Pupil mata Bo Yucheng terlihat begitu gelap, dalam dan sehitam tinta.
Dia menyipitkan mata pada pria di depannya ini, yang sedang mencari mati. Bibir tipisnya terbuka dengan ringan dan melontarkan setiap kata yang terdengar sedingin es. "Kamu tidak pantas memanggil namanya."
Nama Lan Lan sudah meninggalkan tanda abadi di lubuk hati Bo Yucheng yang paling dalam.
Bahkan, dia tidak mau membiarkan gadis itu menderita ketidakadilan sedikit pun. Dia ingin Shi Qinglan selalu berada di sisinya selama 24 jam penuh tanpa boleh ke mana-mana agar tidak terkena bahaya sama sekali. Namun, hal itu tentu tidak mungkin terjadi. Gadis itu tentu memiliki dunia dan kehidupannya sendiri. Belum lagi, ada Shao Mingzhe yang memancing masalah dengannya!
Jangankan menuduh Shi Qinglan melakukan pemfitnahan, bahkan siapapun yang telah membuat gadisnya merasa tidak senang, Bo Yucheng akan membuat orang tersebut menjalani kehidupan yang lebih buruk daripada kematian!
"Kamu tidak boleh melakukannya padaku! Ada begitu banyak orang yang menonton kita! Pemukulan seperti ini adalah tindakan yang melanggar hukum! Bisa-bisa kamu mendekam di penjara nanti!"
Sorot Mata Shao Mingzhe berkilat panik.
Keunggulan yang Shao Mingzhe miliki hanyalah wajahnya yang lumayan tampan. Selain itu, dia adalah orang tak berguna yang tidak memiliki apa-apa. Dia juga tidak memiliki kekuatan untuk menahan Bo Yucheng, meski pria itu hanya mencengkeram kerahnya.
Memikirkan lengannya yang terkilir karena ulah Shi Qinglan, serta dua pukulan Bo Yucheng tadi, kemeja Shao Mingzhe seketika basah oleh keringat dingin!
"Hah..." Bibir merah Bo Yucheng berkedut ringan. Senyumannya terlihat dingin dan menakutkan.
Di dunia ini, tidak ada seorang pun yang tidak bisa dipukulinya!
Kemudian, jeritan melengking bergema di sepanjang jalan, dan kerumunan orang-orang yang menonton keributan ini segera menjauh satu per satu. Bahkan, pejalan kaki yang kebetulan lewat sini pun menghindar, tak mau melihat adegan kekerasan yang berdarah-darah ini.
"Ouch… akh! Jangan pukul aku! Tolong… tolong!"
Shao Mingzhe dipukuli hingga tak berdaya. Wajah aslinya yang lembut kini penuh dengan memar, dan bajunya yang rapi telah berlumuran darah. Dia terbaring berguling-guling kesakitan tanpa bisa bangun.
Bo Yucheng melepaskan cengkeramannya pada kerah Shao Mingzhe dengan kasar.
Pria itu perlahan bangkit dan mengeluarkan saputangan dari dalam saku jasnya, lalu menyeka noda darah di tangannya.
Dia menurunkan pandangannya dan melihat setelan bajunya yang juga telah berlumuran darah. Kemudian dia meletakkan jarinya di dasi kupu-kupunya dan menariknya dengan tidak sabaran hingga lepas, lalu dia membuang dasi tersebut.
Dia melepas jasnya yang juga terkena cipratan darah. Seluruh tubuhnya, yang tadi terlihat kental dengan aura kekejaman, saat ini seperti sudah dicuci bersih.
"Lan Lan," panggil Bo Yuchen dengan lembut dan suara pelan.
Jiang Zhi tercengang. Dia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana pria itu dapat beralih kepribadian dalam waktu singkat, dari seseorang yang kejam dan memukul dengan membabi buta menjadi pria yang begitu lembut. Dia ikut senang, karena dari awal dia memang berada di pihak Shi Qinglan...
Shi Qinglan berbalik dan melihat sosok Bo Yucheng yang bertubuh tinggi dan sangat tampan, seperti batu giok. Dia tersenyum manis pada pria itu. "Apa kamu baik-baik saja?"
"Ya." Bo Yucheng menjawab dengan santai dan suara yang dalam.
Tubuhnya tidak lagi menunjukkan kemarahan dan kebencian sedikit pun, seolah-olah dia benar-benar mulia dan elegan, tanpa ada kekerasan sama sekali dalam dirinya. Setiap gerakan tubuhnya mengungkapkan kepuasan yang tinggi.
"Kalian berdua..."
Shao Mingzhe terbaring di tanah dengan berlumuran darah. Dia ingin memaki, tetapi kini tidak memiliki kekuatan sama sekali. Sebenarnya, dia tidak berani melanjutkan kata-kata kotor yang ingin dilontarkannya.
Shi Qinglan menurunkan pandangannya dan melirik sinis Shao Mingzhe. Bibir merahnya memperlihatkan senyuman dingin. Dia langsung melangkahi tubuh Shao Mingzhe tanpa belas kasihan, lalu berdiri di samping Bo Yucheng dan memegang lengannya. "Ayo kita pulang ke rumah."
Kita… Rumah...
Kedua kata itu langsung memenuhi hati Bo Yucheng. Dia mengangkat telapak tangannya yang besar dan menggenggam lembut tangan Shi Qinglan. "Oke."
Jiang Zhi benar-benar diabaikan. Dia harus menahan masam menyaksikan kemesraan pasangan kekasih itu.
Dia melihat Shi Qinglan mengikuti pria itu naik ke mobil jenis Maybach. Mobil itu sudah cukup mewah, namun nomor platnya yang unik, yaitu 88888... membuatnya semakin luar biasa.
"Sial." Jiang Zhi tidak bisa menahan diri untuk mengumpat. Dia bergumam pada dirinya sendiri, "Kedua orang ini sebenarnya malaikat atau iblis?"
Dia tenggelam dalam pikirannya sendiri. Tetapi, dia tiba-tiba merasa bahwa ada seseorang yang memegang pergelangan kakinya. Dengan tenggorokan yang tercekat dan masih tersedak darah, Shao Mingzhe bersuara, "Tolong... selamatkan aku."
Jiang Zhi berdecak jijik, bahkan menendangnya lagi dengan muak. "Kamu ingin seorang Tuan Muda sepertiku menyelamatkanmu? Aku bukan orang bodoh dan mau peduli seperti yang kau inginkan."