Malam berganti pagi, matahari yang tadinya bersembunyi entah kemana sekarang menampakkan diri dengan sekaligus menerangi bumi, udara yang sejuk di pagi hari ditambah kicauan burung dari luar membangunkan aku dari terlelapnya tidur.
Aku melihat arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 08.30 pagi, hari ini aku terbangun sedikit terlambat biasanya pukul 07.00 pagi aku sudah terbangun, mungkin karena semalam aku sedikit lelah dan terlalu banyak berfikir membuat aku tertidur sedikit lebih lama.
Ingin rasanya aku bermalas-malasan di tempat tidur dan melanjutkan sedikit lebih lama tidurku, tapi perutku tidak bersahabat yang sudah berbunyi untuk meminta jatah makan, kebiasaanku bangun pagi dan selalu serapan membuatku sedikit sulit untuk mengubah nya.
Akupun beranjak dari tempat tidur dan sedikit merapikannya, setelah merapikan tempat tidur aku mengambil handukku yang ku gantungkan di belakang pintu kamar lalu aku keluar dari tempat kamarku, aku melihat keadaan rumah pagi itu yang sedikit sibuk.
Aku melihat ayah yang dengan asiknya membaca koran depan rumah sambil menikmati kopi di pagi harinya, sedangkan ibu dan kakak menyiapi serapan pagi kami, aku menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri supaya menghilangkan rasa ngantuk ku dan agar kelihatan sedikit lebih segar.
Sehabis mandi aku berberes di kamarku mencari kesibukan sebelum serapan pagi, tidak lama berberes aku keluar dari kamar ku menuju ke dapur untuk melihat menu serapan pagi ini, ibu dan kakakku membuat lontong pagi ini dan aku segera mengambil piring dan mengambil lontong buatan ibu dan kakakku untuk mengisi perutku yang sudah kosong sejak tadi.
Seperti biasanya masakan ibuku selalu saja terasa enak di lidahku, sehabis serapan aku menuju tv untuk menonton kartun yang banyak di tayangkan di hari-hari libur sekolah, banyak film kartun yang tayang pagi itu tapi aku lebih memilih menonton Spongebob.
Sesambil rebahan aku menikmati cerita kartun Spongebob yang aku tontoni sesambil ketawa melihat adegan-adegan yang dilakukan Spongebob dan patrik sahabat nya di cerita itu.
Waktu terus berjalan kartun yang ku tontoni berganti dan terus berganti sehingga membuat ku merasa bosen hanya di depan tv saja dari pagi tadi, tidak lama kemudian aku mendengar teman-temanku mamangil dari rumah.
"Radit ...radittt....," teriakan Memet, Ari, Iwan, Ela dan Rina dari depan rumahku, akupun bergegas keluar untuk menyambut mereka karena sudah merasa bosen sejak tadi hanya menonton kartun di depan tv.
"Akhirnya kalian datang juga..udah jam berapa ni kok baru datang sih ?" tanyaku kepada mereka semua.
"Baru jam 11.00 pagipun, emang kita mau kemana harus pagi-pagi kali buat ngumpul ?" jawab Ari sambil menanyakan ke aku.
"Iya gak tau juga sih, cuman aku udah bosen sejak tadi dirumah,,,asikkkk nonton kartun ajapun kayak anak-anak bocah," jawabku dengan muka polos.
"Tumben Dit, biasanya dirimu yang paling males keluarkan," ujar Ela dengan tiba-tiba.
Hari ini Ela dan Rina ikut bergabung dengan kami seperti biasanya, hanya saja kemaren mereka tidak ikut karena ada urusan lain.
"Iya gak tau juga ni, hari ini rasanya bosen banget dirumah. Pingin ngumpul aja gitu sama kelian cerita-cerita gitu," ujarku menjawab pertanyaan Rina.
"Cieeeee tumben dirimu romantis banget ngomongnya, pingin bareng-bareng sama kami, biasanya paling susah di jemput,hahaha," ujar Ela sambil ngeledek ku.
"Hahahaha..bener juga tu..dirimu kenapa lagi galau Dit ?" ujar Rina sambil bertanya sekaligus mentertawakan ku.
"Hahahahahha," mereka tertawa serentak seakan meledekku.
Seperti di katakan mereka semua, aku adalah orang yang paling susah di ajak keluar untuk berkumpul, selalu saja aku memberi banyak alasan kepada mereka ketika datang untuk menjemput ku.
