Semilir angin mulai datang silih berganti hingga suasana begitu mencekam sekali kala itu. Hujan pun mulai turun begitu deras membasahi sebuah kota di mana tempat tinggal Azza. Dia mulai mengembuskan sebuah nafas begitu berat sekali. Mendadak lampu itu mulai padam hingga suasana malam menjadi semakin mencekam sekali.
Sebuah mobil melaju begitu sangat kencang sekali hingga sebuah percikkan air comberan mengenai gaun merah milik aja. Kemudian dia mulai mengumpat berulang-ulang kali lalu anehnya hujan itu mendadak berhenti seperti halnya sejenak menghentikan sang waktu.
Mobil di ujung sana yang melaju begitu cepat mendadak berhenti seketika. Sebuah keanehan itu terlihat jelas di kedua mata Aza. Dia mulai berjalan begitu sangat cepat sekali menghampiri mobil itu. Lalu dia mencoba untuk menggerakkan tangannya untuk membalikan sebuah mesin waktu.
Mobil itu mulai terbuka lalu kedua mata mereka saling menatap satu sama lain. Aza terpaku melihat sosok lelaki sombong dan aku itu kembali.
"Kamu! " keduanya saling menuding satu sama lain lalu mereka berdua terlihat saling menatap begitu sengit sekali.
"Kamu lagi!" Aza mulai mendengus sangat kesal sekali ketika bertemu dengan sosok pria yang belagu itu. "OH! Kamu ternyata tuan muda yang sombong dan angkuh! "Dia mulai mengangkat satu alisnya dengan mendekatkan kedua tangannya di dadanya.
Pria itu hanya tersenyum kecut menatap Aza yang sedari tadi mengomel. "Dasar gadis gila! Kenapa dunia selebar ini harus bertemu dengan gadis gila?!" Ketusnya.
" Emang situ oke? " Aza pun menatap begitu sengit sekali ketika melihat keangkuhan dari sosok pria dibalik mobil itu dengan menggunakan setelan pakaian tuxedo dan celana kain. Pria itupun memasukkan salah satu telapak tangannya ke saku celananya. Dia mulai membolehkan kedua bola matanya seakan dia terlalu malas untuk berdebat dengan seorang gadis seperti Aza.
"WOW!" Aza mulai tersenyum sedikit ketik sekali kearah pria itu. Dia merasa Kalau pria itu memang tidak punya hati sama sekali bahkan tidak pernah bisa mengucapkan kata maaf sekalipun." Tuan muda kaya yang belagu!" senyumannya sedikit mengejek pria itu.
Rahang pria itu terlihat begitu Sangat kokoh sekali. Bahkan tatapannya datar dan dingin dikala hujan yang masih begitu deras sekali. " Kau menghalangi jalanku! Sebaiknya kau minggir saja. Kau tak usah mencari masalah denganku! " Dia mulai menudingkan telunjuk tangan kanannya ke arah Aza.
Aza pun menatap begitu kesal sekali melihat kelakuan pria yang dihadapannya. Dia sudah kedua kalinya bertemu dengan sosok pria tersebut. "Dasar pria angkuh!" Dia mulai mengumpat berulangkali dalam hatinya ketika melihat sosok pria di hadapannya yang begitu menyebalkan sekali. Dia merasa kesal ketika melihat sosok pria itu yang malam membuang muka kearahnya bahkan meludah dihadapannya. Kedua tangannya mulai mengepal seakan mengeluarkan sebuah asap kecil. Namun dia berusaha untuk mengontrol emosinya agar tidak terjadi sesuatu.
Pria itu pun masuk kedalam mobilnya lalu pergi melajukan mobilnya. Aza merasa sangat kesal sekali melihat tingkah laku pria itu. Namun dia tidak ingin kembali menggunakan kekuatan yang ada dalam tubuhnya karena dia masih belum bisa mengontrolnya.
"DASAR BELAGU!" umpat Aza berulang-ulang kali.
*
Tubuh Aza basah kuyup karena dia lupa membawa payung. Dia berjalan menatap sebuah perasaan kesal bercampur aduk. Dia terlihat begitu kesal sekali. Apalagi menginggat sosok lelaki itu.
