Chereads / Bayang-bayang kehidupan semu / Chapter 15 - bab 14

Chapter 15 - bab 14

Selesai makan malam pak Santoso duduk kursi depan kamar Yumi di ikuti oleh Bu Santoso mereka beecakap-cakap tentang penyakit Yumi.

" Bagaimana Bun kelihatannya Yumi semakin parah ." ucap pak Santoso.

" Iya yah tadi Yumi juga meminta maaf kepada bunda, seperti orang mau meninggal ." kata Bu Santoso.

" S..s..t jangan begitu Bun ." jawab pak Santoso menghibur istrinya.

" Sudah malam Bun anak-anak mau kuajak pulang." kata pak Santoso.

Kemudian pak Santoso berjalan menuju kamar Yumi .

" Anak-anak ayo pulang sekarang sudah malam nih ." ucap pak Santoso.

" Yah anak-anak jangan di ajak pulang biar menemani aku malam ini saja ." pinta Yumi.

" Biar di sini yah anak-anak, kalau mau ayah juga tidak usah pulang tidur di sini saja ." kata Bu Santoso.

" Baiklah kalau begitu ." jawab pak Santoso

Jadi di kamar itu makin ramai hati Yumi kelihatan senang bisa berkumpul dengan semua anggota keluarga.

" Rasanya aku tidak mau tidur malam ini pa ingin melihat anak-anakku terus ." ucap Yumi.

" Mama jangan berkata begitu cepat istirahat biar enakan badannya besok ." bujuk Yuda.

Tak lama kemudian Yumi bisa tidur dengan pulas.

Pagi telah tiba anak-anak dan yang lainnya sudah bangun, semua sudah rapi karena telah mandi semua lalu Wiwik datang membawa makanan untuk sarapan yang di belinya.

" Mbak Wiwik membeli sarapan apa ?" tanya Kania.

" Mbak Wiwik membeli nasi Padang ." jawab Wiwik.

" Cepat di makan nasinya masih hangat pasti enak ." kata bunda.

Semua makan bersama terasa lebih nikmat. Yumi baru bangun melihat Rio dan Kania sarapan .

" Aku bangun paling terakhir ini ." kata Yumi.

" Tidak apa-apa ma biar kamu enakan badannya ." jawab Yuda.

" Papa sudah sarapan ?" tanya Yumi.

" Sudah mama mau sarapan enak lho ."

kata Yuda.

" Rio, Kania coba sini sayang kamu mau di sini saja atau pulang, hari ini ?" tanya Yumi

" Terserah mama ." jawab mereka berdua.

" Sebaiknya anak-anak pulang saja dulu di sini tidak bisa tidur nyenyak ." kata Yuda.

" Ya pulang saja anak-anak bersama 

opa ." tambah Yumi.

Kemudian mereka berpamitan dengan mamanya .

" Kami pulang dulu ma ." kata Rio dan Kania, sambil memeluk mamanya Yumi

langsung menciumi anak-anaknya.

" Da…da..da….mama ."kata Kania.

" Ayo sudah kita pulang dahulu ." ajak pak Santoso, lalu mereka berjalan meninggalkan rumah sakit.

***

Setelah Yumi di tinggal anak-anaknya pulang dia merasa ngantuk dan badannya di rasakan sakit semua.

" Pa aku mau memejamkan mataku sebentar saja rasanya kalau dibuat tiduran rasanya nyaman banget ." kata Yumi.

" Kalau dibuat tiduran enak tidur saja dulu ma nanti kalau bangun biar lebih sehat ." kata Yuda.

Sudah lama Yumi tertidur sampai sore hari lalu Yuda membangunkan Yumi.

" Ma, mama enggak makan atau minum biar sehat badannya ." kata Yuda.

" Enggak pa aku mau tidur saja tidak kepingin apa-apa, aku ingin memejamkan mataku kalau dibuat merem enak sekali ." jawab Yumi.

Yuda hanya terdiam melihat istrinya yang memejamkan mata terus, hatinya merasa campur aduk tidak menentu antara hidup atau meninggal istrinya.

Tapi Yuda terus berharap agar istrinya selalu bisa melawan penyakitnya meskipun itu hanya sia-sia saja cuma semu belaka.

Tak lama kemudian masuk kamar Yumi.

" Bagaiman Yud, Yumi sudah bangun ?" tanya bunda.

