..."Kak Alex" ucap Aleana dengan nada manja sambil melirik Mery.
Deg..., Mery panik ketika melihat Aleana meliriknya dengan memanggil Alex dengan nada manja.
'Awas aja ini cewek kalau sampai ngadu dan ngomong macam-macam sama Alex, aku gk akan pernah lepasin dia' batin Mery sambil menatap tajam Aleana syarat akan ancaman, seakan berbicara untuk menyuruh Aleana diam dan jangan macam-macam.
'Hehe, aku kerjain ajak ini orang, salah sendiri jadi orang ngeselin' batin Aleana.
"Ada apa hem ?" jawab Alex sambil mengelus kepala Aleana karena Alex tau kalau Aleana sudah bersikap seperti ini pasti ada yg sedang dia inginkan.
Aleana tersenyum ke arah Alex, lalu dia memajukan badannya untuk lebih mendekat ke Alex dan membisikkan sesuatu. "Kak, setelah ini kak Alex ajak aku pulanh dengn menampilkan ekspresi bahwa kakak sedang marah, lalu tunggu aba-aba aku selanjutnya. oke ? jangan tanya kenapa, nanti aku pasti jelasin ke kakak" selesai berbisik Aleana mengedipkan kedua matanya pelan dengan ekspresi wajah datar seakan memberi isyarat pada Alex "sekarang"
Meskipun Alex tidak mengerti apa yg sebenarnya ingin dilakukan Aleana, tapi Alex tetap melakukan permintaan Aleana tersebut.
"Aleana ayo kita pulang" ajak Alex dengan nada yg pelan tapi tegas menunjukkan bahwa dia kini tengah marah.
Saat Alex sudah berdiri sambil memegang tangan Aleana, tiba-tiba Mery mencegahnya. "Ada apa Lex ?"
"Tidak ada" masih dengan nada tegas.
"Lex, kamu jangan percaya ucapan dia. Dia ini cuma wanita yg hanya ngincar harta kamu aja Lex. Kamu percaya sama aku, kita udah kenal lama dan aku...aku selama ini aku suka sama kamu tapi kamu selalu dingin sama aku" ucap Mery yg mengira bahwa Aleana sudah berbicara hal yg buruk tentang dia kepada Alex.
'Binggo, kena kamu. hehehe' batin Aleana tertawa bahagia.
Alex yg semula tidak mengerti maksud perkataan Mery, tapi ketika Mery mulai menjelekkan Aleana, seketika itu juga dia langsung naik pitam. "Apa kamu bilang ? Aleana , dia hanya mengincar harta aku ?" dengan nada marah Alex berbicara sambil menunjuk Aleana yg berada di sampingnya.
Mery mengira Alex marah karena dia sudah percaya akan perkataannya barusan, jadi dia langsung menjawab untuk semakin meyakinkan Alex. "Iya Lex, lihat aja dia ini masih terlalu kecil. Wanita seusia dia biasanya akan melakukan apa saja untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya yg glamor" tersenyum sinis ke arah Aleana.
Tapi Aleana hanya menanggapinya dengan datar tanpa menjukkan kepanikan atau apapun, dan malah terkesan santai.
"Aku gk nyangka kalau kamu itu kayak gini, aku benar-benar kecewa sama kamu" ucap Alex sambil memejamkan mata dan menengadahkan kepalanya keatas.
'Emang kak Alex benar-benar bisa diandalkan, gk pernah ngecewain deh. Hehe, improvisasinya keren. Apa perlu aku kasih penghargaan ya' batin Aleana yg melihat aksi sang kakak dalam melancarkan permintaan yg dia minta tadi.
"Mending kamu suruh dia pergi aja dan jangan pernah muncul lagi di sekitar kamu Lex, karena wanita seperti dia ini sangat berbahaya" timpal Mery yg belum sadar akan keadaan yg sebenarnya.
Alex mulai membuka mata dan menatap tajam ke arah Mery. "Lex...Alex kamu kenapa natap aku kayak gitu ?" badan Mery tiba-tiba membeku dan dia berbicara dengan gugup karena tatapan Alex.
