Tia terus memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, sampai Fey harus rela terus berpegangan karena takut setengah mati.
"Kurangin kecepatan lo kampret!" meski sudah diteriaki berkali-kali. Telinga Tia semacam kebas, sampai-sampai perempuan itu tetap keras kepala membawa ngebut mobilnya.
"Kalo lo mau mati jangan ajak-ajak gue sialan!" Fey kembali memaki setengah marah setengah takut.
Apa sebenarnya yang merasuki sahabatnya ini, kenapa tiba-tiba moodnya berubah buruk, padahal Fey pikir sebelumnya, Tia masih baik-baik saja.
"AAAAAAA..."
Meski memang meminta Tia memelankan kecepetannya, Fey tidak pernah meminta Tia tiba-tiba mengehntikan mobilnya mendadak. Untung saja Fey memakai seatbelt, kalau tidak mungkin dirinya sudah terlempar.
"Kenapa sih lo?" tiba-tiba Fey merasa bersalah setelah melihat Tia menangis diam-diam.