" Sudah bangun Bun tapi Yumi memejamkan mata lagi katanya kalau dipakai merem enak rasanya ." jelas Yuda.

Kemudian Bu Sanotoso mendekati Yumi sambil membangunkan Yumi berlahan-lahan .

" Yum, Yumi bangun Yum." kata bunda.

" Apa Bun ." jawab Yumi, tetap memejamkan matanya.

" Lebih enak kalau matanya merem Bun." ucap Yumi.

" Ya sudah dibuat merem saja kalau enaknya begitu. " jawab Bu Santoso, sambil mengusap kening Yumi.

Dalam hati Bu Santoso sudah campur aduk tak karuan melihat Yumi seperti itu, tetapi bu Santoso tetap membesarkan hatinya sendiri agar Yuda tidak rapuh menghadapi cobaan seperti ini.

Waktu pagi telah tiba Yuda melihat Yumi masih pulas tidurnya, kemudian membangunkan Yumi.

" Ma , mama, bangun ma ." kata Yuda.

Yumi membuka matanya lalu menutup matanya kembali. Yuda sudah merasa gelisah melihat istrinya dalam keadaan seperti itu. Bu Santoso mendekati Yuda ,

" Bagaimana keadaan Yumi Yud ?" tanya Bu Santoso.

" Tidak tahu Bun tadi kubangunkan membuka matanya tapi terus menutup matanya kembali ." jawab Yuda.

Beberapa jam kemudian Yuda membangunkan Yumi kembali sebab dari tadi dilihat tidak ada reaksi bergerak badanya ataupun membuka matanya barang sekejap.

" Ma, mama bangun ma." Kata Yuda, tetapi Yumi tetap saja tidak menjawab.

" Bun bagaimana ini mamanya Rio tidak menjawab. " kata Yuda.

Kemudian Yuda langsung manggil dokter jaga supaya segera memeriksa istrinya , dokter lalu bergegas menuju kamar Yumi, terus memeriksa Yumi setelah memeriksa Yumi dokter itu berkata,

" Bu Yumi kritis pak Yuda. "kata dokter jaga.

Mendengar penjelasan dokter seperti itu Yuda lemes begitu juga Bu Santoso, sedangkan sedih sekali. Sementara itu bu Santoso memberitahu pak Santoso.

Begitu telpon diangkat pak Santoso.

" Halo yah." kata bunda.

" Ada apa Bun. " jawab pak Santoso, bunda kok menangis.

" Begini yah Yumi kritis tadi sudah diperiksa dokter., " jelas Bu Santoso.

" Bun jangan menangis aku mau ke rumah sakit sekarang. " kata pak Santoso lagi.

Tak lama kemudian pak Santoso sudah sampai ke rumah sakit , lalu pak Santoso terus masuk kamar Yumi dan melihat wajah Yumi.

" Bun Yumi ini sudah jalan kita tuggui saja jangan ditinggal. " kata pak Santoso.

Mendengar perkataan suaminya seperti itu Bu Santoso sudah tak tahan menahan tangis langsung pecah suaranya  menangis tersedu-sedu, begitu juga Yuda yang tak pernah meninggalkan Yumi selama dirawat di rumah sakit ikut hanyut dalam kesedihan Yuda tetap menunggui Yumi dan berkata.

" Ma, mama tega ninggalin aku dan anak-anak ." ucap Yuda sambil mengusap kening Yumi.

Kemudian pak Santoso melihat Yumi lagi kelihatannya Yumi sudah tidak ada.

" Yud kamu panggil dokter untuk memeriksa keadaan Yumi. "kata pak Santoso.

Yuda langsung keluar kamar memanggil

dokter, tak lama kemudian Yuda dan dokter sudah datang di kamar Yumi dokter tersebut langsung memeriksa Yumi , setelah memeriksa dokter tersebut berkata,

" Maaf pak Yuda Bu Yumi sudah meninggal." kata pak dokter.

Bu Santoso mendengar perkataan dokter tersebut menangis tak henti-hentinya.

" Yang sabar ya pak Yuda kami tinggal dulu." kata dokter tersebut dan terus keluar dari kamar Yumi.

Yuda bagai di sambar petir di siang hari tak percaya kalau istrinya telah meninggalkan dia selama-lamanya. Yuda langsung lemes tak bisa berpikir apa-apa.

