Bubur jagung dengan roti tawar yang ditaburkan di atasnya sudah tersaji di hadapan Regina dan Adhi yang kini duduk bersila berhadapan. "Silakan dimakan."
"Tidak ada mangkuk atau semacamnya, apa?" tanya Regina tidak habis pikir melihat Adhi menyajikan bubur itu dengan panci kecil yang dia gunakan untuk memasak bubur itu. Benar-benar tidak dipindahkan ke mangkuk atau piring. Jadi maksudnya Regina harus makan itu langsung dari pancinya, begitu? Yang benar saja.
Adhi menggeleng tegas. Tampak tidak main-main dengan ucapannya.
"Dhi, yang benar saja? Masa aku makan dari pancinya. Seperti orang primitif saja!"
"Jaman orang masih hidup dengan cara primitif mungkin malah belum ada yang namanya sendok. Beruntung kamu masih memiliki sendok bersih."
"Ya tapi …."
"Cepatlah makan. Nanti kalau sudah dingin tidak enak lagi."
"Tapi, Dhi. Astaga. Ini kita makan satu panci berdua?" Regina menatap heran Adhi yang ikut menyendok bubur dari panci itu dan memindahkannya ke dalam mulut.