Di bawah guyuran hujan itu, Adhi membawa Regina dengan kedua lengannya. Terlihat dramatis dan manis, walau lemas bukan main berjalan di bawah hujan yang dingin, dengan pakaian dingin, dan bobot tubuh Regina yang lumayan membuat oto-otot lengannya bekerja lebih keras.
"Sudah aku bilang aku bisa jalan sendiri, Adhi." Regina menyadari kalau langkah pria itu memelan juga napasnya yang kain terdengar berat.
"Kamu jalannya lama. Kita bisa tersambar petir duluan kalau menunggumu berjalan."
"Tapi aku berat."
"Aku memang tidak pernah bilang kamu ringan, kan?" Meski lebih ringan dari bobot Riani, Adhi tetap mengakui kalau Regina tetap berat.
"Sudah turunkan aku." Regina berujar tegas, yang kemudian dituruti oleh Adhi karena petir itu mulai tidak terdengar dan hujan yang tersisa tidak sederas tadi.
Begitu mereka sampai ke tenda, Doni dan Dita sudah duduk di dalam mobil dengan selimut hangat dan cokelat panas. Keduanya menatap Regina dan Adhi dengan tatapan heran.
