...'Lihat saja Aleana, selama kamu pergi aku akan berusaha mendapatkan Bastian dan ketika kamu kembali Bastian pasti akan secara langsung membuangmu karena dia sudah menjadi milikku...milik Yura seorang...hahaha" batin Yura gembira membayangkan Bastian yang akan menjadi milik dia seutuhnya.
~~~[[]]~~~
Keesokan hari
Pukul 9.30 pagi Aleana baru saja menyelesaikan ritual mandi paginya. Aleana kini tengah memakai celana jeans biru yang dipadukan dengan atasan kaos berwarna putih bertuliskan chanel beserta jaket crop jeans dan tidak lupa sepatu cets berwarna putih yang terkesan simpel ditambah make-up tipis dengan rambut panjangnya yang diikat cepol keatas yang terlihat santai.
Selama Aleana kuliah dia memang terkenal dengan style simple dan santainya tanpa mengurangi kecantikan alami yang Aleana miliki,. Aleana melakukan ini semata-mata karena dia tidak mau ada orang yang curiga kepada dirinya jika dia berpenampilan yang berlebihan.
Tidak lama setelah Aleana sudah siap, tiba-tiba bel apartementnya berbunyi. Aleana langsung berjalan membuka pintu ketika dia tau orang yang datang adalah pacar dan juga sahabatnya yang memang mereka berdua sudah berjanji kepada Aleana untuk mengantarkannya ke bandara.
"Kamu sudah siap sayang?" tanya Bastian ketika Aleana baru saja membuka pintu dengan senyuman.
"Sudah, kita berangkat sekarang saja karena ini sudah jam 10.00, takutnya nanti kita terjebak macet lagi kalau tidak cepat-cepat berangkat ke bandara" jawab Aleana menjelaskan sembari berjalan ke ruang tamu untuk mengambil kopernya yang akan dia bawa pergi.
"Ok, biarkan aku saja yang membawa kopermu. Ayo kita segera ke bandara saja" ucap Bastian.
Mereka sudah masuk kedalam mobil dengan Bastian sebagai pengemudi, di kursi penumpang sampingnya Aleana dan Yura duduk di kursi penumpang bagian belakang.
"Kamu nanti harus hati-hati selama disana, jaga kesehatan, jangan sampai telat makan dan istirahat yang cukup. Kalau ada apa-apa cepat hubungin aku ataupun Yura ya sayang" ucap Bastian dengan satu tangannya memegang tangan Aleana, dan sesekali menghadap ke Aleana dengan serius.
"Benar apa kata Bastian Na, kamu bisa hubungi aku ataupun Bastian kalau perlu bantuan seumpama terjadi apa-apa...kita siap buat bantu kamu kapanpun itu" sambung Yura dengan senyum penuh kepalsuannya menatap Aleana.
"Baiklah akan aku ingat semua pesan kalian jadi jangan terlalu khawatir...Terima kasih ya, kalian sangat baik. Aku bahagia bisa kenal dengan kalian yang selalu perhatian dan sayang sama aku selama ini" ucap Aleana tulus dengan senyum menghadap ke Bastian dan Yura bergantian.
Setelah kurang lebih 40 menit perjalanan, sekarang mereka sudah berada di loby bandara.
"Hati-hati ya Na, kalau sudah sampai jangan lupa segera kasih aku kabar, ok" pesan Yura sambil memeluk Aleana dengan memasang wajah sedih.
"Ingat jaga kesehatan, kalau sudah sampai segera kasih kabar dan cepat pulang sayang" ucap Bastian dengan tatapan sendu yang kini tengah berdiri di depan Aleana sambil memegang kedua tangan Aleana.
"Iya itu pasti, kamu juga jaga kesehatan dan baik-baik disini selama aku pergi" jawab Aleana yang tengah menatap mata Bastian dengan senyuman, agar sang pacar bisa lebih tenang.
"Ya sudah aku harus segera pergi, terima kasih sudah mengantar aku ke bandara" ucap Aleana sembari memeluk Bastian dengan erat yang dibalas oleh Bastian tidak kalah eratnya yang diakhiri dengan Bastian memberikan kecupan puncak kepala dan juga kening Aleana.
Aleana berjalan menjauh menuju tempat pemeriksaan dan bersiap masuk ke pesawat. Ketika dia mencari tempat duduk tidak sengaja dia di tabrak penumpang lain dari belakang yang mengakibatkan Aleana hampir saja tersungkur ke depan, namun untung saja ada seseorang di depannya yang dengan sigap menangkapnya.
"Aah..."teriak Aleana yang kaget karena dia tiba-tiba dia ditabrak seseorang dari belakang.
"Anda tidak apa-apa nona ?" tanya seseorang yang baru saja menolongnya.
"Hmm, iya saya tidak apa-apa dan terima kasih anda sudah mau menolong saya tuan" ucap Aleana sambil berdiri
"Maaf nona saya benar-benar tidak sengaja menabrak anda tadi, apakah anda terluka ?" tanya seseorang dibelakang Aleana dengan cemas, yang tak lain adalah orang yang baru saja menabraknya.
"Saya tidak apa-apa tuan, tapi lain kali saya harap anda bisa lebih hati-hati" ucap Aleana
"Baik nona, sekali lagi saya mohon maaf" ucap si penabrak dengan membungkukkan badannya di depan Aleana.
"Hmm, kalau begitu saya permisi dulu tuan-tuan" kata Aleana sembari tersenyum ke ara kedua pria secara bergantian dan pergi meninggalkan mereka untuk berjalan menuju kursi penumpang sesuai dengan nomor yang tertera pada tiketnya.
Baru saja Aleana duduk dan membuka tasnya untuk mengambil ponsel, tiba-tiba dia merasakan bahwa kursi disebelahnya telah diduduki penumpang lain. Tapi Aleana masa bodo dan tetap mencari ponselnya yang seingatny sudah dia masukkan ke dalam tas tadi ketika akan berangkat.
"Kita bertemu lagi nona, ternyata kita duduk bersebelahan" sapa penumpang yang duduk di samping Aleana.
Aleana langsung menoleh ketika mendengar suara yang tidak asing tengah menyapa dirinya.
"Oh, iya tuan" jawab Aleana singkat yang menampilkan senyum tipis. Aleana memang orang yang ramah tapi dia hanya akan berbicara seperlunya saja kepada orang yang baru saja dia temui, bukan maksud Aleana untuk bersikap sombong tapi dia memang tidak terlalu nyaman jika berbicara terlalu banyak kepada orang yang baru dia temui.
Hening, itulah yang menggambarkan situasi sekarang setelah Aleana menjawab sapaan orang tersebut dengan singkat. Sepertinya kedua orang ini memang sama-sama tipe orang yang tidak suka berbasa-basi yang tidak perlu.
Setelah beberapa lama kini Aleana tengah tertidur dengan mengenakan headset di telinganya yang bisa dipastikan dia tengah mendengarkan musik. Pria di sebelah Aleana-pun memandangi wajah Aleana yang kini tengah tertidur lelap tanpa merasa terganggu oleh keadaan sekitar yang sesekali terjadi guncangan di pesawat akibat cuaca yang berawan.
'Cantik dan kenapa wanita ini terlihat menarik menurutku ? Ada apa denganku ?' batin sang pria di samping Aleana yang ketika memutuskan pandangan matanya dari wajah Aleana yang tengah tertidur dan memilih menutup matanya untuk merenungkan apa yang terjadi pada dirinya.