"Apa solusimu?"
Keduanya kini sudah berada dalam satu mobil. Regina sengaja pulang belakangan, meminta Adhi menunggunya dan akhirnya mereka pulang bersama. Tidak seratus persen berniat pulang, sih. Regina hanya ingin bicara empat mata dengan Adhi terkait rencana mereka ke depan.
"Tidak ada."
"Serius, Dhi?! Kamu tidak punya rencana apapun?" Regina tidak habis pikir. "Aku tidak menyangka akan secepat ini prosesnya. Lakukab sesuatu, Adhi!" gemas Regina menatap pria di sebelahnya yang hanya menampakkan ekspresi terlalu biasa.
"Ini memang terlalu cepat, tapi setelah aku pikir-pikir, apa bedanya cepat atau lambat? Toh, tetap kamu juga yang aku nikahi. Jadi ... menurutku tidak masalah, mau dimajukan atau sebaliknya."
Regina memutar mata malas mendengar ucapan Adhinatha itu.
"Ya tidak begitu juga, Adhi. Ish, kesal sekali aku pada kesantaianmu itu!"