...Tapi Alex memilih diam, tidak langsung memberitahu hal tersebut kepada sang adik, karena jika Alex langsung memberitahu Aleana yang sebernarnya bisa dipastikan Aleana akan tau, bahwa selama ini Alex diam-diam telah mengawasi Aleana.
Namun, sesungguhnya Alex sudah merencanakan bagaimana caranya agar Aleana dapat menyadari dan mengatahui semua itu tanpa adanya kecurigaan dari Aleana kepada dirinya. Dimulai dari Alex yang menelepon Aleana untuk menyuruhnya pulang kerumah, dengan alasan badan Alex yang kurang sehat dan meminta Aleana untuk membantu mengurus perusahaan keluarganya.
Alex tau betul kelemahan adiknya yang tidak mungkin tega membiarkan sang kakak tetap bekerja apalagi saat Alex sedang sakit.
#Flashback off
Aleana sudah menyelesaikan ritual mandinya, sekarang dia tengah duduk di pinggir kasur dengan memegang ponsel untuk menghubungi seseorang.
Tuuut.....
Baru dering pertama berbunyi panggilannya sudah diangkat, seakan menandakan bahwa orang itu tidak jauh dari teleponnya, tidak peduli meskipun ini sudah malam.
#Via telepon on
"Halo sayang, ada apa ? tumben sekali malam-malam begini telepon ? Apakah kamu ada masalah ?" tanya Alex, ya orang yang tengah Aleana hubungi tak lain adalah kakaknya.
"Hmm, tidak kak. Aku hanya mau mengabari kalau besok aku berangkat kesana, tapi kemungkinan malam aku baru sampai disana soalnya aku dapat tiket pesawat jam 11.00 siang" ujar Aleana dengan sisa senyumnya ketika mendengar pertanyaan yang dilontarkan sang kakak tadi.
"Oh benarkah sayang ? enggak apa-apa, besok kamu kabari kakak ya jika sudah sampai bandara, biar kakak yang jemput adik kakak satu-satunya ini, hemm ?"
"Ayolah kak, aku bukan anak kecil. Aku bisa tau alamat rumah dan aku juga bisa naik taxi sendiri untuk pulang" protes Aleana dengan wajah cemberut. Pasalnya menurut Aleana kakaknya masih saja menganggap Aleana seperti anak kecil.
"Kakak tau sayang, tapi kakak ingin cepat-cepat bertemu dengan kamu. Kakak ingin memastikan bahwa kamu baik-baik saja selama hidup jauh dari kakak" jelas Alex yang mencoba membujuk Aleana.
"Enggak perlu kak, mending kakak istirahat. Awas aja kalau sampai kakak besok jemput Nana di bandara, Nana gak bakal jadi pulang kesana" ancam Aleana dan tentu saja karena ancaman itu Alex tidak berani memprotes lagi. Dia takut jika sampai ancaman yang Aleana katakan benar-benar dilakukan.
"Baiklah-baiklah sayang, kakak akan menurut sesuai apa yang kamu katakan...Ya sudah kalau gitu teleponnya kakak matikan ya dan kamu cepat istirahat karena besok kamu pergi dengan perjalanan yang jauh"
"Hmm, kakak juga cepat istirahat jangan kerja terus...lagian disana sekarang ini pasti sudah lewat tengah malam" jawab Aleana, sekaligus mengakhiri percakapan mereka. Setelah panggilan terputus, Aleana meletakkan ponsel di atas nakas samping tempat tidur, kemudian dia mulai membaringkan badan sembari menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan mulai memejamkan mata menuju alam mimpi.
#Via telepon end
Sementara itu di waktu yang sama, namun di tempat yang berbeda.
Yura dan Bastian baru saja sampai di apartemen Bastian, setelah sebelumnya mereka pergi makan malam bersama yang tentu saja atas ajakan dari Yura. Karena menurut Yura kabar mengenai Aleana yang akan pergi merupakan kabar bahagia, jadi dia ingin merayakannya dengan mengajak Bastian makan malam dan berakhir dengan Yura yang menginap di apartemen Bastian dengan alasan Yura takut sebab dirumah tidak ada orang. Kedua orang tua Yura memang masih berada di luar kota.
"Sayang..." ucap Yura yang sudah menyusul Bastian di atas tempat tidur dengan menggunakan lingeri berwarna merah sembari mulai meraba dada bidang Bastian yang masih tertutup oleh kaos polos berwarna putih. Yura berusaha menggoda Bastian agar dia mau menemani Yura bermain malam ini.
Plak...
Tangan Yura yang tengah membelai dada Bastian dengan sensual ditepis oleh Bastian. Yura sangat terkejut, karena tidak biasanya Bastian akan menolak sentuhannya. 'Ini pasti gara-gara Aleana, dasar cewek sialan. Udah mau pergi jauh aja masih bisa-bisanya mengganggu' batin Yura marah, tapi dia tidak berani mengungkapkannya secara terbuka di hadapan Bastian.
"Sayang, kamu kenapa ? apa aku ada salah ?" tanya Yura dengan wajah terkejut dan juga sedih.
Seketika Bastian sadar apa yang baru saja dia lakukan, dengan segera dia duduk dan menarik badan Yura kedalam pelukannya.
"Maaf, a..aku hanya terlalu capek hari ini...iya capek dan kamu tidak melakukan kesalahan apapun. Lebih baik sekarang tidur saja ya, karena sungguh hari ini merupakan hari yang melelahkan, oke " ucap Bastian memberikan alasan pada Yura.
Padahal sejak tadi siang setelah Bastian mendengar perkataan dari Aleana yang akan pergi dia menjadi tidak fokus akan banyak hal, seperti ada yang hampa di dalam hatinya tapi Bastian tidak menyadarinya.
"Baiklah, aku mengerti sayang" jawab Yura sambil melepaskan pelukan dari Bastian dengan menampilkan senyum yang terkesan penuh akan pengertian.
'Lihat saja Aleana, selama kamu pergi aku akan berusaha mendapatkan Bastian dan ketika kamu kembali Bastian pasti akan secara langsung membuangmu karena dia sudah menjadi milikku...milik Yura seorang...hahaha" batin Yura gembira membayangkan Bastian yang akan menjadi milik dia seutuhnya.