Lena adalah perempuan berusia 28 tahun, introvert, wajahnya biasa saja, tomboy dan tidak modis.
Lena kuliah di Bandung mengambil Jurusan Manajemen di Universitas Dharma Mulia, universitas favorit bagi Lena.
Dia mempunyai kakak perempuan yang bernama Ivana Louisa Indrawan, berusia 32 tahun, belum menikah dan selalu sibuk akan pekerjaannya.
Lena lebih suka menyendiri, tidak ceria, pendiam, pemurung, gampang patah hati namun mudah juga untuk jatuh cinta. Sebaliknya Ivana selalu ceria, percaya diri, cantik, menawan dan cerdas.
Beberapa hari setelah menghadiri acara single man and woman di Apollo Cafe, dia menunggu janji Eva untuk memperkenalkan dengan laki-laki yang cocok untuknya.
Lena bekerja sebagai Staf Accounting di CV. Scarlett Digital Printing. Perusahaan yang bergerak di bidang percetakan digital, seperti membuat banner, MMT, baliho, dan sebagainya.
Di sana dia tidak terlalu dekat dengan rekan-rekan kerjanya. Lena cuma memiliki dua orang sahabat yaitu Rika dan Anna.
Dua minggu kemudian saat baru pulang dari kantor, Lena mendapat sms dari nomor yang tidak dikenal. Dia cepat-cepat mengambil ponsel dan membaca sms itu.
*Selamat Sore, Lena. Saya Evan Adrian, boleh kenalan?*
Dia tidak langsung membalas sms dari laki-laki tersebut, lalu beberapa menit kemudian dia mengirim pesan pada Evan.
*Selamat Sore, Evan. Boleh kok, kamu tahu nomor saya dari mana?*
*Saya dapat dari kak Eva, katanya ada cewek cantik yang sedang mencari pacar. ^^*
*Bukan cari pacar tapi teman dekat. :)*
Padahal Lena memang sedang mencari pacar tapi harga dirinya cukup tinggi, lagipula tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya pada cowok itu.
*Oh begitu, kalau boleh tahu rumahmu di mana?*
*Rumah saya di Jalan Rangga Sari.*
*Jauh juga ya dari rumah saya.*
*Memangnya rumah kamu di mana?*
*Rumah saya di Jalan Rengganis.*
Mereka pun sms-an selama satu jam lamanya, Lena merasa nyaman waktu ngobrol dengan Evan walau cuma sms-an.
Setelah sms-an, Lena masuk ke kamar dan bersantai sebentar sambil menonton tv. Sore itu Ivana dan orangtuanya belum pulang dari pabrik.
Pukul 19.00 wib dia mematikan tv kemudian pergi mandi. Dia senang dapat berkenalan dengan Evan Adrian.
"Kayaknya Evan cowok yang baik, kira-kira dia ganteng gak, ya," gumam Lena di depan cermin kamar mandi.
***
Keesokan hari di kantor tempat Evan bekerja, dia meng-sms Lena lagi karena ingin sekali mengobrol dengan Lena.
Siang, Len. Kamu lagi apa?
Siang, Van. Saya lagi makan, kamu sudah makan belum?
Belum, aku lagi sibuk sms-an sama kamu.^v^
Gombal deh.
Gak gombal, kok.
Kamu makan dulu, Van. Nanti sehabis istirahat saya sms kamu lagi.
Iya.^.^
Evan kemudian meletakkan ponselnya di meja lalu mengambil kotak berisi menu makan siang di pantry.
Biasanya dia pergi makan siang di luar bersama Andrew dan Leo saat istirahat, tapi hari ini dia makan dengan staf lain di dalam kantor.
Virdha, rekan kerja sekaligus orang yang menyukai Evan sejak lama, memperhatikannya yang senyum-senyum sendiri sambil membawa kotak berwarna biru. Dia heran kenapa Evan bertingkah seperti itu?
"Van ... Evaann."
"Apa? Lo manggil gua?" tanya Evan terkejut.
"Iya, kenapa senyum-senyum kayak gitu? Ayo makan, udah jam setengah satu nih," jawab Virdha mengingatkan.
Evan tidak membalas ucapan Virdha, dia berjalan ke ujung meja lalu duduk menyendiri di sana.
"Kenapa duduk di sana? Biasanya mau ngobrol sama gua tapi sekarang malah duduk sendiri," gerutu Virdha pada Evan.
"Gua lagi gak mood ngobrol sama lo." Evan membuka kotak makanan tanpa menoleh ke arah Virdha.
"Ya udah, terserah lo!" seru Virdha.
Evan kesal pada Virdha yang usil, lagipula terserah saja dia mau makan sendiri atau duduk di dekat Virdha.
Pokoknya siang ini dia tidak mau diganggu siapapun, Evan hanya ingin mengobrol dengan Lena, kenalan barunya.
Selesai makan, Evan kembali ke ruangan dan melanjutkan pekerjaannya. Dia masih menunggu sms dari Lena.
Tak lama kemudian ponselnya berbunyi, dia cepat-cepat membuka dan membaca pesan tersebut.
Van, lagi apa?
Saya baru selesai makan.
Sama dong. By the way kamu pernah pergi ke acara perjodohan gak?
Gak pernah, kenapa?
Kenal kak Eva dari mana?
Dari sepupu saya.
Van, chatnya sudah dulu ya. Nanti malam kita sms-an lagi, bye.^.^
Bye. ^_^
Evan lagi-lagi tersenyum memikirkan perkenalannya dengan Lena. Padahal mereka cuma sms-an, belum bertemu secara langsung.
Dia pun berkata dalam hati.
Len, gua pengen ketemu dan mengenal lo lebih deket. Semoga lo memang cocok jadi pacar gua.
Sementara itu di tempat lain, Lena merasa nyaman mengobrol dengan Evan. Dia sudah terbuai oleh kata-kata Evan di sms yang begitu manis dan perhatian.
*****