Chereads / Hasrat Terpendam / Chapter 12 - KELUARGA KECILKU

Chapter 12 - KELUARGA KECILKU

Kurang lebih menghabiskan waktu 1jam dalam perjalanan dan akhirnya kapal kamipun sudah sampai dan bersandar di pelabuhan Pulau Bintan, seluruh penumpang kapal pun berberes barang-barangnya untuk dibawa keluar kapal.

Satu persatu penumpang berjalan untuk meninggalkan kapal, Sedangkan ayahku masih terlelap oleh tidurnya yang mungkin bermimpi indah saat ini.

"Yah bangunnn,,, kita udah sampe ni," ujar Kak Dinda.

"Ayah pun terbangun dan terdiam sejenak di tempat duduknya, setelah itu kamipun semua ikut berjalan meninggalkan kapal untuk menghirup udara segar di luar. Senang rasanya kami sudah sampai disini dengan selamat dan akan menikmati pulau kecil ini nantinya.

Beberapa saat kemudian sopir yang menjemput kamipun telah tiba dan menghampiri keluarga ku dan membantu membawa barang-barang bawaan kami, setelah semua barang bawaan kami telah di masukan kedalam mobil, kami pun memulai perjalanan kami ke Resort yang telah kami pilih sebelum nya.

Kami menginap di Treasure Bay bagian The Canopi, di Treasure Bay, yang terkenal memiliki kolam renang terbesar se-Asia Tenggara. Disana banyak sekali permainan air yang seru seperti Jetovator, Water Bicycle dan ada juga Bumper Car.

Sesampai nya di Resort, keluarga ku pun masuk ke kamar masing-masing yang telah di booking sebelum nya. Aku dan Bima akan sekamar dan seranjang berdua, itu membuatku senang bisa tidur di samping Bima selama kami disini.

Sesampai di kamar Bima menjatuhkan dirinya secara tiba-tiba di kasur dan berkata "ahhhhh akhirnya sampai juga", aku rasa dia sedikit lelah di perjalanan dan membutuhkan sedikit istirahat sebelum kami memulai perjalanan kami selanjutnya.

"Istirahat aja dulu sebentar Bim, ayahku bilang tadi pukul 16.00 aja kita nanti jalan-jalan keluarnya," ujarku memberi sedikit perhatian dengan Bima.

"Oh ok Dit, kamu ngapain berdiri disana,,sini baring-baring dulu," ujar Bima mengajakku untuk beristirahat sebentar.

Sebenarnya membuat ku sedikit canggung dan malu untuk berbaring di sampingnya Bima, walaupun itu sebenarnya sangatlah normal dan tidak ada aneh-aneh nya, tapi mungkin karena aku memiliki perasaan dengannya, itu mengapa membuatku sedikit canggung.

Tapi aku memberanikan diri dan berbaring disampingnya, sangat nyaman rasanya bisa berbaring disampingnya dan rasanya hati ini merasa sangat tentram dan ingin sekali rasanya aku memeluknya saat itu.

Sekarang pukul 11.30, kami masih memiliki waktu beberapa jam untuk menikmati keindahan sore di Bintan, tidak lama kami berbaring mata ini terasa sangat ngantuk dan tertidur saat itu juga.

Rasa capek di perjalanan dan bangun lebih awal untuk beres-beres sebelum berangkat membuat kami sedikit lelah dan membutuhkan istirahat untuk mengumpulkan kembali energi kami.

Waktu terus berjalan aku dan Bima masih terlelap dalam tidur siang kami, akupun tersentak oleh tidurku mendengar ketokan kamar kami dan bel kamar berbunyi beberapa kali, aku bangkit dari tidurku dan duduk sebentar untuk mengumpulkan nyawa-nyawaku yang belum bersatu seutuhnya.

Aku melihat wajah Bima ketika tidur yang begitu manis dan membuat mataku 100% terbuka lebar sehingga ngantuk ku ini menjadi hilang seketika saja, ini semua terasa mimpi bisa tidur disampingnya dan melihat wajahnya pertama kali ketika terbangun tidur.

Aku beranjak dari tidurku dan membuka pintu untuk melihat siapa yang menggedor pintuku sejak tadi, setelah aku membuka pintu kamar ku. "Baaaaaaaaaaa," kakakku mengagetkan aku dari depan pintu kamar.

