Mr Meksiko mengacuhkan omelan tersebut dan menatap tajam ke arah Berlin. "Kau mau hukuman seperti apa? Aku tidak tahu harus memberi hukuman seperti apa, untuk anak-anak yang memiliki kepribadian bebal seperti kalian?" Mr Meksiko kemudian menghembuskan asap rokoknya ke arah wajah remaja laki-laki asal Jerman tersebut. Terlihat seperti sebuah pelecehan atau memang pelecehan pada anak muridnya tersebut.
Pastikan kau tidak terkena kanker paru-paru, serta serangan tekanan darah tinggi jika berhadapan dengan orang seperti Mr Meksiko, pikir Bandung. Remaja laki-laki itu membuat simulasi keluhannya di dalam pikirannya. Ia melakukan itu untuk menekan kadar emosinya yang sedari tadi sudah ia coba tahan.
Berlin melirik sekilas ke arah Bandung, lalu ia dengan cepat kembali mengalihkan pandangannya ke arah Mr Meksiko.
"Apa ia tengah memastikan sesuatu?" gumam Bandung begitu mendapati lirikan mata yang diberikan oleh Berlin sebelumnya.