Chereads / Tuan Muda Terbelenggu Perempuan Gaun Merah / Chapter 16 - Tuan Muda : Aza dan Emilio - 2

Chapter 16 - Tuan Muda : Aza dan Emilio - 2

Aza mulai mencoba kembali kekuatannya. Dia mulai membuka telapak tangan kanannya. Kemudian dia mulai mengarahkan ke sebuah benda. Dalam hitungan sekejap benda yang ada jauh dari jangkauannya itu pun mulai terangkat.

Cahaya putih itu mulai keluar dari tangan Aza. " Berhasil!" Dia sudah lama sekali untuk tidak berlatih mengontrol kekuatannya. Namun dia mendadak menjadi sangat mual sekali. Dia segera berlari ke kamar mandi.

Di kamar mandi Aza langsung menuju ke wastafel. Dia langsung muntah-muntah mengeluarkan seluruh isi perutnya. Dia merasa aneh sekali karena di perutnya ada sesuatu yang bergerak-gerak. Kemudian dia pun mencoba berkaca melihat perutnya yang masih rata."Apa mungkin?" dia mencoba berpikir dengan sangat keras. Dia berpikir kalau semua ini ada hubungannya dengan malam itu. " Astaga! " Dia mendesis.

*

Beberapa anak buah dari Emilio mengawasi rumah Aza. Mereka melaporkan setiap detik dan menit apapun yang dilakukan oleh Aza.

"Apa yang sudah kamu temukan mengenai perempuan itu? " tanya Emilio dalam sebuah sambungan telepon kepada salah satu anak buahnya.

Kemudian anak buahnya pun mulai share lokasi tempat dimana Aza tinggal. Salah satu anak buah Emilio pun mulai mengawasi gerak-gerik dari perempuan itu.

Aza mulai merasakan ada seseorang yang mengawasinya. Lalu dia mulai mengintip seseorang itu di balik jendela rumahnya. Dia sangat ketakutan sekali karena dia tidak ingin kalau ada seseorang yang tahu tentang jati dirinya sebenarnya. " astaga! Jangan sampai ada yang tahu tentang siapa aku sebenarnya. Aku tidak ingin seseorang mengetahui siapa aku karena aku bukanlah seorang manusia seutuhnya. " dia mulai berkata sangat iri sekali. Dia curiga kalau pria yang mengawasinya dari luar rumahnya adalah seseorang yang mencurigakan.

Aza merasa jantungnya berdegup sangat kencang. Dia tidak tahu harus berbuat bagaimana lagi karena sayap di punggungnya masih belum menghilang.

Aza berusaha untuk bisa menjadi normal sebagai manusia. Namun dia gagal untuk bisa mengendalikan kekuatannya bahkan membuat seisi rumahnya berantakan karena ada beberapa barang yang berterbangan.

Aza ingat tentang buku sakral itu. Kemudian dia pun mulai mencari buku sakral itu. Lalu dia mencari sebuah halaman tentang mantra untuk menghilangkan sayap di punggungnya. "To lefkó lamperó neró enónetai. Foteiná ta fterá tou Poseidóna." dalam bahasa Yunani dapat diartikan dengan "Air bercahaya putih bersatulah. Cahaya sayap neptunus."

Dalam beberapa detik kemudian sayap itu  mulai menghilang di punggung Aza. Lalu dia bisa bernafas sangat lega sekali ketika sayap itu menghilang dari punggungnya.

*

Emilio duduk di sebuah sofa. Dia mulai mengenyritkan dahinya. Dia mulai mengutak-ngatik pematik elektrik yang ada di tangannya. Dia merasa rasa sekali dengan perasaannya tentang permintaan dari neneknya.

" Kenapa deadline-nya semakin mendekat? Aku harus mencari perempuan itu," kata Emilio.

Emilio merasa kepalanya sangat penuh kali ketika kalimat yang dilontarkan oleh neneknya itu terus berputar dalam kepalanya. Neneknya menginginkan seorang cicit penerus dari keluarga keturunan Finn. Jika dia tidak mendapatkannya maka neneknya akan mencarikan calon untuk dia.

*

Keesokan harinya Aza mulai terbangun dari tidurnya. Ia merasakan kalau di perutnya ada yang sedang bergerak. Kemudian dia pun segera bangun menuju ke sebuah kaca. Ia melihat perutnya sudah tidak rata lagi seperti kemarin.

