Chereads / Bayang-bayang kehidupan semu / Chapter 21 - bab 20

Chapter 21 - bab 20

Pada keesokan harinya Yuda sudah siap untuk ke kantor dan narik yang pertama.

" Bun aku mau berangkat dulu. " pamit Yuda kepada ibunya.

" Hati-hati di jalan Yud jangan ngebut.

" pesan bunda.

Setelah sampai di kantor Yuda memarkir mobilnya di garasi, dilihat Yuda mas Jono sudah ada di garasi Yuda terus turun menuju bis yang mau dijalankannya.

" Mas Jono katanya cuti kok kesini ngapain ? " tanya Yuda.

" Ha….ha…. Jono ditanya malah tertawa 

mas Yuda biasa." jawab Jono.

" Mau kencan ya ? " tanya Yuda.

Jono hanya mengangguk saja, sedangkan Yuda sudah hafal betul kalau Jono tidak masuk pasti ada janjian dengan selingkuhannya. Kemudian Yuda langsung masuk bis yang akan dibawanya.

" Ayo siap semua." kata Yuda.

" Siap pak. " jawab anak buahnya.

Lalu Yuda melaju berangkat meninggal-

kan garasi, tak lama kemudian Yuda melewati rumah Neni, terus Yuda membunyikan klakson atau belinya bis tersebut. Neni yang siap mau berangkat mengajar hanya hanya tersenyum melihat Yuda, begitu juga Yuda senyum dan hatinya merasa nyes adem.

" Waaduuh bos lagi kasmaran. " kata Sigit kondekturnya.

" Siapa tahu mau menjadi mamanya anak-anak. " kata Yuda sambil tersenyum.

" Amin. " jawab Nur dan Sigit

Jono yang duduk di bangku paling bela-

kang ikut mendengarkan dan mengacungkan jempolnya

Yuda terus melaju dengan kecepatan sedang, penumpang sudah turun naik silih berganti dan akhirnya sampai di terminal terakhir.

Setelah sampai di terminal terakhir Jono terus turun dari bis itu.

" Mas Yuda terima kasih saya turun sini.

" kata Jono kepada Yuda.

" Ya mas sama-sama. " jawab Yuda.

Kemudian Jono berjalan menuju bis kota.

Setelah penumpang turun semua Yuda memarkir bisnya dan langsung ke warung untuk ngopi.

" Capek bos ? " tanya teman dari bis lain.

" Ya begitulah. " jawab Yuda.

Setelah selesai ngopi Yuda terus meninggalkan warung tersebut dan berjalan menuju bisnya.

Setelah Jono berjalan menuju bis kota disana telah menunggu Fenti selingkuhannya.

" Mas Joni sini. " panggil Fenti, Jono lalu menghampiri Fenti.

" Sudah lama ? " tanya Jono.

" Baru mas. " jawab Fenti.

Lalu mereka berdua naik taksi yang lewat mall. Sampai di mall mereka turun Jono langsung membayar taksi. Setelah selesai membayar taksi kemudian mereka berjalan menuju mall Jono dan Fenti sangat mesra seperti ABG yang lagi jatuh cinta. Fenti digandeng  Jono mau membeli baju. Setelah sampai di tempat pakaian lalu Fenti memilih-milih.

" Ini bagus dik. " kata Jono.

" Warna itu sudah punya mas. " jawab Fenti

Lalu Fenti memilih baju warna biru laut.

" Mas ini cocok apa tidak  ? " tany Fenti.

Jono melihat baju itu lalu di tempelkan pada tubuh Fenti.

" Bagus cocok kamu memakai baju warna itu dik. " kata Jono.

" Membeli warna yang ini saja mas.   

" jawab Fenti.

Kemudian Jono dan Fenti pergi ke kasir untuk membayarnya. Setelah membayar Jono membawa belanjaan Fenti, lalu mereka berjalan-jalan lagi melihat-lihat tas dan dompet.

" Dik kamu tidak membeli tas ataupun dompet bagus lho itu. " tanya Jono.

" Enggak mas di rumah tas dan dompet sudah banyak. " jawab Fenti.

" Ayo mas kita beli sandal saja aku mau beli. " kata Fenti.

Kemudian Jono menggandeng Fenti menuju toko sandal, setelah sampai di toko yang di maksud mereka lalu masuk dan Fenti memilih-milih sandal, setelah ketemu yang cocok Fenti memberitahu Jono.

