Bo Yucheng menyipitkan matanya dan menatap sinis Shao Mingzhe.
Sepasang mata yang tampak seindah bunga persik itu dipenuhi dengan tatapan tajam. Bo Yucheng menatap Shao Mingzhe dengan mata memerah dan langsung mengangkat kerah laki-laki itu.
"Siapa yang mengizinkanmu menyentuhnya!"
Suara serak pria itu terdengar begitu dalam dan dingin, bahkan aura yang terpancar dari tubuhnya tampak suram, seperti dari neraka.
Sendi-sendi Bo Yucheng memutih, hingga punggung tangannya membiru. "Apa aku belum memperingatkanmu untuk tidak mengganggunya lagi?!"
Shao Mingzhe dipukuli sampai hampir tidak sadarkan diri.
Matanya hanya bisa melihat kegelapan di depannya karena pukulan itu. Butuh waktu waktu lama sampai akhirnya dia kembali tersadar. Dia tidak dapat menahan tekanan tangan pria asing itu. "Bangsat, siapa yang berani memukulku?"
Shao Mingzhe hendak merobek wajah dan mengumpati orang tersebut, namun dia justru bertemu dengan mata gelap Bo Yucheng, yang jelas terlihat sangat kesal!
Dalam sekejap, dia tidak bisa berkata-kata, dan wajahnya memucat. "Kamu..."
Meskipun Keluarga Shao termasuk keluarga ternama nomor tiga di Mingcheng, setidaknya posisi ini sudah cukup membuat mereka memiliki kesenjangan yang cukup jauh dengan orang-orang biasa. Seumur hidupnya, baru kali ini tangannya dipelintir hingga hampir patah, dan pelakunya tak lain adalah Bo Yucheng dan Shi Qinglan!
Dia tidak tahu identitas pria ini, tetapi dia mendapatkan ancaman dari Wen Le di sebelahnya. Itu saja sudah menjadi mimpi buruk baginya!
"Sebaiknya kamu mencari tahu situasinya sebenarnya terlebih dahulu."
Wajah Shao Mingzhe kini tampak sangat buruk, dengan hidung yang bengkak dan lebam karena pukulan Bo Yucheng. "Sebelum bertanya padaku, bukankah seharusnya kamu bertanya pada Shi Qinglan, hal memalukan apa yang telah dilakukannya!"
Shi Qinglan menahan keinginan untuk memberinya pukulan lagi.
Dia menghampiri Bo Yucheng dan menarik sudut pakaiannya dengan pelan. "A Cheng, dia jelas-jelas datang untuk menggangguku."
Sepasang mata yang jernih tapi menawan itu terlihat sedih dan tidak bersalah.
Mendengar Shao Mingzhe datang untuk mencari masalah dengan gadisnya…
Bo Yucheng tiba-tiba mengangkat kerah Shao Mingzhe lagi. "Lan Lan bilang bahwa kamulah penyebab utamanya."
Ketika Bo Yucheng melihat gadis yang sangat dicintainya berdiri bersama Shao Mingzhe, hatinya seketika terbakar amarah yang besar dan ingin mengamuk sejadi-jadinya. Tetapi, karena Shi Qinglan telah berjanji padanya, dia akan tetap mempercayainya tanpa meragukan hal lain.
Dia sangat marah karena Shao Mingzhe berani menyentuhnya!
Terlebih lagi menarik lengan gadisnya. Tidak boleh!
"Aku yang memprovokasi duluan?"
Shao Mingzhe mencibir. "Shi Qinglan, aku ingatkan kamu. Lebih baik kamu menyerah saja. Akui saja kesalahanmu dan berhentilah membela diri... Akh!"
Sebelum Shao Mingzhe menyelesaikan kata-katanya, Bo Yucheng tiba-tiba meninju Shao Mingzhe lagi hingga hidungnya mengeluarkan darah.
"Shi Qinglan-lah yang memfitnah Xue Er dan mengirimnya ke kantor polisi. Dia barusan juga mengusir Bibi Shen dengan mengucapkan kata-kata kasar. Inilah alasan mengapa aku datang menemuinya. Kalian tidak perlu bertindak berlebihan seperti ini!"
Shao Mingzhe adalah orang yang selalu bersikap lembut dan anggun. Meskipun dia harus berpura-pura menjadi seorang pria yang berbudi pekerti luhur sepanjang waktu, namun dia sangat jarang dipermalukan di hadapan banyak orang begini.
"Hah..." Bibir Bo Yucheng sedikit melengkung tersenyum sinis.
Tawanya yang teredam terasa lebih seperti mengejek, dan ada sedikit sorot dingin di matanya. "Memfitnah?"
"A Cheng…" Shi Qinglan sedikit mengernyitkan dahinya.
Shi Qinglan memang sangat puas karena Shao Mingzhe dipukuli hingga babak belur sebagai balasan atas ulah mulut busuknya yang hanya bisa membual, tapi dia juga tidak mau Bo Yucheng terus menerus memukulnya. Apalagi, punggung Bo Yucheng itu masih terluka. Jika dia memukul dengan membabi-buta begitu, lukanya nanti akan mudah robek.
Kekejaman di mata Bo Yucheng berangsur-angsur surut.
Dia memandang Shi Qinglan, yang berada di sampingnya. Sorot matanya yang dingin digantikan oleh tatapan penuh kasih sayang dan cinta yang dalam. "Lan Lan, kamu seharusnya tidak melihat hal semacam ini. Jangan sampai matamu ternoda. Berbaliklah, oke?"
Suara rendah Bo Yucheng penuh daya tarik, setengah menggoda dan setengah membujuk.
Shi Qinglan menekan bibir merahnya dengan pelan. Dia sedang mempertimbangkan situasi saat ini. Jika dirinya tidak membiarkan Bo Yucheng memukuli laki-laki sampah itu, kemarahan yang tertahan di dalam hatinya selama ini tidak akan bisa keluar.
Dia mengangkat tangannya dan membelai punggung Bo Yucheng. "Kalau begitu, pukul dia dengan hati-hati. Jangan sampai kamu terluka."
Kemudian, Shi Qinglan berbalik badan menuruti permintaan Bo Yucheng.
Shao Mingzhe mengira bahwa Shi Qinglan akan membujuk laki-laki di depannya ini untuk berhenti memukulinya, tetapi di luar dugaannya, gadis itu malah mendukung tindakan kekerasan ini. "Xiao Lan! Kamu…"
"Tutup mulutmu!" Teriakan Bo Yucheng terdengar sangat dingin, seperti datang dari gua es.