Sesampainya mereka di dalam apartement, Bastian dengan cepat menutup pintu. Setelah itu dia berbalik menghadap Yura dengan tatapan mata yang sudah bergairah, menarik Yura kehadapannya sehingga mengikis jarak diantara mereka, dan langsung melumat bibir Yura dengan ganas seakan tidak ada hari esok untuk mereka berdua.
~~~[[]]~~~
Salah satu tangan Bastian memegang tengkuk Yura untuk memperdalam ciumannya dan tangan yang lain mulai meraba serta meremas payudara Yura. Sedangkan Yura yang ikut terbawa suasana-pun mengalungkan kedua lengannya ke leher Bastian.
"Aahh..." Bastian semakin bergairah karena mendengar suara desahan yang keluar dari mulut Yura disela-sela ciuman mereka dan tangan Bastian mulai membuka baju yang dikenakan Yura.
"Sayang aku sangat merindukan hal ini" kata Bastian menurunkan ciumannya ke leher yang membuat Yura semakin mendesah dan tangannya mulai yang meremas rambut serta punggung atas Bastian secara bergantian untuk menyalurkan hasratnya yang kian tinggi karena permainan lidah Bastian di lehernya. Dia mendongakkan kepalanya keatas untuk memudahkan akses Bastian dalam mengeksplor lehernya menggunakan lidah dan bibirnya. Sedangkan salah satu kaki Bastian yang berada diantara paha Yura mulai memberikan rangsangan bada tubuh bagian bawah Yura.
Semakin lama ciuman Bastian semakin turun dan akhirnya berada di payudara Yura, karena gairah Bastian dia langsung melepaska bra Yura dan dengan cepat melahap payudara itu secara bergantian.
"Ahh...sa...aahh...yang...ahhh" nafas Yura semakin memburu karena, jika payudara yang satu sedang dia hisap, maka yang satu akan dia remas bahkan terkadang dia mainkan puting Yura.
Tangan bastian yang bebas dia gunakan untuk meraba paha Yura memberikan sensasi geli disana yang semakin lama semakin naik dan mengelus area kewanitaan Yura yang masih tertutup celana dalam, yang sesekali akan diberikan tekanan lebih oleh Bastian.
"Iya sayang, teruslah mendesah karena aku suka mendengar suara desahan yang keluar dari bibirmu itu" ucap Bastian ditengah kesibukannya melahap payudara Yura yang terkadang menggigit puting Yura karena gemas dan menghisapnya kuat meninggalkan kissmark di seluruh area payudara Yura. Ciuman Bastian semakin turun menelusuri ke perut dan meninggalkan banyak jejak saliva dan juga kissmark disana.
"Hmm, aahh... ahhh Bastian..." desahan Yura semakin intens yang membuat Bastian semakin bernafsu, dengan cepat Bastian sudah melepaskan rok Yura dan hanya menyisakan celana dalam Yura saja.
"Sayang, aku sudah tidak tahan" dengan cepat Bastiang menggendong Yura dan meletakkannya di sofa ruang tamu. Bastian dengan cepat melepaskan seluruh pakaian yang dia gunakan, ketika dia sudah naked sekarang dia juga melepaskan celana dalam yang masih menempel pada tubuh Yura, sehingga sekarang keduanya sama-sama naked. Akhirnya mereka melakukan hal tersebut sampai 3 jam lamanya di ruang tamu juga di dalam kamar.
Yura yang sudah merasa lelah langsung terlelap tidur dan yang akan di susul oleh Bastian yang mulai membaringkan badannya di samping Yura setelah dia menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka yang masih sama-sama naked.
Kring...kring...kring
~~~[[]]~~~
Di sisi lain.
Aleana yang masih tetap fokus mengerjakan tugas kuliahnya yang sudah hampir selesai tiba-tiba teringat soal Yura. "Gimana keadaan Yura yah ?" gumamnya. "Apa aku coba hubungi saja Yura ? eh, tapi nanti kalau ternyata dia sedang istirahat gimana ?" pikir Aleana bimbang, disatu sisi dia khawatir dengan keadaan sahabatnya tapi disisi lain dia tidak tega jika sampai mengganggu waktu istirahat Yura.
Tut...tuut...tuuut
#Via telepon
"Halo, Tian kamu dimana sekarang?" ucap Aleana.
'Kenapa dia bertanya seperti itu ? gak mungkinkan dia tau tentang apa yang aku lakukan.' gumam Bastian dalam hati.
"Ada apa ? aku dirumah" jawab Bastian ragu-ragu.
"Oh, aku kira kamu masih dengan Yura." deg wajah Bastian panik seketika mendengar ucapan Aleana. "Aku tadi teringat tentang kondisi Yura jadi berniat mau menghubungi dia menanyakan bagaimana hasil pemeriksaannya tapi takut nanti dia sedang istirahat dan malah mengganggunya, maka dari itu aku menghubungi kamu Tian." jelas Aleana melanjutkan perkataannya barusan. Seketika wajah panik Bastian berubah ada rasa bersalah dalam benaknya karena sudah membohongi Aleana karena telah bermain-main dibelakang wanita yang dicintainya.
"Yura tidak apa-apa sayang, hanya gejalah sakit maag biasa kata dokter. Tadi udah dikasih obat, terus langsung aku antar kerumahnya. Mungkin sekarang dia sudah istirahat, kamu tenang saja jangan terlalu khawatir" saran Bastian yang dia tau pasti sekarang ini memang sangat mengkhawatirkan sahabatnya, walaupun sakit tersebut hanyalah sebuah kebohongan yang Yura dan Bastian ciptakan untuk mengelabui Aleana.
"Baiklah Tian, kamu jangan lupa makan dan cepat istirahat!. Karena tadi kamu terlihat lelah, aku tidak mau sampai kamu jatuh sakit. Bye sayang!" Aleana memberi nasehat pada Bastian.
"Baiklah sayang, aku akan mendengarkan kamu, karena aku tidak mau membuat kamu mencemaskan aku. Bye juga sayang, muah" sahut Bastian, yang setelah itu mematikan sambungan telepon dengan ekspresi wajah yang terkesan seperti merasa bersalah.