Chereads / Tuan Muda Terbelenggu Perempuan Gaun Merah / Chapter 10 - Tuan Muda : Rembulan

Chapter 10 - Tuan Muda : Rembulan

Aza pun menatap sebuah langit-langit Dia terlihat sangat cemas sekali dengan sebuah kekuatan dalam dirinya sendiri. Mendadak tubuhnya berubah menjadi seekor serigala putih yang memiliki sebuah sayap Indah keemasan. Sejenak dia pun terkejut sekali.

Aza pun mulai berteriak sekuat tenaganya ketika mendapati dirinya menjadi serigala bersayap emas. Dia berusaha menepis kan kalau semua itu hanyalah sebuah mimpi belaka atau khayalannya saja. "Ini tidak mungkin kalau aku bisa berubah menjadi serigala yang memiliki sebuah sayap emas?" Namun berulang kali dia membuka kedua matanya dan menatap ke arah cermin untuk melihat dirinya adalah manusia ternyata tetap saja menjadi seorang serigala putih yang memiliki sebuah sayap emas.

Ketika dia membuka kedua kelopak matanya mendadak di depan ada seorang pangeran yang berdiri di hadapannya lalu berkata, " inilah sebuah takdir yang harus kamu terima! Kamu adalah Clan Neptunus dan kamu adalah ratu di negeri kami. "

Adapun merasa tidak percaya sama sekali kalau dia menjadi seorang ratu di negeri Neptunus. Padahal dia sama sekali menganggap kalau hanya sebuah ilusi belaka."aku tidak mungkin menjadi seekor Serigala yang memiliki sayap berkilauan. Aku adalah seorang perempuan biasa yang ingin hidup normal. "

Kemudian seorang pangeran itu membawa Aza menuju ke negeri Neptunus. Dalam beberapa detik kemudian dia telah sampai menuju ke negeri Neptunus. Disana dia disambut oleh beberapa penghuni Negeri Neptunus, kedua kakinya mulai melangkah menuju ke kastil.

Pangeran itu pun mulai menggandeng tangan Aza menuju ke sebuah ruangan khusus. Di sana tercium sebuah aroma bunga-bunga yang merekah. Kedua matanya mulai terbelalak melihat seorang wanita yang tidak asing lagi.

Kedua kaki Aza langsung berlari menghampiri wanita itu lalu memeluknya begitu sangat erat sekali. Lalu dia pun berkata, "Kenapa Ibu meninggalkanku sendirian di tempat itu?"

Wanita itupun memeluk Aza lalu dia pun berkata, " kamu sudah waktunya untuk menghadapi duniamu sendiri tanpa aku seorang wanita tua ini. Kamu harus menerima sebuah takdir yang telah digariskan dalam keturunan klan Neptunus. Ingatlah jangan sampai kau jatuh cinta dengan seorang pria yang memiliki tanda petir di punggungnya. "

Aza pun mengangguk mengiyakan karena pria itu cukup berbahaya untuk nya. Wanita itu berpesan agar dia menghindari pria yang memiliki tanda petir di punggungnya. Jika tidak maka seluruh klan Neptunus akan habis seketika.

Wanita itu adalah seorang permaisuri di negeri Neptunus. Wajah wanita itu memang cantik sekali dan memiliki kiloan seperti layaknya berlian yang menempel di wajahnya. Awalnya Aza pun tidak percaya kalau semua itu hanyalah sebatas ilusinya saja di alam mimpi.

"Tunggu! Sebenarnya pangeran ini namanya siapa?"

Kemudian Pangeran itu pun menatap kedua manik mata aja yang begitu indah sekali. Lalu dia pun mulai berkata, " Aku adalah Pangeran Leon. "

Sebenarnya Aza merasa tidak ingin mendapatkan sebuah takdir menjadi manusia serigala yang memiliki sayap. Dia hanya ingin menikmati di dunia ini sebagai manusia saja. Lalu dia pun mulai bertanya kepada Pangeran Leon, " Bagaimana saya bisa menjadi manusia normal? "

"Kamu bisa menjadi manusia selamanya jika kamu menemukan cinta sejatimu. Dan kamu bisa melahirkan seorang keturunan dari cinta sejatimu."

"CINTA SEJATI?" Aza pun berusaha mengulang ucapan dari pangeran Leon. Sementara dia belum sama sekali merasakan apa artinya jatuh cinta.

