Chereads / BUCKET LIST / Chapter 24 - Bab 23 Ex

Chapter 24 - Bab 23 Ex

"Apa kita harus lapor polisi?" perempuan yang memiliki tatanan rambut pendek memberi usul.

"Gila ya lo?? Setahu gue harus ilang 24 jam dulu baru laporan lo ditanggepin." yang berambut panjang hitam menolak mentah-mentah.

Sedari tadi Alka hanya sibuk mendengarkan perdebatan kedua temannya, Fey dan Tia yang sibuk mencari keberadaan Agni yang hilang di bak di telan bumi.

"Al menurut lo gimana?" akhirnya Alka dituntut pertanyaan yang membuatnya kembali resah harus menjawab seperti apa.

Sebenarnya Alka tau di mana Agni, karena perempuan itu memberitahunya di chat semalam kalau dia akan pergi dengan Jen hari ini, tetapi Agni melarangnya untuk memberi tahu rencananya pada Tia dan Fey yang jelas anti pada segala hal tentang Jen.

"Gimana kalau kamu kita tunggu aja, mungkin Agni lagi sibuk jadi gak buka roomchat kita." kelakar Alka terpaksa. Meski sudah memberikan wajah yang sangat meyakinkan menurutnya, tetap saja Fey dan Tia menunjukkan gelagat tidak puas.

"But, its really weird you know? Gue tau Agni tu kebo banget kalau udah holiday, tapi ini kita udah gedor kamar kosnya, and there's nothing. Handphone dia juga bukannya mati, tapi dia udah gak online sejak tadi pagi, aneh banget tu anak kan gak punya banyak temen di sini, mau kemana tu orang sendirian? " Fey berujar panjang lebar, Tia sudah mengut-mangut di sampingnya, dan Alka hanya bisa pasrah dengan rahasia yang dipegangnya.

"Apa mungkin dia balik ke Jakarta?" pertanyaan Tia membuat Alka dan Fey menoleh serempak.

Fey jelas memberikan ekspresi 'Are you fucking kidding me?'

"No fucking way" kata Fey keras.

"But its possible right, elo tau kan nyokap Agni dan segala kediktatorannya, kalau beliau mau A, dia harus dapat A." Ujaran Tia membungkam Fey seketika, dan Alka yang sibuk menjadi pendengar hanya bisa memberikan ekspresi yang tak terbaca. Sebenarnya dia sudah mau memberitahu yang sebenarnya, tapi lagi-lagi dia ingat dengan janjinya.

"Guys, mungkin aja Agni pergi hunting foto kan, kata kalian dia suka pergi cari moment sendiri?" Alka kembali memberikan kebohongan, meski bukan seratus persen kebohongan, karena Agni benar tengah pergi dengan Jen saat ini untuk tugas Aurora.

"Kenapa gue gak kepikiran ya? Me time dia kan emang motret sendiri." Kata Fey lega. Dan Tia menggangguk menyetujui.

Melihat kedua raut wajah Fey dan Tia yang sekarang tidak lagi menampilkan guratan khawatir, Alka dapat bernapas lega. Setidaknya Agni tidak lagi menjadi buron yang membuat kedua wanita itu kalang kabut.

Sialan Agni dengan segala rahasianya, ingatkan Alka untuk tidak lagi mau kalau-kalau gadis itu memintanya menjaga rahasia.

*****

Alka selalu merasa bertemu dengan Fey, Tia, dan Agni tentunya—merupakan salah satu turning point yang dialaminya dalam hidup. Dulu Alka bukalah pribadi yang mau mencoba hal-hal baru yang cukup menantang seperti apa rasanya pergi ke bar atau pergi melakukan night drive dan menyanyi keras sampai besoknya dia harus kehilangan suaranya untuk sementara. Perempuan-perempuan ini mengajarinya banyak hal yang seakan baru untuk Alka selami. Dan meskipun tidak selalu menunjukkan hal baik, tapi Alka selalu bersyukur karena mereka adalah orang-orang baik yang membuatnya tidak harus berpura-pura hidup dalam semua keteraturan.

Seperti saat ini, pergi karaoke berjam-jam setelah akhirnya tidak lagi mengkhawatirkan keberadaan Agni di mana, adalah rutinitas yang kerap mereka lakukan saat ada waktu longgar.

Dan benar sekarang ketiganya harus rela berbicara dengan serak karena tenggorokan yang tidak baik-baik saja.

"Gila tenggorokan gue sakit banget... Haha.. Haahaa" Fey mengadu sembari mengelus lehernya berkala.

"Padahal selalu tau bakal berakhir gini, tapi kenapa gak pernah mau berhenti" Tia ikut mentertawakan nasib ketiganya yang kini tak bisa lagi berkata bebas, suara mereka serupa orang berbisik. Ketiganya kembali tertawa lepas memikirkan kebodohan yang kerap mereka lakukan hampir setiap minggu.

Sebenarnya ini adalah bentuk untuk melepaskan penat dan stres yang kerap membuat mereka sakit kepala. Dan bernyanyi keras di karaoke atau dijalanan sepi pada malam hari adalah satu diantaranya. Sayang Agni harus absen hari ini, biasanya gadis itu yang terakhir tumbang dan berhasil menyelesaikan waktu yang booking dengan tepat.

"Hey ternyata bener mantan dan kawan-kawan." bariton seseorang menyapa gendang telinga ketiganya, membuat semua menoleh serempak.

Fey yang lebih dulu mengenali suara orang itu memutar bola matanya malas, jelas kata 'mantan' ditujukan orang itu padanya.

"Oh my bastard ex" katanya malas.

