Dimas bisa melihat tawa itu kian pudar digantikan tatapan sendu wanita di depannya yang menatap asal pada kerumunan di sisi lain ruangan itu. Jemari pria itu pun refleks terangkat, menyentuh puncak kepala wanita yang sudah dua tahun ini menjadi bos sekaligus pemilik hatinya. Jemarinya mengusap lembut di sana, membuat si wanita mendongak menatap balik pria itu.
Regina sempat membeku beberapa saat. Diraihnya tangan pria itu yang masih bertengger di kepalanya. Rautnya tampak dingin membuat Dimas melunturkan senyumnya.
"Jangan sentuh saya seperti itu. Saya bukan adik kamu." Regina menurunkan tangan pria itu dari kepalanya. "Dan tidak sopan sentuh-sentuh kepala orang yang lebih tua," imbuh wanita itu terdengar begitu dingin.
"Maaf."