Berita yang begitu mengejutkan bagiku yang masih aku harapkan hanya bunga tidurku saat ini, tapi ini sebuah kenyataan yang harus aku terima dengan lapang dada. Aku tidak boleh egois untuk kehendak ku saja, aku harus memikirkan keluarga ku juga untuk saat ini.
Keputusan keluarga ku yang akan pindah ke Jakarta untuk beberapa hari lagi semakin dekat, rasa sedih bercampur kecewa yang aku alami saat-saat ini membuat aku depresi, dimana aku harus meninggalkan kota yang aku dibesarkan disini dan teman-teman yang bukan hanya 1 atau 2 tahun yang aku kenal lagi.
Mereka yaitu Memet, Iwan, Ari, Ela, dan Rina aku kenal semenjak kecil harus aku tinggalkan untuk selamanya, entah kapan akan berjumpa dengan mereka lagi. Dan rumah selama 18 tahun aku tinggalin akan di tempatkan oleh orang lain, yang dimana begitu banyak memori yang indah atau buruk. Rumah ini menjadi saksi bisu cerita keluarga ku.
Tapi aku mencoba mengikhlaskan semuanya ini demi masa depanku dan keluarga ku, sulit iya ini sangat sulit. Tapi inilah hidup tidak semua yang kita inginkan atau rencanakan akan berjalan sesuai keinginan kita. Tapi di balik itu semua aku yakin ada sebuah hikmah yang bisa aku dapatkan.
Bima cinta pertamaku yang gagal dan akan jadi sebuah cerita ku sendiri, rasa yang terpendam ini akan aku bawak dimana pun aku berada. Aku hanya berharap Bima akan bahagia dan selalu bahagia dimana pun dan kapanpun dia berada.
Hari semakin hari berlalu waktu perpisahan akan di mulai dimana air mata akan terjatuh dan hati yang pilu akan menyertai kami. Hari ini adalah hari terakhir kami di Batam aku menghabiskan waktu ku bersama teman-temanku untuk terakhirnya.
Terlihat jelas raut muka mereka yang sedih tapi memaksakan untuk tersenyum untukku supaya aku tidak terlihat sedih juga, seperti biasa kami berada di base camp pertemuan kami seperti biasanya. Ini menjadi perkumpulan kami untuk terakhir kalinya.
"Dit kamu janji ya dimana pun kamu, kamu ngak bakal ngelupain kami yang berada disini," ujar Ela dengan tiba-tiba dengan raut muka yang sedih.
Aku hanya tersentak sedih seakan air mata ini ingin terjatuh ke tanah, tapi aku menahannya sehingga bibir ku tak bisa aku gerakkan untuk membalas pernyataannya.
"Iya jangan lupain kami, dan janji kamu bakal mengirim pesan atau menelpon kami kalau ada waktu luang disana," ujar Rina melanjutkan perkataan Ela.
Aku hanya bisa terdiam dan mengangguk-anggukkan kepalaku sedikit, tak terasa air mata ini terjatuh dengan sendirinya tanpaku sadar, sakit benar-sakit ketika harus berpisah dengan orang-orang yang aku anggap sahabat bahkan seperti keluarga ku sendiri.
"Udah jangan di tahan Dit, kalau mau nangis ya nangis aja, aku yakin kok nanti di Jakarta kamu akan baik-baik saja tanpa kami," ujar Memet yang memberi ku semangat.
"Iya benar Radit kami kan pintar dan baik hati, pasti banyak yang menyukai kamu disana, apa lagi wajahmu juga tampan, walaupun gak setampan aku sih," ujar Ari dengan candaan membuat suasana berubah yang tadi hening dan terasa sedih sekarang menjadi lucu dan kamipun tertawa.
"Hahahah.. kepedean lu RI, pernah berkaca gak sih, wajah mu sama Radit ibarat kan langit dan bumi jauh banget,hahahah" ujar Iwan .
Kamipun tertawa, hatiku yang sedih seketika terobati oleh candaan mereka, hari semakin gelap kamipun memutuskan pulang kerumah sebelum Maghrib tiba, di perjalanan aku bertemu dengan Bima.