" Mas warna coklat muda ini bagus yang ini saja mas. " kata Fenti.

" Yang ini juga bagus dik warna emas tidak di beli sekalian. " ucap Jono.

" Tidak mas yang ini saja. " jawab Fenti.

Kemudian mereka menuju kasir dan Jono membayarnya . Setelah membayar mereka keluar dari toko itu dan berjalan serta melihat-lihat mungkin ada yang di minati.

" Ayo mas aku lapar makan dulu. " kata Fenti.

" Sudah jalan-jalannya enggak mau beli apa-apa lagi ? " tanya Jono.

" Tidak mas. " jawab Fenti.

Mereka kemudian berjalan menuju tempat kuliner, Fenti memilih masakan soto Babat.

" Mas beli soto saja enak itu. "kata Fenti.

" Kalau kamu senang ayo beli di situ saja. " jawab Jono.

Mereka lalu masuk ke warung soto dan duduk di tempat yang kosong.

" Mbak soto dua dan es jeruk dua. " kata Fenti.

Mas kalau di sini aku selalu ingat pertama kali kita kenal, mas Joni dengan adikmu membeli soto di sini dan aku dengan suamiku, tak sengaja aku menabrak mas Joni waktu aku membersihkan bajuku yang kotor sambil berjalan, jadi aku tidak melihat kalau ada orang yang lewat.

" Ya kamu minta maaf sampai berulang- ulang. " kata Jono, lalu kita kenalan.

" Maaf mas siapa ? " tanyaku waktu itu.

" Mas Joni menjawab aku Joni Harjono.

" kata Fenti mengulang omongan waktu kenalan dulu.

" Terus kamu bilang namaku Fenti.  " jawab Jono menirukan omongan waktu itu.

Dan dengan kebetulan aku ingat wajahmu orang yang jualan baju di pasar yang setiap hari aku berhenti di depan pasar menunggu penumpang. Dan sejak itu kalau aku berhenti di depan pasar aku selalu mencari-cari kamu dari atas bis.

Fenti paham setiap Jono berhenti di depan pasar selalu dia mencari perhatian supaya Jono melihat dirinya terus.

Setelah pesanan mereka datang langsung makanan itu di makan.

" Ini mas sotonya cepat di makan keburu dingin tidak enak nanti. " kata Fenti.

" Ya dik kalau dingin rasanya gimana ….

" jawab Jono.

Setelah selesai makan mereka membayar masakan itu lalu Jono dan Fenti keluar dari warung tersebut.

Keluar dari rumah makan itu Jono selalu menggandeng Fenti mesra banget. Lagi enak-enak berjalan Fenti melihat suaminya mencari dirinya.

" Mas bukannya itu suamiku, bahaya nanti kalau melihat aku sama kamu.

" kata Fenti.

" Iya dik itu suamimu. " jawab Jono.

Kemudian Jono buru-buru mencari jalan lain agar tidak bertemu suami Fenti.

Di situ ada penjual es kopyor, kemudian Fenti membeli es di situ.

" Hai Fen beli es ? " tanya suami Fenti sambil menepuk pundak Fenti.

" Lho mas kesini mau beli apa ? " tanya

Fenti balik nanya, pura-pura tidak tahu kalau suaminya di sini mencari dia.

" Tadi kamu ke sini sama siapa Fen ? 

" tanya suami Fenti.

" Mas lihat bersama siapa aku ini. 

" jawab Fenti.

" Aku kira bersama temanmu pasar.

" kata suami Fenti.

Aku tadi ke pasar tokomu tutup, lalu aku bertanya mbak sebelahmu kata mbaknya Fenti kemarin bilang tidak jualan mau membeli baju.

" Kalau kamu mempunyai rencana kok tidak pamit kepadaku Fen ? " tanya suami Fenti.

" Rencanaku kan bisa berubah mas makanya aku tidak pamit sama kamu.

" jawab Fenti.

" Aku heran sama kamu Fen kamu jualan

baju kok membeli baju di sini ? " tanya suami Fenti.

" Mas kamu ini bagaimana bajunya kan lain yang sama aku jual lebih bagus ini.

" jawab Fenti.

" Sudah Fen kalau minum es kalau sudah ayo kita pulang. " ajak suami Fenti.

" Ayo mas aku sudah selesai " kata Fenti sambil menggandeng suaminya.

Bersambung