***Ana
"Aku tidak bisa berkeliling tanpa bra," kataku, terkejut membayangkan putingku menyembul melalui kamisol tipis yang dia berikan untukku.
"Ya kamu bisa. Tidak ada seorang pun di sini untuk dilihat. " Dia melangkah ke arahku, melingkarkan lengannya di pinggangku dan menarikku mendekat sehingga dia bisa berbisik di telingaku. "Aku ingin akses ke tubuh Kamu setiap saat. Apakah itu mengganggu Kamu bahwa aku ingin bisa meniduri Kamu tanpa celana dalam menghalangi? Jika aku mendapatkannya untuk Kamu, aku hanya akan merobeknya. Itu akan sia-sia, bukan begitu?"
"Tapi… Madun ada di sini," kataku tergagap.
"Dia akan baik-baik saja."