Chereads / Tuan Muda Terbelenggu Perempuan Gaun Merah / Chapter 20 - Tuan Muda : Dam Square

Chapter 20 - Tuan Muda : Dam Square

Minggu sore,  Emilio berjalan-jalan di sebuah taman Dam Square, menikmati pemandangan kota di sana.

Emilio mulai menikmati pemandangan bangunan bersejarah di Kota Amsterdam. Dia juga Mulai hunting beberapa makanan. "Sudah lama sekali aku tidak berkunjung kesini. Rasanya isi kepalaku sudah mendadak penuh kembali." Dia mulai menggumam dalam hatinya.

Emilio pun mulai melangkahkan kedua kakinya ke sebuah bangunan Istana Koninklijk. Dia merasa bangunan itu memiliki kedekatan dengan dirinya. Dia juga merasa kalau ada sesuatu yang aneh ketika dia datang ke Istana Koninklijk.

Istana Koninklijk berdiri ketika pada abad ke-17. Istana tersebut terbilang begitu indah sekali yang merupakan bangunan bersejarah di Kota Amsterdam di wilayah Dam Square.

Kemudian Emilio melanjutkan kedua langkah kakinya menuju ke sebuah Kedai Kopi. Dia mulai memasuki pintu utama Kedai Kopi. Dia mulai memesan secangkir hot Americano. Dia pun mulai duduk di sebuah kursi Nomor 8 dekat jendela Kedai Kopi.

Emilio pun mendadak terbayangkan oleh wajah cantik perempuan bergaun merah itu. Dia juga mencium aroma wewangian yang itu membuatnya candu.

Suasana kedai kopi terbilang sangat hening sekali. Hanya ada beberapa pengunjung saja untuk menikmati suasana kedai kopi sambil menyeruput secangkir kopi hangat.

Lima menit kemudian pelayan pun datang Lalu menyajikan secangkir hot Americano di atas meja tempat duduknya. Setelah itu pelayan itu pun pergi kembali ke bagiannya.

"Astaga kenapa bayang-bayangan perempuan itu selalu menghantuiku? " Emilio mulai menggumam dalam hati kecilnya sambil menyesap secangkir hot Americano. Setelah itu dia menaruhnya kembali cangkirnya di atas meja.

Senja mendadak menjadi petang. Suasana kedai kopi masih terbilang Hening sekali. Emilio pun mulai mengeluarkan ponselnya. Kemudian dia menelpon anak buahnya untuk menyelidiki perempuan itu yang selalu mengusik pikirannya.

Anak buahnya pun belum menemukan di mana perempuan itu berada sejak beberapa hari yang lalu. Kabar perempuan itu seakan lenyap begitu saja. Namun Emilio meminta anak buahnya mencari kembali perempuan yang selalu mengusik hari-harinya.

"Cari perempuan itu sampai ketemu! Aku ingin kau selidiki nya sekali lagi! Jika kau tidak melakukannya maka tidak akan pernah aku bayar gajimu!" Emilio menekan setiap kata dalam sebuah kalimat yang telah diucapkan dari mulutnya.

Emilio Langsung menyesap kembali Secangkir Kopi Americano. Setelah itu dia menaruhnya kembali di atas meja. Dia mengambil satu batang rokok kemudian dia nyalakan dengan pemantik elektrik yang ada di tangannya.

*

Di sebuah desa Aza masih saja menetap di sebuah kastil. Dia merasa tidak bisa mengontrol nafsu nya sama sekali hingga menghabiskan beberapa kantong darah. Perutnya semakin membuncit seperti orang yang hamil sembilan bulan. Dia pun susah untuk bangun dari ranjangnya bahkan untuk turun dari ranjang dan berjalan pun harus tergopoh-gopoh.

Aza merasa sangat susah sekali untuk bergerak sekalipun. Namun dia merasa lima kantong darah pun tidak akan pernah bisa untuk menghilangkan pada dahaga dan laparnya.

Kemudian terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Aza. Dia mulai melangkahkan kedua kakinya yang terasa begitu berat sekali. Bahkan dia merasakan tidak memiliki tenaga sama sekali.

Aza pun mulai membuka dengan kekuatan dalamnya dengan satu kedipan mata. Kemudian pintu pun terbuka. Di sana berdirilah pangeran Leon.

" Sudah waktunya. " Pangeran Leon pun segera membawa aja ke sebuah tempat dengan menggunakan teleportasi.

*

Emilio pun mulai mengerutkan dahinya. Dia mulai meminum obat tidur karena seharian ini dia belum bisa tidur sama sekali. Dia berusaha untuk menyibukkan diri. Tapi semuanya tidak akan pernah terjadi.