Tapi sering kali juga aku merasa malas untuk ikut keluar di ajak mereka walaupun pun ujung-ujungnya aku akan ikut bersama mereka dengan paksaan, tapi hari ini sebaliknya aku malah menunggu mereka untuk menjemput ku.
Apa mungkin karena libur panjang yang membuat aku merasa bosen seharian di dalam rumah sehingga tidak memiliki kegiatan sama sekali, atau mungkin akhir-akhir ini aku merasa sedih setiap malam sebelum tidur mengingat jati diriku yang merasa tidak normal.
Aku tidak mengerti dengan perasaan ini, tapi yang pasti ingin rasanya aku bercerita dengan mereka apa yang aku rasakan, tapi rasa takut ini membuat aku harus menahan dan merahasiakan ini semua sendiri, aku tidak ingin mereka menjauhiku hanya karena aku menyukai sesama jenis.
Terutama kami hanyalah anak remaja yang belum mengerti apa-apa tentang perasaan. Tapi aku berjanji dalam hatiku suatu saat nanti ketika kami beranjak dewasa aku akan menceritakan kepada mereka apa yang aku rasakan jika ini emang benar-benar aku rasakan.
"Iya ngak galau sih, cuman bosen aja libur kali ini gak kemana-kemana, jadi pingin aja gitu ngabisin waktu sama kelian weiii," ujarku kepada mereka dengan beribu alasan.
"Udah-udah jangan di pertanyaan lagi, untung aja Radit mau ikut sama kita kan, kalau kayak biasanya gimana,? yang harus pake beribu jurus buat dia keluar dari rumahnya," ujar Memet yang membelaku.
"Benar juga sih, jadi gak capek-capek kan datang kesini terus harus maksa dia lagi buat gabung sama kita,hahahah" ujar Iwan dengan sedikit meledekku.
"Jadi kita kemana ni,' ujarku bertanya pada mereka.
"Kemana ya, tempat base came ajak yok, udah lama ni aku gak makan rambutan," ujar Ela yang di maksud base camp pohon rambutan tempat biasa kami ngumpul.
"Ok siap," ujar kami semua serentak.
"Bu aku main keluar dulu ya sama yang lain," ujarku berteriak dari depan rumah meminta izin kepada ibuku.
" Iya hati-hati nanti siang jangan lupa pulang buat makan siang, ajak juga yang lain," ibuku menjawab.
"Ok siap.. assalamualaikum," ujarku memberi salam.
"Walaikumsallam sallam," ibuku membalas salamku.
Kamipun berjalan menuju pohon rambutan tempat biasa kami berkumpul, langkah demi langkah kami meninggalkan rumahku. Sesampai di tempat tujuan kamipun mengambil posisi favorit kami masing-masing seperti biasanya, canda gurauan kami lontarkan disana membuat kami lupa dengan yang lain, di sela candaan kami Ela bertanya denganku tiba-tiba
"Eh Dit katanya ada tetangga baru ya dekat rumahmu,?" tanya Ela kepadaku.
"Iya la, kenapa,?" jawabku
"Dengar-dengar dia cakep, kenalin kenapa dengan kami,?" ujar Ela yang dimaksud dengan kami itu dia dan Rina.
"Dasar gatel lu ya La, emng kurang apa ada lelaki tampan berempat disini, masih sempat lu nanya laki-laki lain ya," ujar Memet yang dimaksudnya itu Aku, Memet, Ari dan Iwan. kamipun tertawa terbaha-bahak mendengar pernyataan oleh Memet.
"Liat Kelian semua udah bosen, lagian kami lihat kalian gak ada cakep-cakepnya, hahaha" Rina memotong pembicaraan dengan meledek kami dan sekarang giliran Rina dan Ela yang mentertawakan kami.
Begitu indah pertemanan dan kebersamaan kami, sering kali aku merasa ketika bersama mereka hatiku merasa bahagia dan tenang, rasanya aku tidak memiliki beban pikiran, walaupun mungkin di luaran sana orang berpikiran anak remaja kelas XII belum memiliki masalah.
Tapi jujur ketertarikanku dengan sesama jenis ini membuat aku sering sekali merasa depresi dan takut. Karena aku merasa di dunia ini cuman akulah satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki perasaan tidak normal ini.