Chereads / Anti Romantic / Chapter 27 - 27. Kebimbangan Ryshaka

Chapter 27 - 27. Kebimbangan Ryshaka

Tak ada lagi kalimat yang terucap dari bibir mereka setelah kata selamat yang tak terdengar tulus dari Ryshaka. Sorot mata saling menilai terpancar jelas dari netra masing-masing.

Lirikan tak suka dari Axelsen yang memandang penuh kebencian pada sosok Ryshaka yang berhasil membuat wanita pujaannya menempel erat dalam pelukannya. Sedari tadi Axelsen menahan geram melihat love language yang sengaja Ryshaka pertunjukan. Entah itu mengusap peluh tak kasat mata di dahi Jasmine ataupun memeluk erat pinggang ramping Jasmine. Harusnya Jasmine yang merasakan sesak karena di dekap dengan begitu erat, namun mengapa Axelsen yang malah merasa dadanya terhimpit hingga rasanya sulit untuk bernafas?

Dan sepertinya Ryshaka tahu bahwa Axelsen jengkel akan ulahnya yang mendekap erat tubuh adik tirinya, Ryshaka tak sengaja melihat pada telapak tangan Axelsen yang mengepal erat dalam upayanya meredam emosi. Sudut bibir Ryshaka tertarik ke atas melihat hal itu, ia ingin sedikit bermain-main pada pria tak tahu diri yang dengan beraninya berbuat khianat di belakangnya padahal ia telah menaruh kepercayaan penuh terhadapnya.

Ryshaka masih mengingat betul akan kejadian beberapa bulan lalu yang menimpa Jasmine. Adik tirinya tersebut untuk pertama kalinya menetaskan air mata di hadapannya. Jasmine adalah sosok wanita kuat yang tidak dengan mudahnya mengeluarkan air mata dan ternyata Axelsen adalah biang dari kesedihan Jasmine.

Sedangkan Aletha menatap aura permusuhan yang menguar kuat di depannya dengan pandangan bosan. Sebenarnya ia ingin segera enyah dari sini, namun ia tak tega kalau harus meninggalkan Dashi yang  berjalan dengan sedikit sempoyongan karena sebelumnya wanita tersebut memang telah meneguk alkohol.

"Aletha."

Aletha mendongakkan wajahnya dan manik matanya bersirobok dengan seseorang yang telah memanggil namanya.

"Ya?" Jawab Aletha singkat pada Ryshaka.

"Aku ingin kita bicara!"

Kata yang keluar dari bibirnya bukanlah kalimat permintaan, namun sebuah perintah.

"Aku tidak!" Tolak Aletha dengan berani. Lagipula untuk apa lelaki itu mengajaknya bicara sedangkan wanitanya sendiri kini tengah menatap Aletha dengan pandangan yang begitu tajam, sesaat setelah Ryshaka membuka bibirnya untuk mengajak Aletha bicara.

Aletha bukannya takut pada sosok Jasmine, namun lebih takut pada hatinya yang akan kembali goyah pada segala ucapan memabukkan serta ucapan manis Ryshaka.

Tampaknya Ryshaka sedang dalam mood yang tidak baik untuk diajak berdebat. Segera saja Ryshaka mengulurkan tangannya untuk menggenggam pergelangan tangan Aletha, meninggalkan tiga orang dengan pandangan bertanya.

"Apa yang kau lakukan!" Aletha menyentak kuat tangannya agar terlepas dari genggaman kuat Ryshaka.

"Harusnya kalimat itu yang keluar dari bibirku." Manik mata Ryshaka menatap Aletha dengan tajam dan penuh intimidasi.

"Bahkan di luar jam kerja pun anda masih bersikap begitu dominan pada saya!" Aletha membuat gesture berkacak pinggang, kepalanya sedikit mendongak agar manik matanya jatuh tepat di netra Ryshaka.

"Kamu tidak terima?" Tanya Ryshaka dengan nada bicara yang begitu memuakkan dalam pendengaran Aletha. Seolah ia hanya bawahan yang kapan saja harus siap sedia untuk ditindas.

"Pertanyaan macam apa itu, pak?" Aletha sengaja menekan kata "Pak" agar lelaki itu merasa kesal dan sepertinya upaya Aletha membuahkan hasil.

Manik mata Ryshaka berkilat semakin tajam dengan gigi yang bergelatuk.

Jika Aletha ingin mendeskripsikan sosok Ryshaka, ia seperti akan bertransformasi menjadi titisan Lucifer.

"Kenapa kamu selalu membuatku kesal, Aletha?" Ucap Ryshaka.

