"Kenapa kamu ingin aku tersenyum?" tanya Dinda.
"Karena senyuman itu melambangkan kebahagian. Dan aku sangat ingin jika kamu bahagia," aku Rico.
Hati Dinda seketika saja langsung berdebar.
'Apa? Apa benar yang telah aku dengar ini? Aku tidak salah dengar, kan? Rico berucap seperti itu padaku. Ya ampun ... hanya karena aku mendengar kata-kata seperti itu saja aku langsung bahagia. Jadi aku tidak perlu lagi tersenyum untuk terlihat bahagia. Buktinya aku sudah bahagia. Aku bahagia, Rico'. Batin Dinda.
"Apa kamu sudah tersenyum? Mengapa kamu malah membisu gitu?" tanya Rico.
"Eum ... hehe, ini aku sedang mempersiapkan senyuman termanisku, Ric. Jadi saat ini aku terdiam," cicit Dinda.
"Haha ... tunjukan senyuman semampunya saja, Din. Ga usah dipaksakan kayak gitu. Haha," tawa Rico.
"Hm, ya kan aku juga mau terlihat manis dengan memperlihatkan senyuman termanis juga. Jadi aku sedang berusaha," cicit Dinda.