Alka yang juga kenal dengan orang ini, hanya bisa tersenyum tipis mengingat dia adalah senior sekaligus pembimbingnya di Aurora-Seth.

"Well, mulut lo masih kasar ternyata." balasan Seth untuk Fey membuat suasana sedikit awkward, Tia yang sudah biasa mengalami hal seperti ini nampak acuh justru sibuk menyantap makanan yang dipesanya.

"Boleh gue duduk, gue lagi nunggu seseorang?" laki-laki itu kembali bertanya, dan jelas Fey memberikan tatapan galak dan sudah siap menolak dengan kasar, tapi Alka si baik hati jelas mempersilahkan dengan cepat, bahkan buru-buru gadis itu menyingkirkan tasnya yang dia taruh di atas kursi.

"Thank Al."

Alka hanya menanggapi dengan senyum ramah, meski matanya tak berani menatap balik ke arah Seth yang nampak keren malam ini.

"Where's Agni?" Seth kembali membuka obrolan, bahkan dengan tak tau malunya Seth ikut mencomot makanan yang dipesan ketiga perempuan itu.

Tapi dengan cepat Fey memukul punggung tangannya, sampai laki-laki itu mengadu kesakitan

"Aw..."

"Watch your hand mister mantan" seru Fey galak dengan pelototan.

"Gue gak tau lo sepelit ini" Seth membalas sengit. Fey kembali memutar bola matanya kesal, kembali menyesali keputusannya dulu yang harus menerima laki-laki ini.

Uh... Sungguh merusak daftar mantan yang dimilikinya.

"Kakak boleh makan ini aja, ini aku yang pesan." Alka mulai menawarkan tak enak, bagaimanapun Seth adalah senior yang sudah baik padanya dan Agni di Aurora. Meski hubungan keduanya tidak terlalu dekat tapi Seth masihlah orang yang harus dia hormati terlepas dari hubungan masa lalunya dan Fey.

"I know you are an angel Al, not like someone in here." sindiran Seth membuat Fey kian meradang, lihat saja tangannya yang sudah bersiap melempar tas miliknya kalau tidak di tahan oleh Tia.

"Watch your mouth asshole." maki Fey galak.

Mendengar makan dari Fey, Seth justru tertawa lepas karena berhasil memancing singa itu mengamuk, Fey memang tak pernah santai kalau menghadapinya. Bahkan ketika mereka masih berpacaran, Fey adalah mantan tergalak yang pernah dimilikinya.

"Fey sabar..." Alka memilih mengelus lengan Fey memberikan gadis itu ketenangan, bagaimanapun mereka masih di tempat umum. Membuat keributan di kafe yang lumayan ramai pengunjung bukanlah sebuah pilihan yang baik.

Sebenarnya Alka juga hampir memarahi Seth karena laki-laki itu terus mengeluarkan kata-kata yang jelas memancing amarah sahabatnya, tapi tentu saja dia tidak bisa. Bagaimana nanti kalau dia sampai di keluarkan dari ukm karena memaki wakil ketua yang disegani semua anggota ini.

"Eh orang yang gue tunggu udah datang, I have to go right now."

Ketiganya tanpa sadar menoleh ke arah pandang Seth saat ini pada seorang perempuan cantik, yang Alka tau siapa orangnya. Sang gadis antagonis dari aurora-Yasmin. Kakak tingkatnya yang memiliki visual cantik namun berwajah antagonis.

" Al gue duluan ya, eh by the way, can i have your number?" tanya Seth sembari mengulurkan ponsel-nya ke depan Alka, mau tak mau Alka menagguk cepat sebelum di ap tidak sopan.

"Modus." begitu mendengar ujaran Fey, Alka hanya tersenyum tipis sedang Seth mengering jail ke arah sang mantan tanpa berniat membantah.

Begitu Seth pergi dari mereka bertiga, Tia yang sedari tadi tidak ikut bersuara justru yang pertama kali membuka mulutnya,

"Jangan diperhatiin terus, gagal move on ntar." katanya geli, saat menangkap pandangan Fey yang tak lepas dari Seth begitu laki-laki itu melangkah menjauh.

Mendengar kata-kata Tia, jelas Fey mendengkus keras, seakan memberikan bantahan tegas bahwa tidak mungkin membenarkan pernyataan Tia," Oh no fucking way, jerk bukan tipikal gue"

"Ouch ingatkan gue sama seseorang yang nangis kejer waktu tau dia cuma jadi selingkuhan." Tia kembali membuka argumen, dan sukses membuat Fey terpancing dengan melempar kentang goreng tepat ke arahnya.

"Sialan, yahh Thats why gak mungkin gue mau balik sama tu orang, anyway gue punya David sekarang."

"Oh but He's not that hot like Seth."

Alka sudah geleng-geleng mendengar celotehan dua temannya yang tak pernah mau kalah satu sama lain, oh she missed Agni in the time right now, cuma Agni yang bisa menengahi kedua orang ini kala berpadu argumen.

"Yeah, i know, but David He's damn a good kisser."Fey kembali menjawab dengan wajah penuh kemenangan.

Mendengar perkataan Fey, mau tak mau Tia mengdigik jijik, dasar temannya dengan mulut tanpa filter, tak tau kah dia wajah Alka sudah pucat mendengar kata-kata yang dilontarkan barusan, terkutuklah kepolosan Alka yang mungkin akan hilang sebentar lagi, karena bergaul dengan mereka.

"Ouch, dasar bitch."

"Well I am" bukan membantah Fey justru memperlihatkan raut bangga pada ke-bitchannya, kalau sudah seperti apa lagi yang bisa dikatakan.