Rasa kesal itu merasuk dalam hati kecil Aza. Dia bahkan ingin sekali mengumpan berulang-ulang kali. Dia pun mulai masuk ke dalam rumahnya sambil menatap dan mengedarkan pandangannya. Dia merasa merindukan ibunya yang mendadak tiba-tiba menghilang setelah kejadian itu. Sebenarnya dia sangat penasaran sekali dengan isi buku yang diberikan oleh ibunya itu karena dia belum menyentuhnya sama sekali.
Aza mulai berjalan menuju ke kamarnya lalu dia pun mencari di mana buku sakral itu berada. Buku itu dengan cover warna hitam dan ada sebuah simbol bulan dan bintang, kemudian dia pun mengambil buku tersebut langsung membawa menuju ke tepi ranjang kamarnya.
Aza nilai mengingat sebuah kata-kata terakhir dari ibunya sebelum pergi meninggalkannya menjadi seekor kupu-kupu lalu terbang dan menghilang.
Mendadak sebuah cahaya pun datang melalui jendela kamarnya. Lalu cahaya tersebut pun berubah menjadi sosok pangeran yang begitu tampan sekali seperti di mimpinya waktu lalu. Kedua mata Aza pun tidak berkedip sama sekali. Dia benar-benar sangat kaget sekali melihat sosok pangeran yang pernah hadir dalam mimpinya. Dia mencoba untuk ngucek- kucek kedua matanya. Namun semua itu benar-benar sangat nyata sekali.
" Halo Tuan Putri Aza, pasti kamu sedang bingung memikirkan sesuatu yang kini terjadi kepada dirimu. Sebuah takdir memang sudah digariskan semenjak dahulu. Mau bagaimana lagi kamu harus menerima takdirmu yang bukan sebagai manusia normal sebelumnya," pangeran tampan itu pun mulai berkata kepada Aza lalu menceritakan beberapa hal mengenai jati dirinya sebenarnya.
Aza merasa sangat gugup sekali Ketika sang pangeran pun mendekatinya. Lalu dia mengajak Azza ke suatu tempat untuk memberitahu sesuatu.
Pangeran tampan itu mulai menggandeng tangan Aza lalu mengajaknya ke sebuah tempat. Dalam hitungan beberapa detik mereka berdua sudah ada di sebuah bukit.
Kala itu bulan purnama mulai terlihat kembali. Kemudian pangeran tampan itu pun mulai menunjukkan sesuatu yang membuat Aza.
Pangeran itu pun mendadak menjadi seekor serigala putih yang memiliki sebuah sayap bahkan memiliki kiloan yang cukup indah sekali.Dia mulai mengaung begitu keras sekali.
" Siapa kamu sebenarnya?!" Aza mulai bertanya kepada seorang pangeran yang mendadak berubah menjadi seekor serigala jantan. Dia merasa sedikit aneh sekali dengan sebuah perubahan pangeran tampan itu.
Serigala itu pun berubah kembali menjadi sosok pangeran tampan . Lalu dia meminta Aza untuk mengulurkan tangannya. Lalu mengikuti sebuah mantra yang telah diucapkan oleh pangeran itu. Seketika sebuah cahaya itu pun terlihat jelas di telapak tangan Aza.
"Aku akan mengajarimu hingga kamu bisa mengontrol kekuatannu. Dan aku akan mengajarimu Bagaimana cara bisa berubah menjadi seekor Serigala bersayap. Kamu adalah Putri dari clan Neptunus. Kamu juga sebagai keturunan terakhir dari kami. "Pangeran tampan itu mencoba menjelaskan Aza agar mudah mencerna sebuah kata-katanya. "Aku akan selalu ada untukmu. Kamu cukup membuktikan jarimu dan aku akan datang untukmu." Ucap Pangeran itu dengan lirih.
Aza pun terkejut ketika mendapati dirinya ternyata sedang bermimpi di atas sebuah ranjangnya namun mimpi itu terlihat begitu sangat nyata sekali. "Sebenarnya apa yang terjadi kepadaku?" dia mulai menatap sudut kamarnya. Dia mencoba menekan naskah dalam hatinya." sepertinya aku harus mencari tahu siapa aku sebenarnya. Aku tidak ingin terjebak dalam dunia yang seperti ini karena aku hanya ingin menjadi manusia yang biasa saja," dia mulai mengumam dalam hatinya.
*