Aza mendadak masuk kedalam sebuah dimensi. Dia merasa berada di sebuah desa yang bangunannya terbuat dari kayu jati. Aroma bunga mawar begitu menyengat di kedua rongga hidungnya. Ketika itu dia berjalan dengan bertelanjang kaki.
"Aku ada di mana?" sebuah tanda tanya itu mulai melesat dari bibirnya dengan suara begitu Lirih. Aza pun berjalan dengan kaki telanjang. Dia menampakan kedua kakinya di atas sebuah tanah yang masih berbatu kerikil. Mendadak dia mendengarkan suara serigala mengaung. Dia tidak pernah takut akan suara itu, dia malah mencari dimana suara itu berada.
Mendadak tangannya mulai mengeluarkan sebuah cahaya keemasan. Dia merasa kalau ada yang aneh dengan dirinya. Kemudian beberapa serigala putih yang memiliki sebuah sayap itu pun datang mengelilingi dia. Dia pun terkejut Bahkan dia merasa sedikit aneh kalau Serigala itu malah bersikap baik terhadap nya. Kemudian dia pun naik ke atas salah satu Serigala itu.
Serigala itu kemudian mengantarkan Aza ke sebuah kastil yang bentuknya begitu megah sekali. Dia melihat sosok Pangeran begitu tampan sekali bahkan kedua matanya sulit untuk berkedip. Kemudian Aza pun turun dari punggung serigala putih itu.
Lantai kastil terbuat dari sebuah berlian yang berkilauan, bahkan Aza merasa begitu takjub sekali dengan mengedarkan kedua matanya melihat seisi kastil tersebut. Dia mulai menelan salivanya sendiri dan dia berusaha untuk mengerjakan mengucek-ngucek kedua matanya namun masih tetap sama kalau dia berada di dalam kastil berlapiskan berlian.
"Astaga! Aku ada dimana?"
Seorang pangeran tampan itu mulai menghampiri Aza yang sedang berdiri mematung menatap pangeran tampan itu di singgasananya. Kemudian Pangeran itu menatap wajah Aza. Bahkan dia meraba dengan jemari tangannya. Lalu sebuah kecupan manis itu mulai dilakukan oleh pangeran tampan itu tanpa sengaja Aza menelan sesuatu di tenggorokannya. Dia menelan seperti sebuah batu kristal kecil hingga masuk perlahan-lahan ke dalam tubuhnya melewati tenggorokan.
Sebuah alarm jam di kamarnya mendadak berbunyi, kemudian aja pun terbangun dan membuka kedua matanya perlahan-lahan. Dia merasa kalau bekas ciuman itu masih terasa di bibirnya. Dia juga merasa aneh pada tubuhnya.
"Apa yang sebenarnya terjadi dengan diriku ini?" Aza mulai bertanya dalam hatinya, ia tidak bisa menerjemahkan arti mimpi tersebut.
Sinar matahari mulai menerobos melalui celah-celah jendela kamarnya, kemudian Aza pun duduk di atas ranjangnya untuk mengumpulkan nyawanya sedikit. Dia merasa kalau beberapa hari ini ada sesuatu yang aneh terhadap tubuhnya sendiri. Namun dia belum sempat bertanya kepada ibunya.
Kemudian Aza menurunkan kedua kakinya bergantian dari sebuah ranjang menuju ke lantai kamarnya. Dia mulai menguap namun tanpa disangka ketika tangannya menggerakkan sedikit saja mendadak ada sesuatu yang melayang di sana. Dia mulai terkejut melihat pergerakan sebuah buku yang mendadak melayang.
"Astaga! Kenapa semua ini terjadi kembali?" Azza berusaha untuk berharap kalau semuanya itu hanya imajinasi dan ilusi saja. Namun dia mulai menggerakkan tangan kanannya Kembali menuju ke suatu benda. Mendadak benda itu melayang juga. "Ini nggak mungkin!" Dia berusaha menepiskan Jika semua itu hanyalah sebatas ilusi ataupun imajinasi.
Kemudian Aza mulai memutuskan untuk ke kamar mandi karena dia akan segera berangkat ke kampus untuk menyelesaikan pendidikannya di sana.
*
" Emilio Finn!" suara itu membuat Emilio menetap setelah satu wajah seorang wanita tua yaitu neneknya.