"Aroma tubuhmu begitu wangi sekali hingga aku tak bisa untuk melupakannya!" Emilio mulai mengingat kejadian itu. Dia mulai menikmatinya setiap sentuhan-sentuhan yang telah dia buat untuk perempuan itu. "Aroma tubuhmu seperti heroin yang begitu membuat aku candu."

Emilio pun mendengar perempuan itu mulai mengerang menikmati setiap sentuhan sentuhan yang dilakukan olehnya. Hingga menggemakan seisi ruangan saat itu. Aliran darahnya pun mulai mendidih seketika. Dia mulai menyemburkan sebuah cairan hangat rahim perempuan itu.

Emilio mulai menyesap bagian leher perempuan itu dengan penuh kenikmatan di kala itu. Dari sisi pikirannya, dia memasukkan tonjolan keras itu berulang kali. Setelah itu dia dan perempuan itu pun tergeletak dalam sebuah ranjang.

Bagi Emilio malam itu benar-benar mengesankan bahkan tidak akan pernah dia lupakan sama sekali. Dia merasakan sebuah kenikmatan di setiap detiknya. Dia merindukan sentuhan itu. Bahkan dia yang menginginkan sekali malam itu terjadi kepada dirinya.

Satu botol obat penenang pun tidak mampu untuk menenangkan pikiran Emilio yang semakin berselancar bebas mengingat peristiwa malam itu bersama dengan perempuan misterius itu beraroma mistis. Aroma tubuh perempuan itu memang berbeda dari perempuan lain bahkan seperti heroin yang memabukkan sekali bagi siapa saja yang menciumnya.

*

Aza sudah berada di sebuah tempat dimana disana seperti hanya ada sebuah cahaya pemisahnya. Dia merasa tubuhnya mulai bergetar saya ketika bahkan perutnya terasa begitu kram sekali.

Mendadak tubuh Aza mulai melayang dalam keadaan tertidur. Sebuah cahaya putih itu pun merasuk dalam tubuh Aza.

Pangeran Leon pun mulai membacakan sebuah mantra dalam mulutnya. "Sebuah kehidupan akan datang ketika kelahiran itu mulai terjadi. Semua adalah takdir dari Tuhan yang takkan pernah ada yang tahu," dia menggumam dalam hati kecilnya membacakan mantra-mantra suci itu.

Mendadak di bumi terjadilah sebuah hujan petir bersahutan bahkan angin puting beliung pun mulai terlihat. Badai tornado di mana-mana hingga terjadinya sebuah bencana banjir dan air bah di sebuah bumi bagian lain.

Ketika Emilio pun tertidur, dia merasakan ada sebuah getaran. Dia mulai terbangun kembali karena dia takut kalau itu benar-benar gempa.

Monica mulai bersemedi dengan membacakan sebuah mantra-mantra karena dia tahu akan ada sebuah kehidupan baru yang akan terjadi dalam sebuah generasi.Dia sudah menunggu begitu lama sekali untuk sebuah kelahiran dari dua generasi yang dijadikan satu dalam sebuah alam.

Mendadak sebuah lampu di kota Amsterdam padam. Terdengar suara-suara yang begitu mencekam. Petir saling menyambar hujan pun datang begitu dengan deras sekali.

Seluruh penduduk di Kota Amsterdam itu pun terlihat sangat panik sekali.

Kota Amsterdam gelap gulita bahkan sedang dilanda hujan yang begitu deras sekali. Suasana semakin mencekam bahkan terasa ada getaran hebat hingga membuat penduduk di Kota Amsterdam itu pun keluar dari rumah mereka masing-masing namun mereka juga takut keluar karena suasana di luar juga begitu mencekam dan berbahaya.

*

Aza berteriak sekuat tenaga. Dia merasa perutnya seperti diremas-remas.

Pangeran Leon pun masih sibuk untuk membacakan sebuah mantra-mantra suci itu. Hingga sebuah cahaya putih keemasan itu merasuk ke dalam tubuh Aza.

Dalam beberapa detik kemudian terdengar suara tangisan bayi. Tubuh Aza yang tadinya sempat melayang kini sudah kembali ke tempat asal namun dia tidak sadarkan diri. Sebuah cahaya keemasan itu pun mulai mengurung tubuh Aza.

"AZA!" Pangeran Leon panik ketika memeriksa Aza tidak bernafas sama sekali. Namun dia tahu kalau Aza benar-benar memiliki sebuah kekuatan sepenuhnya dalam tubuhnya. Dia juga tidak bisa memprediksikan kapan anda akan bangun kembali.

*