Dia mengulurkan tangan untuk menyapu basah dari pipiku, tapi aku tersentak menjauh. Aku berbaring dan berguling ke samping, menarik lututku ke dada dalam posisi protektif. Aku tidak ingin menatapnya. Aku tidak tahan untuk jatuh ke matanya yang indah dan menjadi mangsa daya pikatnya lagi. Hatiku tidak bisa menerimanya.
Dia mengambil selimut dari kaki tempat tidur dan menyelipkannya di sekitarku.
Aku memejamkan mata, mencoba membuatnya diam. "Tinggalkan aku sendiri," gumamku ke bantal.
Dia tidak mengatakan apa-apa untuk waktu yang lama, tapi aku bisa merasakan dia mempertimbangkanku. Akhirnya, aku mendengar sepatu botnya yang berat menginjak-injak ruangan, dan pintu tertutup di belakangnya.
Aku menarik napas, dan isak tangis keluar dari dadaku saat aku menghembuskan napas. Aku menarik selimut menutupi kepalaku dan menangis sampai tertidur.
****Joshua