Setelah kami menghabiskan waktu di perjalanan selama kurang lebih satu jam, akhirnya sampai juga kami di Pelabuhan Sekupang yang bisa di katakan sedikit jauh dari rumahku, dan ayahku dengan cepat mengambil karcis untuk parkir mobil dan sekaligus juga memberi tau kepada petugas disana bahwa mobil akan kami tinggalkan untuk dua hari disini.
Setelah ayahku selesai mengurus administrasi masalah parkir mobil, ayahku pun menjalankan mobilnya dengan pelan sambil melihat kiri dan ke kanan melihat tempat yang cocok untuk memarkirkan mobil kami.
Setelah semua sudah selesai kamipun turun dari mobil dan mengeluarkan barang bawaan kami dalam mobil satu persatu, seperti biasa yang aku rasakan Bima anaknya sangat sopan dan pengertian. Dia tidak memperbolehkan para wanita untuk membantu menurunkan dan membawa barang bawaan.
Sifatnya yang dewasa dan melindungi sering kali aku merasa terpesona olehnya, mungkin Bima yang lebih banyak menurunkan barang dan bawaan ketimbang aku dan ayahku, mungkin dia juga merasa segan dengan keluarga ku jika tidak membawa lebih banyak barang bawaan, pada hal kami sudah mencegahnya dan membagi barang dengan yang lain dengan seadil-adilnya.
Tapi tetap saja dia tidak mau dan bersikeras untuk membawa banyak barang, pada hal dia hanya membawa sedikit barang miliknya, tapi malah dia yang mengangkut banyak barang keluarga ku.
Kamipun mulai berjalan menuju pelabuhan, sesampai di pintu masuk gedung pelabuhan kami di berhentikan oleh penjaga untuk melakukan check body dan barang bawaan kami, serta menunjukan tiket yang sudah di pesan ayah secara online tadi malam, tidak terlalu lama menunggu untuk pengecekan oleh petugas pelabuhan.
Selesai pengecekan semua terlihat aman dan petugaspun mempersilahkan kami masuk ke dalam gedung pelabuhan dan kamipun bergegas menuju kapal yang akan kami naikin, pukul sudah menunjukan 9.30 pagi dan itu tandanya setengah jam lagi kapal kami akan berlayar untuk menyebrang ke pulang Bintan.
Menyebrang ke Pulau Bintan tidak terlalu lama menghabiskan waktu mungkin hanya sekitar kurang lebih 1 jam, tapi itu tergantung cuaca juga menentukan lama cepatnya kapal bisa berlayar, jika cuaca tidak bagus gelombang laut pun akan tinggi dan membuat semua kapal yang berlayar harus berkecepatan pelan untuk berlayar.
Tapi jika cuaca normal kapal bisa berlayar sedikit lebih cepat dan kita akan sampai tujuan dengan tepat waktu. Hari ini mungkin hari spesial ku sehingga tuhan mencerahkan cuaca seperti hatiku yang sedang cerah dan bahagia.
Sepanjang jalan aku hanya memandangi birunya laut yang terlihat sangat damai sehingga membuatku merasa nyaman dan tentram dan khusus ayahku yang selalu saja tertidur di dalam kapal setiap perjalanan kami kemanapun.
Ombak yang begitu damai seakan mempersilahkan kapal yang kami tumpangi untuk berlayar menyebrangi lautan dengan tenangnya, dan burung yang terbang di atas lautan dan mengelilingi kapal kami seakan menuntun kami untuk sampai di tujuan dengan selamat.
Air laut yang begitu biru menghipnotis ku seakan aku tidak memiliki beban pikiran. Yang hanya aku rasakan saat ini hanyalah hati yang damai, tentram, dan begitu bersemangat saat ini ,seakan aku merasakan hidupku paling bahagia untuk kali ini dari orang lain.
