Doktor Xie...
Mo Yangyang merasa dirinya telah disambar petir, dan otaknya menjadi kosong sesaat!
Apakah akhirnya... Aku mendapat kesialan lagi?
Mungkin... Mungkin saja... Nama marga Xie yang sama, kan? Batin Mo Yangyang.
"Apa aku tidak boleh kembali?" Suara dingin dan rendah datang dari belakang yang membuat Mo Yangyang tiba-tiba merasa jatuh ke dalam gua es. Satu-satunya harapannya pun hancur.
Saat ini Mo Yangyang rasanya ingin sekali mencari lubang supaya ia bisa bersembunyi di sana.
Cuaca hari ini tidak terlalu bagus. Saat Mo Yangyang keluar, hujan pun turun. Ia juga memakai jas hujan biru. Pada saat ini, hujan yang tadi mengenai jas hujannya diam-diam menetes pada karpet hotel.
Tidak ada yang berbicara, semua orang takut bernapas bahkan suasana pun menjadi tenang namun menakutkan. Pada saat ini, suasana menjadi sangat mencekam dan aneh.
Mo Yangyang selalu menjaga diri menjadi pengantar makanan yang terus membawa kotak makanan di tangannya. Mo Yangyang membawa pesanan untuk lima sampai enam orang, dan semuanya dibungkus sebanyak lebih dari sepuluh bungkus, rasanya begitu berat.
Meski demikian tangan Mo Yangyang masih sangat stabil, dan benar-benar masih bisa menahan beban bawaan yang cukup berat...
Kantong plastik yang berat itu membuat tangannya terasa sakit, namun ia tidak bisa merasakannya.
Yang dirasakan Mo Yangyang saat ini adalah, ia merasakan seperti di belakangnya… seperti ada bahaya, seperti jurang yang tak terlihat. Ia sedang memikirkan bagaimana caranya supaya ia mendekat dan menelannya dengan kecepatan yang sangat cepat!
Apa yang harus aku... Lakukan? Batin Mo Yangyang mulai panik.
Mo Yangyang merasa bahwa dirinya tidak bisa menghilangkan kata 'kegagalan' dalam hidupnya. Ia berhasil melarikan diri di rumah sakit dua hari yang lalu, namun sekarang ia malah mengantarkan diri ke kandang singa!
Hari ini, Xie Xize keluar tanpa semua pengawal yang biasanya mengikutinya. Orang-orang yang lainnya memanfaatkan ketidakhadiran Bos Besar mereka untuk segera memesan makanan, karena mereka ingin makan makanan yang lain.
Lagi pula, dengan mengikuti Bos Besar seperti ini, meskipun makanan yang biasa mereka makan dibuat oleh koki bintang lima, dan bahan-bahan terbaik digunakan. Namun semua makanannya terasa hambar dan ringan, karena Bos Besar mereka sangat memperhatikan kesehatan.
Akibatnya, mereka baru saja pesan makanan, tapi Bos mereka ternyata sudah kembali. Mereka seperti kucing yang ketahuan mencuri ikan.
Pengawal itu hanya bisa menelan ludah, dan mengendus aroma yang keluar dari kotak makan siang, rasanya ia ingin sekali menangis dan meraung… Tapi mereka tidak berani menjawab.
Pengawal itu tergagap, "Te… Tentu saja tidak. Ka… Kami hanya tidak menyangka bahwa Anda kembali begitu cepat..."
Mo Yangyang merasa sudah tidak bisa berpikir lagi dengan jernih, ia merasa bahwa tekanan di sekitarnya tiba-tiba meningkat. Saat ini tubuh Mo Yangyang terdiam kaku seperti membatu, dan jantungnya seolah melompat keluar dari mulutnya.
Xie Xize datang mendekat dan berdiri di samping Mo Yangyang, saat itu juga hati Mo Yangyang pun berdetak sangat cepat seperti ada sepuluh ribu kuda yang berlari kencang di dalamnya.
Xie Xize menatap pada kepala yang bertudung dengan jas hujan itu, "Ini..."
Mo Yangyang akrab dengan suara yang indah dan mengerikan ini. Suara itu seolah melayang dan seperti pisau tajam yang tergantung di kepalanya yang siap memenggal kepala Mo Yangyang kapan saja.
Mo Yangyang menggigit bibirnya karena takut ia akan menangis di detik berikutnya. Kemudian pengawal itu pun dengan cepat berkata, "Ah... Kami sedikit lapar... Jadi kami memesan makanan..."
Mo Yangyang terus mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dirinya harus tenang saat ini. Sekarang ia memakai masker dan jas hujan, jadi kemungkinan besar Xie Xize tidak bisa mengenalinya. Selama ia tetap tenang dan tidak perlu gusar.
Xie Xize tidak akan mungkin memperhatikan gadis pengantar makanan. Mo Yangyang yakin bahwa seleranya tinggi dan tidak akan sempat untuk memperhatikan gadis pengantar makanan seperti penampilan Mo Yangyang sekarang.
Benar, aku harus tenang, tahan! Batin Mo Yangyang sambil menahan diri.
Pada saat yang kritis seperti ini, Mo Yangyang harus menenangkan diri dan berusaha untuk menjaga kakinya agar tidak lemas dan tidak merasa bersalah.
Mo Yangyang ingat dengan kata... Jangan bicara!
Namun, tampaknya Tuan kelima Xie saat ini benar-benar memiliki waktu yang senggang. Mo Yangyang merasa bahwa tatapan berbahaya sedang menatapnya dari samping, sampai membuat bulu kuduknya berdiri.
Seketika Mo Yangyang merasa waktu begitu sulit dilewati saat ini. Bahkan saat menelan ludah saja ia merasa kesusahan.
Tiba-tiba, ia mendengar suara di atas kepalanya, "Berat?"