-kata Wen Yujing.
Sejauh ini, Jiang Lingzhi hanya pernah sekali melihat orang yang lebih tampan dari Su Xi.
Akhirnya, setelah mendapatkan tanggapan dari Jiang Lingzhi, Wen Yujing menjadi semakin lebih semangat untuk bercerita. "Iya!"
"Kudengar, murid pindahan itu dulunya adalah seorang berandal di daerah ini. Dia menempuh pendidikan SMP di daerah sini dan tentu menjadi siswa pengganggu di sekolah! Kemudian ketika hendak masuk SMA, dia pindah ke kota lain. Tidak ada yang tahu mengapa dia kembali ke sini lagi sekarang."
"Kamu bilang dia sudah memasuki tahun terakhir SMA. Lalu, kenapa dia harus kembali pindah ke sini?"
"Kata siswa-siswa di kelas lain, ketika mereka melihatnya bermain dengan orang-orang di luar, dia adalah tipikal orang yang sangat terbuka dalam bergaul."
"Prestasi akademik orang seperti ini biasanya tidak terlalu bagus. Namun anehnya, dia bisa pindah ke SMA unggulan kita ini. Apa menurutmu dia masuk ke sini menggunakan jalur orang dalam?"
"..."