"Sudah Yud yang sabar tabahkan hatimu, ini sudah takdir Yumi , yang kuat besarkan hatimu…!! jelas pak Santoso

***

Melihat semua telah pecah tangisannya

Wiwik dengan tersedu-sedu ikut sedih sambil membereskan barang-barang dari rumah. Sedangkan pak Santoso langsung memberi tahu Dery.

" Der tolong rumah dipersiapkan diatur yang rapi mbak Yumi sudah meninggal ini jenazahnya sudah di proses untuk di bawa pulang." kata pak Santoso.

" Iya pak." jawab Dery.

" Ada apa pak Dery kelihatannya sedih sekali ?" tanya Santi.

" Semuanya ayo kita ke rumah bapak mbak Yumi sudah meninggal. " kata Dery.

Mendengar perkataan Dery, Melly langsung lemes tenaga seperti hilang . Mendengar perkataan Dery semua karyawan yang mau berangkat narik tidak jadi mereka langsung menuju rumah bapak Santoso. Sesampai di rumah pak Santoso Dadang terkejut .

" Ada apa ini kok rame-rame ke sini ? 

" tanya Dadang.

" Kamu belum tahu Dang mbak Yumi telah meninggal." kata Dery.

Dadang mendengar penjelasan Dery terus mberitahu Rio dan Kania yang ada di kamar.

" Mas Rio. " kata Dadang sambil mengetuk pintu kamar Rio.

" Ada apa pak Dadang ? " tanya Rio.

" Mas kata pak Dery mama mas Rio telah meninggal. "jawab Dadang.

" Mama meninggal !!..kata Rio.

Rio langsung menangis keras sekali terus menerus tak henti-hentinya begitu juga Kania, meskipun Kania masih kecil belum tahu apa artinya meninggal dia tetap menangis.

Setelah semua dipersiapkan tak lama kemudian mobil jenazah telah tiba, semua orang yang disitu makin sedih, pelayat sudah penuh. Karena keluarga pak Santoso dikenal dengan kebaikannya begitu juga dengan Yumi.

Setelah jenazah diturunkan dari mobil jenazah lalu dimandikan oleh ibu-ibu disekitar rumah pak Santoso.

Membutuhkan waktu yang tidak lama jenazah tersebut sudah siap untuk di berangkatkan menuju peristirahatan yang terakhir.

Setelah penguburan selesai di rumah, Yuda sangat sedih Rio dan Kania tidak mau lepas darinya. 

" Papa mama ada di surga sekarang ? 

" tanya Kania.

" Ya sayang." jawab Yuda sambil mengusap air mata putrinya.

Di ruang depan bapak dan ibu Santoso masih menerima pelayat yang tak kunjung habis, satu pulang satunya lagi datang. Melly yang masih ada di situ 

Memberitahu Bu Halimah begitu telpon menyambung Bu Halimah langsung menjawab.

" Ada apa Mel ? " tanya Bu Halimah.

" Bu hari ini mbak Yumi telah meninggal."

kata Melly.

" Sudah dikebumikan Mel ? " tanya Bu Halimah.

" Sudah Bu ini baru selesai dari makam Bu. " jawab Melly.

" Ya sudah ibu mau pergi ke sana Mel.

" kata ibu Halimah.

" Ya bu teleponnya aku tutup dulu Bu." kata Melly.

Menjelang malam Bu Halimah sampai di rumah pak Santoso, melihat Bu Halimah datang pecah lagi suara tangisan mereka Bu Santoso langsung memeluk Bu Halimah, mendengar tangisan itu Yuda terus mendekati mereka ikut sedih juga, Rio dan Kania terus berlari menuju Bu Halimah.

" Nenek. " kata mereka berdua, Bu Halimah langsung memeluk Rio dan Kania yang sama-sama menangis.

" Yud yang sabar ya semoga Yumi diberi tempat yang bagus di sisi Tuhan. " kata Bu Halimah.

Yuda hanya mengangguk saja di beritahu Bu Halimah seperti itu.

***

Suasana duka di rumah pak Santoso masih terasa meskipun sudah hampir satu bulan. Yuda masih terpukul di tinggal istrinya meskipun dia tahu bahwa

itu sudah takdir Yumi, sekarang Yuda hanya ingin fokus membesarkan kedua anaknya. Semenjak Yuda ditinggal istrinya dia tidak mau tidur di kamar itu lagi takut tidak bisa menghilangkan bayang-bayang istrinya. Yuda pindah kamar depan, kamar lama biar di tempati Kania nanti kalau sudah besar.

Bersambung