Bima yang duduk di samping kiri ku sedang asik sendirinya menonton tv yang tepat berada di depan kami yang di letakkan sedikit lebih ke atas dari kepala kami yang ada tiangnya, dan Kak Dinda yang asik sendirinya membaca novel favorit nya,
Yang aku tidak mengerti apa yang menarik dengan membaca novel seperti itu dan aku merasakan itu sangatlah membosankan apa lagi tidak ada gambarnya sama sekali, novel yang hanya di penuhi dengan tulisan tanpa gambar kadang membuatku merasa sangat bosen.
Dan bagiku lebih menarik dan mengasikkan membaca komik yang beragam gambar di dalamnya terutama komik ya ada bergambar barbie atau seorang putri dan semacam nya, Sangat lucu bukan, ?
Aku seorang laki-laki yang lebih menyukai membaca komik yang ada gambar semacam barbie atau seorang ratunya, tapi entah kenapa aku lebih suka melihat dan membaca komik seperti itu ketimbang komik yang bergenre action dan sejenisnya ,terutama novel seperti yang kakakku miliki. Yang tidak sedikitpun aku merasa tertarik untuk membacanya walaupun hanya sebentar.
Sedangkan ibuku sedang asik membaca petunjuk keselamatan dalam berlayar dan informasi apa yang harus di lakukan penumpang pada saat kapal mengalami kecelakaan dan kerusakan, yang sudah di sediakan oleh perusahaan mereka yang di letakkan di kursi penumpang masing-masing.
Iya itu sangat wajar bagiku karena hampir semua orang tua lebih suka membaca hal-hal yang memiliki informasi yang penting ketimbang semacam novel atau komik yang tidak berguna bagi mereka. Sesekali aku melihat wajah Bima yang begitu serius menonton TV di sampingku.
Ntah kenapa setiap aku memandanginya dengan teliti membuat detak jantungku berdetak dengan cepat seakan jantungku akan meledak dan merasa sedikit sesak nafas, wajahnya yang begitu cool dan tatapan matanya yang begitu tajam membuat dia sangat terlihat seperti pejantan tangguh dan berjiwa dewasa dengan tubuh yang ideal dan memiliki dada yang bidang.
Aku berfikir semua wanita seumurannya yang melihat akan tertarik dan tergila-gila olehnya, tapi selama ini denganku dia tidak pernah berbicara tentang pacar ataupun wanita yang lagi dekat dengannya.
Aku tidak tau kenapa, yang pasti itu sedikit aneh seorang Bima yang aku kenal dan terlihat sempurna tidak memiliki pasangan, tapi aku yakin dia sudah memiliki pacar tapi belum ingin menceritakannya kepadaku.
Tapi aku merasa itu jauh lebih baik ketimbang dia harus menceritakannya denganku yang bisa membuat aku merasakan patah hati dan cemburu, walaupun aku tau itu hak dia dan sangat wajar dia memiliki pacar dengan usianya terbilang sudah cukup pas untuk berpacaran.
Karena yang aku lihat selama ini sudah sangat biasa anak SMP dimanapun itu berada pasti sudah memiliki pasangan dan berpacaran walaupun terbilang masih muda, tapi itu hal yang normal bagiku. Jangankan anak SMP di Batam ini aku lihat.
Anak SD pun sudah banyak yang berani berpacaran. sungguh lucu di pikir-pikir oleh diriku anak di bawah umur saat ini yang masih terbilang sangat muda sudah berani berpacaran dan mempublikasikannya dimana-dimana, sedangkan Ibuku pernah bercerita di zamannya tidak ada yang namanya berpacaran, mereka hanya di jodohkan oleh orang tua mereka.
Pada waktu orang tua mereka merasa sudah pantas bagi anak-anaknya untuk menikah dan bersuami atau sudah ingin melihat anak-anaknya di atas pelaminan terutama memiliki seorang cucu.
Dan juga sudah banyak yang ingin meminang anak gadis perempuan mereka dan itu sangatlah wajar di zaman orang tuaku, dan juga terbilang banyak tentang perjodohan antar suka minang di saat ayah dan ibuku masih muda.