Akupun sedikit berteriak membuat Kak Dinda tertawa kegirangan, emang kakak gak punya akhlak. Baru saja nyawaku terkumpul semua dan merasa senang bisa melihat wajah Bima pertama kalinya ketika terbangun tidur, eh sudah ingin membuat nyawaku melayang-layang lagi.

"Ya Allah parah banget, pada hal nyawaku baru terkumpul loh udh buat kaget aja kakak," ujarku dengan muka yang sedikit bete.

"Hahahahahha...maaf-maaf lagian lama banget bukain pintunya sejak tadi pada hal di gedor,, hayoooo kalian berdua lagi ngapain," ujar kak Dinda dengan sedikit ngeledek dan penasaran.

"Ih otak kakak gk beres, kami ketiduran lah, tu Bima masih molor aja gk kebangun-bangun," ujarku menjawab dan menunjuk tanganku ke Bima untuk menyakinkan kakakku.

"Hahahah..iya iya bercanda, cepat beres-beres bentar lagi ibu ngajak makan tu," ujar Kak Dinda.

"iya ok, mau mandi dulu sebentar," ujarku

Dan akhirnya Kak Dinda pun meninggalkan kamarku dan aku langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirimu terlebih dahulu, setelah selesai mandi aku mengganti bajuku dengan yang baru, karena sudah tidak merasa nyaman dan sedikit bau dengan baju yang ku pakai tadi.

Sekarang aku sudah selesai mandi dan mengganti bajuku, saatnya membangunkan Bima dari tidurnya, rasanya tidak tega membangunkannya dari tidur, mukanya terlihat sangat lelah.

Dan sangat menikmati tidurnya membuat ku sedikit mengundurkan waktu untuk membangunkan Bima. Sekitaran 30 menit aku memberi waktu Bima untuk tidur lama kini aku memberanikan diri untuk membangunkannya.

"Bim bangun," ujarku memanggil beberapa kali sambil menggoyangkan badannya.

"Ahhhh...udah jam berapa Dit ?" tanya Bima yang terbangun olehku.

"Udah jam 3 sore lewat Bim," ujarku

Bima serontak kaget mendengar aku mengatakan jam 3 lewat dan buru-buru terbangun dari tempat tidurnya.

"Aduuuhhh aku ketiduran ya,,maaf ya Dit jadi gak enak, niatnya kesini liburan malah nungguin aku karena tertidur," ujar Bima yang merasa bersalah.

"Santai aja kali Bim, aku juga baru bangun kok, baru aja di bangunin sama Kak Dinda, ya udah sana mandi dulu," ujarku menenangkan Bima ya yang seakan merasa bersalah.

"Oh ya udah aku mandi dulu ya kalau gitu," ujar Bima dan pergi ke kamar mandi saat itu juga, tidak lama kemudian Bima selesai dari mandinya dan keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada dan hanya menggunakan handuk kecil yang menutupi di bawah pusar sampai setengah pahanya.

Akupun sontak terdiam melihat pemandangan itu tanpa berkedip sedikit pun yang membuat aku terkagum oleh tubuh yang di miliki Bima, sontak beberapa lama aku mencoba menyadarkan diriku sendiri dan memalingkan pandangan yang indah itu.

Jantungku yang berdetak kencang dan membuat aku tidak tahan sebenarnya untuk ingin melihat tubuh Bima lebih lama lagi, tapi aku manahan nya agar tidak ketahuan oleh Bima saat itu.

Bima yang tidak menyadari dan hanya sibuk dengan dirinya mengganti pakaian dan bersiap-siap tanpa memikirkan aku yang harus kuat menanggung cobaan ini, tidak lama menggunakan baju dan beres-beres akhirnya Bima selesai juga dan siap untuk keluar berjumpa keluarga ku yang sudah menunggu sejak tadi.

"Yok Dit", ujar Bima untuk mengajakku keluar kamar. Kamipun bergegas keluar dan menuju ketempat keluarga ku yang berada di restoran dekat kolam berenang, sesampai disana kamipun duduk dan mengorder makanan untuk mengisi perut kami yang sudah terasa lapar dan sambil melihat pemandangan indah dari sana.