"Heeh, karena mengingat kamu adalah teman kuliah aku jadi untuk kali ini aku memaafkan kamu, tapi tidak untuk lain kali" ucap Alex penuh dengan penekanan di setiap katanya.
Usai mengatakan itu, Alex menarik pelan tangan Aleana dan berniat membawanya cepat pergi dari cafe tersebut. Tapi ketika hampir sampai di depan pintu suara Mery kembali terdengar dan seketika itu juga Alex menghentikan langkahnya.
"Lex, kamu lebih memilih wanita itu yg baru sebentar kamu kenal dari pada aku yg udah kamu kenal lama? Apa yg bagus dari wanita itu dari pada aku ?" teriak Mery yg kesal karena Alex lebih memilih Aleana yg jelas-jelas Mery sudah mengatakan niat buruk Aleana barusan.
"Jelas aku lebih memilih dia dari pada kamu, dan aku sudah kenal Aleana sejak dulu bahkan sebelum aku kenal sama kamu aku sudah sangat mengenal dia. Kamu memang wanita yg sudah dewasa, dan bahkan kamu sudah memiliki segalanya tapi kamu tidak memiliki ketulusan hati. Yang kamu miliki hanya kebanggaan akan diri kamu sendiri" jawaban Alex yg sukses membuat Mery terdiam tak berkutik.
Melihat Mery yg terdiam, Alex dan Aleana pergi meninggalkannya tanpa menoleh sedikitpun. Setelah beberapa saat kepergian adik kakak itu, Mery baru saja menyadari bahwa dia tengah jadi tontonan para pengunjung cafe dan juga para karyawan cafe. Karena malu, Mery hanya mengambil uang dan menaruhnya di atas meja lalu pergi meninggalka cafe tersebut dengan persaan yg campur aduk. Antara marah, kesal, dan malu jadi satu.
"Bisa-bisanya aku kalah sama wanita itu, enggak Alex hanya akan jadi milikku. Lihat saja kamu, aku akan merebut Alex dari mu" gumam Mery pelan sambil masuk ke dalam mobil.
~~~[[]]~~~
Disaat bersamaan tapi di tempat yang berbeda.
Kini Aleana dan Alex berada di dalam mobil, dengan Aleana yg masih saja tertawa dan membuat Alex bingung.
"Na, kamu kenapa sih dari mulai keluar cafe sampai sekarang ketawa melulu dek ? Kakak aja masih marah gara-gara kejadian di cafe barusan" sesekali Alex menatap Aleana dan kembali fokus menatap jalanan.
"Oke-oke, Nana berhenti ketawa dan Nana akan jelasin semuanya ke kakak" ucap Aleana yg berusaha menghentikan tawanya.
"Yaudah cepetan, dari tadi kakak udah penasaran sama permintaan kamu dan apalagi sama kejadian barusan. Kakak bener-bener gak ngerti"
"Gini kak jadi tadi itu (menceritakan apa yg Aleana alami ketika Alex pergi ke toilet), karena Nana kesel ya udah sekalian aja Nana kerjain dengan minta bantuan kakak tadi. Tapi kak Alex gk marahkan sama Nana ?" ucap Aleana sambil menatap kakaknya dengan mata bulatnya yg menggemaskan.
"Kenapa kakak harus marah sama kamu, hem ?" mengusap kepala Aleana dengan sayang.
"Ya, gara-gara Nana, kakak jadi berantem sama kak Mery dan membuat kak Mery marah kayak gitu" sesal Aleana. Walaupun niat awal Aleana itu cuma karena dia kesal jadilah keisengannya yg membuat kekacauan seperti tadi.
"Justru kakak yg harusnya terima kasih, gara-gara keisengan kamu kakak jadi tau sifat asli Mery. Selama ini kakak kira dia itu wanita yg baik ternyata pikirannya sempit dan berhati jahat"
"Jangan-jangan kak Alex sempat ada rasa sama kak Mery ?" tuduh Aleana.
"Enggak sayang, kakak cuma mengutarakan pendapat kakak dulu tentang Mery"
"Oh, Nana kirain. hehehe" ucap Aleana sambil nyengir kuda.
~~~[[]]]~~~