...Tanpa Aleana ketahui di ponsel Yura menampilkan tulisan "SAYANG" pada nama si penelepon, yang tak lain adalah nama Bastian yang dia berikan nama tersebut pada ponselnya.
~~~[[]]~~~
Ketika ponsel Yura diambil, Aleana dapat melihat di dalam ponselnya tertera nama "Sayang" dan saat akan diangkat panggilan tersebut tiba-tiba dering ponsel sudah mati. Aleana tidak ambil pusing atau-pun curiga. Karena setau Aleana, bahwa Yura memang memiliki pacar tapi dia belum pernah bertemu dengan pacar Yura, sebab menurut cerita Yura pacarnya berada di luar kota.
Aleana keluar dari mobil menuju kantin tempat dimana Yura menunggu dia.
"Kamu kenapa Ra ? kenapa muka kamu kelihatan bingung dan panik kayak gitu ?" Aleana mulai duduk di kursi depan Yura.
"Aku lagi nyari ponsel aku Ra, tapi enggak ketemu. Seingatku tadi sudah aku taruh di dalam tas dari rumah, jadi gak mungkin ketinggalan" jelas Yura yang masih membongkar isi tasnya.
"Iya udah memang udah kamu bawa kok dari rumah, tapi kamu tinggalkan di dashboard mobil Ra. Nih aku bawain sekalian kesini makanya" sahut Aleana.
"Ya ampun, kok aku bisa lupa ya ?...hmm, pasti gara-gara tadi aku buru-buru mau ke toilet jadi enggak sadar kalau ponsel aku tertinggal" wajah Yura sudah tidak panik lagi. "Makasih ya Na, udah bawain ponsel aku kesini, kalau enggak mungkin aku masih bingung cari-cari keberadaan ponsel aku" Yura menghela nafas lega.
"Sama-sama Ra, lagian awalnya aku juga enggak tau kalau ponsel kamu tertinggal" Aleana menjelaskan kejadian bagaimana bisa dia tau ponsel Yura tertinggal.
"Kamu sempat angkat enggak panggilan itu?" tanya Yura pura-pura tenang tapi dalam benaknya panik. 'Gawat kalau Aleana angkat telepon itu, jangan-jangan dia udah tau yang sebenarnya lagi'
"Enggak kok, soalnya pas mau aku angkat panggilannya udah berhenti. Makanya aku bawa aja sekalian ponsel kamu kesini" tutur Aleana tanpa merasa ada yang aneh dari pertanyaan Yura.
"Oh, yaudah nanti aja aku hubungi kembali dia. Sekarang mending kita masuk kelas aja, entar keburu dosennya dateng duluan lagi" ajak Yura dan mereka berjalan menuju ruang kelas.
Setelah satu jam kelas mereka sudah selesai.
Tuut...tuuut...tuut...
Pada dering ketiga panggilan Aleana diangkat. "Tian kamu berangkat ke kampus lebih awal bisa enggak ? ada yang mau aku bicarakan soalnya" ucap Aleana langsung pada intinya. Dia menelepon Bastian saat masih di dalam kelas yang hanya menyisakan dia dan Yura saja.
"Oh, bisa sayang. Ini aku juga sudah dijalan menuju kampus, mungkin 20 menit lagi aku sudah sampai. Kamu tunggu aku di kantin saja. Bye sayang" jawab Bastian di seberang.
"Hmm, baiklah aku tunggu. Kamu hati-hati dijalan ya Tian" Aleana menutup panggilannya, setelah itu dia mengajak Yura ke kantin untuk menunggu kedatangan Bastian.
Aleana dan Yura sudah memesan makanan juga minuman sambil menunggu Bastian. Sekitar 20 menit Bastian datang dan duduk di samping Aleana. Sedangkan Yura duduk di depan mereka berdua.
"Halo sayang, maaf, udah nunggu lama ya ?" sapa Bastian pada Aleana sambil mengusap kepala Aleana dengan pelan, yang tak lepas dari tatapan mata Yura. Sebenarnya dia cemburu tapi tidak mungkinkan rasa cemburunya itu dia ungkapan dengan terus terang, nanti yang ada rahasia mereka bakal terbongkar.
"Enggak kok, kamu udah makan ? Mau aku pesanin ?" tanya Aleana sembari tersenyum tipis ke arah Bastian.
"Enggak usah, aku tadi udah makan kok dirumah pas mau berangkat ke kampus" tolak Bastian. "Oh iya, tadi katanya kamu mau ngomong. Emang mau ngomong apa? kok tumben banget" tanya Bastian ketika dia mengingat alasan kenapa dia berangkat lebih awal dan langsung menuju kantin kampus.
"Emm, begini, sebenarnya aku mau bilang ke kalian berdua karena kalian adalah pacar dan juga sahabat aku"...