" Astaga!" Ada apa dengan perutku? " Dia mulai meraba perutnya yang sudah tidak rata bahkan terlihat membuncit. Dia sangat sakit sekali dengan kondisi dirinya saat ini. Dia mulai panik sekali.

Aza kaget sekali. Ada baru dua hari kemarin dia melakukan kegiatan ranjang itu bersama dengan pria asing yang cukup Arogan dan sombong itu."Tapi kenapa perutku sebesar ini? Jika memang aku hamil maka tidak akan mungkin sebesar ini?"

Mendadak ada sebuah cahaya putih yang masuk ke dalam kamar Aza.

" Pangeran Leon? " Aza terkejut dengan kehadiran Pangeran Leon yang mendadak. Dia sangat takut sekali dengan kondisinya yang seperti ini.

" Kau sedang hamil," celetuk pangeran Leon.

Kedua mata Aza langsung melotot ke arah Pangeran Leon."Hamil?" ulangnya.

" Aza, kamu bukanlah seorang manusia biasa. Kamu adalah keturunan dari generasi Neptunus jadi jika kamu hamil maka usia dalam kandungan mu itu akan cepat sekali. Mungkin bayi itu akan lahir seminggu lagi. Karena kamu bukan manusia," terang pangeran Leon.

Sebenarnya Pangeran Leon tidak sudi dengan kehadiran bayi dalam kandungan Aza. Karena dengan kehadiran bayi itu maka akan muncullah sebuah huru-hara.

Aza merasakan kalau semua itu hanyalah sebuah mimpi. Dia tidak ingin mimpi itu jadi kenyataan karena dia tidak mungkin hamil. Bahkan dia terkejut seorang generasi dari Neptunus akan melahirkan kan bayi dengan cepat tidak sesuai dengan prediksi seperti manusia biasa yang mengandung selama 9 bulan penuh. Sementara generasi Neptunus hanya hitungan hari saja.

" Ini nggak mungkin! Ini semua pasti hanyalah sebuah mimpi saja! " Aza berusaha menepiskan apa yang terjadi dalam dirinya. Dia bahkan heran dengan jati dirinya sebenarnya.

Azza belum bisa menerima jati dirinya sebenarnya sebagai generasi Neptunus."Kenapa harus aku yang ditakdirkan sebagai penerus generasi Neptunus? Padahal aku hanya ingin damai dan hidup normal sebagai manusia sesungguhnya. "Gumamnya.

" Kamu harus tahu kalau seorang penerus dari generasi Neptunus itu tidak akan pernah muda sama sekali. Apalagi Kamu adalah calon ratu di sana. Jangan sampai kamu mengecewakan Negeri dari generasi Neptunus. " kata Pangeran Leon sambil menatap kedua manik mata Aza." Aku tahu kalau kamu sudah berhubungan dengan seorang pria yang memiliki sebuah tanda petir di punggung belakangnya. Dan itu adalah keturunan dari mereka. Jangan sampai ada yang mengetahuinya, jika tidak seluruh generasi di negeri Neptunus akan musnah."

Aza hanya mengangguk mengiyakan karena dia sendiri tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat ini.

Mendadak Pangeran Leo mulai  menghilang dari hadapannya. Sontak Aza hanya terdiam dan mematung begitu saja.

"Pangeran Leon!" Aza berusaha untuk menghentikan kedua langkah Pangeran Leon namun sayangnya cahaya itu melesat begitu sangat cepat sekali lalu menghilang begitu saja.

Kemudian Aza terbangun dari tidurnya. Kedua kelopak matanya pun mulai terbuka perlahan-lahan. " Ternyata semua itu hanyalah Sebatas Mimpi saja. "Dia menggumam dalam hatinya kalau semua itu hanyalah mimpi namun dia tetap saja merasakan di perutnya ada yang bergerak-gerak. Lalu dia mulai merambah ke arah perutnya sendiri. Ia merasakan kalau perutnya buncit tidak seperti kemarin yang masih rata.

Aza langsung beranjak dari tempat tidurnya. Dia segera menuju ke sebuah kaca di kamarnya. Dia sangat kaget sekali ketika melihat perutnya sudah membuncit.

"Astaga! Apa yang harus aku lakukan saat ini? " Aza merasa aneh sekali dengan bentuk tubuhnya. Dia merasa bentuk perutnya mulai membuncit seperti orang yang benar-benar dalam fase kehamilan.