"Hey Dit, Jam berapa besok berangkat ?" Ujar Bima bertanya.
"Eh Bim, besok jam 14.00 udah di bandara," ujarku dengan singkat.
"Lucu ya baru aja kita dekat eh kamunya malah pergi ninggalin aku, hahaha,"Ujar Bima.
"Hmmm...jangan buat aku sedihlah," ujar ku.
"Iya aku bercanda, cie janda anak Jakarta ni ye mulai besok, kita kebalik ya. Aku dari Jakarta ke Batam dan kamu malah sebaliknya. Lucu juga ya kalau di pikir-pikir," ujar Bima menggoda ku
"Hahahah..iya juga, mudah-mudahan aku betah ya disana,"ujarku
"Aku yakin kamu pasti betah kok, Jakarta enak kok, yang pasti kamu jaga diri baik-baik ya disana dan pilih-pilih pergaulan juga," ujar Bima memberikan ku nasihat.
"Iya Bim makasih banyak ya," ujarku.
Kamipun berpisah ketika sampai didepan rumahku, aku masuk kedalam rumah dan melihat keluarga ku sibuk dengan membereskan barang-barang yang akan di Bawak besok ke Jakarta rumah baru kami
Akupun menuju ke kamar ku dan juga membereskan perlengkapan ku yang akan aku bawak besok, aku tidak mau ada barang yang berharga yang memiliki nilai kenang-kenangan selama aku disini tertinggal.
Selesai dengan semuanya kami beristirahat dan pergi tidur lebih awal malam ini, karena besok adalah hari yang panjang dan pasti melelahkan buat kami yang harus berpindahan kota.
Hari perpisahan pun tiba-tiba, pagi-pagi temanku semua sudah berada dirumaku untuk mengucapkan selamat jalan, ini momen yang sangat menyedihkan bagiku. Tapi aku berusaha tersenyum, mobil jemputan kami untuk ke bandara pun sudah sampai dirumaku.
Kami melambaikan tangan dengan orang-orang yang mengantarkan kami, perjalanan kamipun di mulai. Penerbangan kamipun sudah waktunya tiba, aku dan keluargaku bergegas memasuki pesawat dan duduk ketempat kami masing-masing.
Pilot yang mulai menerbangkan pesawat kami perlahan demi perlahan meninggalkan kota Batam ini, tidak lama penerbangan kami sekitaran kurang lebih 45menit kamipun sampai di Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta, kami bergegas turun dan mengambil barang-barang kami.
Di luar pak supir sudah siap menunggu kedatangan kami untuk mengantarkan kami ke rumah baruku. Aku dan keluarga bertempat tinggal di Jakarta Utara di Salah satu perumahan yang terbilang bagus, di perjalanan kami kerumah. Aku hanya menikmati dan melihat gedung-gedung yang sangat tinggi di ibukota ini.
Aku berharap semua teman-teman ku disini dan juga melihat pemandangan ini bersama ku, tapi apalah daya mereka sangat jauh disana. Tidak lama di perjalanan kami sampai kerumah baruku, kamipun memasuki nya dan saling bergotong royong untuk membersihkan nya.
Rumahku disini lebih besar ketimbang rumah kami di Batam dan halaman yang kami miliki juga terbilang sedikit lebih luas ketimbang di Batam. Aku berharap aku akan betah berada disini dengan suasana baru dan akan punya teman-teman baru juga.
Hari yang sangat melelahkan ini dan juga menjadi hari pertama ku dengan cerita yang baru selama berada disini, aku harap semua akan baik-baik saja dan aku akan memiliki cerita yang indah yang akan mengisi hari-hari ku selama berada di Jakarta.
Dan aku harap ini adalah jalan keluar ku juga untuk menghilangkan rasa yang tidak wajar dihati ku bersama Bima, aku akan berharap perasaan yang terpendam ini akan hilang dengan seiring waktunya dan aku akan memulai kehidupan baru disini dengan ceria yang baru.