Kemudian dia masuk ke dalam sebuah mesin waktu yang menggulung nya ke sebuah tempat tinggalnya. Dalam beberapa detik dia mulai merasakan kalau dia sudah berada di bumi tempat dia tinggal. Kelopak matanya pun mulai terbuka. Dia pun tersadar di atas sebuah ranjang kamarnya. Namun genggaman tangannya pun terasa ada sesuatu di dalamnya. Lalu dia pun membuka tangannya di sana ada sebuah batu berlian kecil.

"Apa aku cuma mimpi saja?" Aza pun bergumam dalam hatinya namun merasakan mimpi itu benar-benar nyata sekali. Dia memasuki sebuah kastil bersama dengan seorang pangeran bernama Leon.

"Simpanlah batu berlian itu di tempat yang aman, jangan sampai batu itu ditemukan oleh Clan Negeri petir. "Suara itu terdengar sayup-sayup di kedua telinga aja namun begitu nyata seperti suara Pangeran Leon. Lalu dia pun hanya mengangguk mengiyakan dan menyimpannya ke dalam sebuah yang ada di kalungnya.

" Aku akan menjaga batu berlian ini. "

" Jika ada rembulan merah maka kau gunakan berlian itu untuk berlindung agar kau tidak menjadi seekor Serigala yang memiliki sayap itu. Jangan sampai kena petir menemukanmu jika tidak maka kau akan dibunuhnya. " Sebuah pesan peringatan dari pangeran Leon.

*

Suasana malam begitu sangat dingin mencekam. Wajah gusar tampak terlihat di Emilio. Dia mendekus sambil duduk di meja kerjanya. Dia mengentuk-ketuk jemarinya di atas meja kerja. "Menikah?" Dia mengulang sebuah kata yang terpikir dalam benaknya.

Emilio sangat terasa sekali ketika mendengar kan sebuah kalimat dari neneknya mengenai sebuah pernikahan. Dia harus segera menemukan seseorang perempuan yang cocok baginya. Dia akan segera menikahi perempuan itu dengan syarat di atas hitam dan putih."Aku harus menemukan perempuan yang cocok untuk aku nikahi secara kontrak dan bisa mengandung anak dari keturunanku. "

Suasana malam itu mendadak hujan begitu deras sekali. Terlihat Emilio mulai berjalan mondar-mandir dari ruang kerjanya. Dia merasa kesal sekali kenyataannya sahabatnya tidak bisa mencarikan perempuan yang pas sebagai pasangan hidupnya."Aku harus mencari seorang perempuan yang mau memenuhi persyaratan yang telah aku tentukan. Aku hanya ingin menikah dan memiliki seorang keturunan."

Emilio pun mulai berjalan menatap ke suatu jendela kamarnya. Dia melihat di luar sedang hujan deras sekali diiringi suara petir yang saling menyambar satu sama lain. Dia merasa sangat Dilema sekali dengan keadaan yang telah dialami. Dia berharap kalau keadaan itu segera berakhir.

TAP! TAP! TAP!

Dari luar kamarnya terdengar suara langkah kaki. Kemudian terdengar suara ketukan pintu berulang-ulang kali dari luar pintu kamar Emilio. Kemudian dia melangkahkan kedua kakinya menuju ke sebuah pintu kamarnya.

" Astaga! Siapa jam segini mengetuk pintu berulang-ulang kali? Emilio pun menggerutu karena dia sangat kesal sekali di jam tengah malam masih ada yang mengetuk pintu kamarnya. Padahal di jam tengah malam sudah waktunya banyak orang untuk beristirahat.

Suara ketukan itu pun terdengar kembali. Emilio pun sangat kesal sekali karena dia juga sedang mengalami sebuah pergulatan dalam benak pikirannya. Dia masih bingung sekali untuk mencari pasangan hidupnya sebagai pasangan suami istri hanya sebatas kontrak saja di dalamnya.

Kedua kaki Emilio pun berhenti tepat didepan pintu kamarnya. Dia langsung mengembuskan nafasnya begitu berat sekali. Lalu tangan kanannya mulai meraih gagang pintu. CKLEK! Pintu kamar pun mulai terbuka seketika.

" Apa kamu belum tidur?"

Nenek Emilio pun datang kembali. Firasat yang mulai tidak karuan karena sudah pasti kalau wanita tua itu akan menanyakan seorang calon istri untuk Emilio.

" Emilio belum tidur nenek karena masih ada banyak pekerjaan di kantor yang menumpuk dan akhirnya Emilio bawa ke rumah. "

Wanita itu hanya mengangguk-angguk saja.

" Kapan kamu akan menikah Emilio? " sebuah pertanyaan itu terlontar dari nenek Emilio.

Emilio hanya mampu menelan salivanya sendiri karena hingga sekarang dia masih belum menemukan perempuan yang cocok untuk dia.

*