"Pertanyaan yang harusnya kuucapakan juga pada anda, bagian mana dari sikap anda yang asli? Anda bagaikan dua mata koin yang mempunyai sisi berlawanan." Ucap Aletha dengan nada melemah di akhir.

"Saya bingung bagaimanapun harus bersikap." Ucapan Aletha terdengar seperti racauan, kepalanya menunduk dalam agar Ryshaka tak melihat netranya yang kini berkaca-kaca dan siap untuk mengeluarkan cairan bening.

Aletha tak mau membuat lelaki itu semakin diawang.

Pasti ia merasa bangga karena banyaknya wanita yang jatuh kepelukannya.

"Maaf."

Aletha meragukan pendengarannya yang baru saja menangkap kata tersebut. Seketika Aletha mendongakkan kepalanya, tak ada lagi sorot mata tajam yang menatap Aletha dengan penuh perhitungan. Yang ada hanyalah Ryshaka dengan bola matanya yang sendu dan melihat Aletha lemah.

Apa lagi ini?

Batin Aletha bertanya-tanya.

Jika Ryshaka masih terus seperti ini, Aletha akan semakin bingung bagaimana harus bersikap, dalam hitungan detik saja suasana hati Ryshaka dapat berubah dengan begitu drastis. Membuat kepala Aletha pening dibuatnya.

"Maaf telah membuatmu bingung akan sikapku, aku hanya tak suka dengan banyaknya tatapan mata yang mengarah padamu, apalagi dengan gaun minim yang kini kau kenakan." Ucap Ryshaka membuka alasan akan suasana hatinya yang naik turun.

Sedangkan Aletha seperti tak menerima atas jawaban yang dilontarkan oleh Ryshaka.

"Intinya anda marah karena saya datang ke Club ini dengan memakai gaun seminim ini?" Ujar Aletha kembali memastikan.

Kepala Ryshaka mengangguk singkat menandakan persetujuan atas kalimat Aletha.

"Lalu kenapa Bapak tidak melakukan hal yang sama pada Jasmine?" Aletha tak terima jika hanya dirinya saja yang dipermasalahkan.

"Tolong jangan panggil aku Bapak, aku tak setua itu!" Pinta Ryshaka pada Aletha.

"Dan mengenai Jasmine.." Ryshaka seperti kesulitan untuk mengutarakan alasannya.

"Ia mempunyai level yang berbeda." Ucap Ryshaka pelan hampir tak terdengar.

"Anda sama sekali tak rasional." Kali ini Aletha merasa benar-benar kesal pada sosok lelaki dihadapannya.

Dengan menghentakkan kakinya Aletha pergi dari hadapan Ryshaka.

"Mau kemana?" Tanya Ryshaka seraya menangkap pergelangan tangan Aletha agar wanita tersebut tetap tinggal di tempat.

"Pulang!" Ucap Aletha singkat.

Sesaat Aletha mematung di tempatnya. Ia kira dengan berkata bahwa ia ingin pulang akan membuat pria tersebut tergerak hatinya dan mau mengantar Aletha.

Ternyata ia salah besar.

Lagipula kamu siapa Aletha?

Dewi dalam diri Aletha mencemooh.

Untuk apa Ryshaka melakukan hal itu, jika di saat yang bersamaan ada sosok Jasmine yang lebih segalanya darimu.

"Hati-hati." Ucap Ryshaka yang sama sekali tak mau Aletha dengar.

Sosok Aletha perlahan semakin hilang di penglihatan Ryshaka. Pasti wanita itu mengira bahwa ia adalah lelaki berperilaku ganda dengan sikap yang membingungkan.

Tepukan tangan di bahu Ryshaka membuatnya tersadar dari lamunannya sendiri.

"Kamu melakukan hal yang benar." Ucap Jasmine membenarkan tindakan Ryshaka.

"Tapi.." Ucap Ryshaka ragu.

"Terakhir aku mendengar kabar bahwa kamu kehilangan kontrol atas sikapmu hingga menyebabkan salah satu klien lepas." Ucap Jasmine.

"Dari mana kau tahu soal itu?" Kening Ryshaka berkerut dalam.

"Bukan hal yang sulit untuk mencari informasi seperti itu kakak. Yang harus kau lakukan sekarang adalah menjauh dari wanita yang membawa pengaruh buruk bagimu." Ucapan yang keluar dari bibir Jasmine bekerja bagai sihir hingga membuat Ryshaka dengan mudahnya menganggukkan kepalanya sebagai tanda persetujuan.