"Nenek!" Emilio pun terkejut ketika neneknya datang, ia tidak bisa memungkiri kalau ujung-ujungnya neneknya pasti akan memaksa dia untuk mencari calon istri. Dia selalu enggan sekali untuk melaksanakan perintah tersebut. Baginya lebih baik bekerja daripada untuk menghabiskan waktu bersama seorang wanita yang kadang membuat hidupnya cukup rumit.
" Sampai kapan kamu akan terus bekerja dan tidak pernah menuruti apa kata nenekmu ini?!"
Emilio pun hanya menjawab iya iya iya iya dan iya. Dia enggan sekali untuk berkomentar ataupun mencari calon istri. Namun dia pun merasa penasaran dengan gadis bergaun merah yang selalu mampir dalam mimpinya. Dia bingung sekali Bahkan dia belum sama sekali bertemu dengan gadis yang memiliki rupa begitu cantik sekali. Gadis itu memiliki kecantikan yang sangat sempurna bahkan jika terkena sinar mentari warna kulitnya berubah berkilauan.
"Apa kamu menunggu nenekmu ini meninggal dulu, sehingga nenek belum sempat memiliki seorang cucu dari kamu?"
Wanita itu memang sangat memaksa Emilio untuk segera mencari seorang wanita sebagai istrinya. Namun untuk kesekian kalinya dia malah belum mencarinya, dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya yang begitu menumpuk di kantor.
" Apa kamu ingin menjadi lelaki tua dulu baru mencari calon istri?" Wanita tua itu mulai mengangkat alisnya dia merasa kalau cucunya tidak beres. Bahkan banyak rumor yang beredar bahwa cucunya itu tidak normal sama sekali. Dia merasa sangat aneh sekali dengan sikap cucunya yang tidak tertarik dengan wanita sama sekali. Dia mulai meragukan kejantanan cucunya.
Seperti biasa Emilio memilih menghindar dari neneknya, Ia pun langsung berangkat menuju ke kantornya dengan mengucapkan kata pamit dahulu.
"Apa Nenek itu tidak bosan menanyakan Kapan aku memiliki seorang calon istri? " Emilio mulai menggumam dalam hatinya karena tidak mungkin bagi dia untuk mencari seorang wanita yang benar-benar tulus mencintai nya. Bahkan banyak wanita yang mengincar harta waris dari Finn Group.
Emilio mulai menaiki mobil Limousine dengan sopir pribadinya. Kemudian mesin pun menyala lalu menyapu jalanan Kota Amsterdam. Dia mulai menghela nafas begitu berat sekali." Apa segitu terobsesi nya nenek ingin memiliki seorang cucu dariku?" dia mulai menggumam sambil mengenyritkan dahinya. Dia merasa kalau neneknya terlalu terobsesi sekali. Dia mulai menatap sebuah jalanan di luar dari jendela mobil Limousinenya.
*
Sebuah kitab sakral itu mulai terbuka Lalu ada sebuah tulisan yang mengisahkan tentang seorang gadis cantik itu yang merupakan seorang keturunan dari serigala putih bersayap. Mereka adalah salah satu keturunan dari clan Neptunus. Namun tidak semuanya bisa berubah menjadi serigala putih bersayap dengan sangat sempurna. Bahkan hanya beberapa orang yang memiliki sebuah keistimewaan tersebut.
Wanita itu mulai membaca tiap rangkaian kata dalam sebuah buku sakral yang hanya bisa dibaca oleh orang-orang tertentu. Jika yang membaca hanya manusia biasa maka tulisan itu tidak akan pernah terlihat sama sekali. Hanya sebatas buku dalam lembaran kosong saja.
" Aku tidak akan mungkin membiarkan keturunan dari klan Neptunus untuk hancur. Jika salah satu dari mereka musnah maka dunia akan musnah juga." Wanita itu menggumam dalam hatinya sambil membaca tiap rangkaian kata dalam buku sakral tersebut.
Wanita itu mulai berjalan meletakkan buku tersebut kedalam sebuah rak buku khusus. Karena ada beberapa orang yang mengincar buku tersebut."Aku tidak akan membiarkan seseorang mengambil buku ini dengan sebuah alasan tertentu."
*