Tak terasa dua bulan sudah mereka mendapat pelatihan di Hotel Luna. Satu hal, selama ini gue dan Amelia tetap yang melayani para tamu di Hotel The Luna dan gue mulai terbiasa dengan pekerjaan itu. Semakin lama tanpa gue sadari ada kekuatan aneh mengalir di dalam tubuh gue dan itu sangat kuat.
Gue bukan hanya bisa melihat dunia astral secara utuh dan ternyata jauh melampaui akal pikiran gue sendiri. Seperti manusia, para jin mempunyai tingkatan ilmu yang berbeda-beda. Seperti halnya kakek gue, mereka bisa membangun kota-kota sesuai keinginan mereka sendiri ada yang tradisional alias kerajaan dan ada juga yang moderen sama dengan di dunia manusia.
Dan gue dibuat takjub dengan semua itu. Tentang paman gue Ridwan, gue pernah bertemu dengan dia satu kali di sebuah pesta yang di adakan salah satu paman dan bibi gue dan itu ulang tahun saudara sepupu gue Amanda yang ke 18 tahun di sebuah hotel mewah di Jakarta. Temanya putri Disney, gue diundang langsung lewat telpon ya udah gue datang.
Awalnya gue tidak tahu hadiah apa untuk pesta ulang tahun gadis yang berumur ke 18 tahun? gue aja sudah lama tidak pernah pesta ulang tahun lagi sejak 5 SD! katanya udah gede masa terus di rayain apalagi gue cowok. Pasti banyak yang memberi hadiah mahal untuknya, akhirnya gue memilih sebuah boneka panda kecil, tidak apa tidak di anggap juga olehnya, tapi secara mengejutkan harganya mahal karena panda itu koleksi terbatas dari sebuah perusahaan mainan luar negeri, ya sudah gue beli walau dari segi bentuk sama seperti lainnya, hanya bulunya halus dan lembut.
Dan sesuai dugaan, pestanya sangat mewah. Banyak tamu sultan datang. Amanda sangat cantik dengan gaunnya serta mahkota beneran di kepalanya bagai putri raja dan menyambut gue langsung.
"Terima kasih lo mau datang !" sapanya, sambil tersenyum.
"Gue juga terima kasih, lo mau mengundang gue !" gue pun cipika cipiki sambil memberikan kado.
"Sorry kalau kadonya tidak sesuai keinginan, soalnya gue bingung !" kata gue.
"Udah engga apa-apa! santai aja !" jawabnya.
"Amanda !" tiba-tiba ada yang memanggil. Gue dan Amanda menoleh dan tertegun.
"Papa, mamah !" gadis itu tersenyum , sedang gue tak berkedip sama sekali. Karena ternyata papanya Amanda adalah paman Ridwan saudara kembar bokap gue. Dan harus gue akui dia sama dengan bokap wajahnya bagai pinang di belah dua kata pepatah, untuk sementara ingatan gue ke masa lalu tentang bokap ketika masih hidup berkelana di kepala. Ada rasa sedih melanda hati gue.
"Papa dan mama, masih ingat Andrian anak paman Handoko ?" tanya Amanda, mereka menatap gue tajam, dan gue langsung berubah sikap. Walau bagaimana pun paman Ridwan sudah membunuh papa gue.
"Bagaimana hotel hantunya ?" tanya tante Marsella istri paman Ridwan tersenyum sinis.
"Baik tante, bukankah dulu paman Ridwan juga pernah kerja disana ?" gue balik bertanya, muka tante Marsella memerah, sementara paman Ridwan tetap dingin, gue bisa merasakan aura yang mengerikan, hitam legam.
"Amanda pestanya akan dimulai, para tamu sudah menunggu !" perintah paman Ridwan seperti mengusir halus putri dan istrinya.
"Baik papa !" Amanda menuruti tanpa membantah, begitu pun istrinya yang menemani putrinya pergi.
"Hmmm ... sepertinya kekuatan si tua bangka itu sudah masuk kepada dirimu ya ?" dengan senyum seringainya.
"Katakan kepadaku paman, kenapa membunuh papa dan mama ?" tanya gue tanpa basa basi, gue tidak perduli dia siapa. Dia tertawa walau tidak keras.
"Simple kan ! kamu pasti tahu alasan dari si tua bangka itu ?" jawabnya.
"Tidak paman, aku tidak mengerti ?" tanyaku. Dia datang mendekat kepada gue dan berbisik.
"Membunuhmu ! tapi sayang dia mempertaruhkan nyawanya untukmu !" tubuh gue menegang, ada rasa takut tapi sekaligus marah.
"Untuk apa kamu lakukan itu ?" tanya gue, sambil menatap mata dan wujud aslinya terlihat nyata dan menakutan seperti ... iblis !
"Kamu menghalangi niatku, Andrian !" jawabnya tersenyum, mengerikan.
"Kita akan bertemu lagi lain waktu, bersiap lah !" dia menepuk pundak gue dan pergi meninggalkan gue yang terdiam.
----------------------
Setelah pesta itu gue memikirkan apa yang akan dilakukannya, apa akan menyerang gue ? itu artinya setelah pulih ilmunya ! gue memutuskan melupakan sementara dan fokus ke Hotel The Luna.
Gue bertemu karyawan baru yang sedang di trainning di hotel manusia. Dan kini saatnya uji coba kemampuan mereka, selama sebulan berhadapan tamu yang lain dari yang di temui di dunia nyata.
"Gue senang dalam dua bulan kalian berkembang pesat dan kini sudah cukup dengan pelatihannya! sekarang waktunya uji coba di tempat atau Hotel yang sebenarnya !" jelas gue dalam perjalanan menuju Hotel The Luna.
Kami pun sampai karena ini pagi, tentu saja mereka akan melihat perubahannya nanti. Dan seperti gue mereka terkejut melihat hotel tempat bekerja nanti.
"Ini ... hotel hantu ?" tanya Agus, gue mengangguk.
"Betul ini tempat bekerja kalian nanti, beroperasinya hanya malam hari tidak 24 jam seperti pada umumnya! kerja kalian hanya dari 5 sore sampai 5 subuh atau pagi !" jawab gue.
"Aku tahu kalian pasti bingung bagaimana caranya melayani mereka bukan? aku akan memberikan ini !" gue memperlihatkan sebuah gelang khusus yang dirajut dengan benang. Dan memberikan kepada semua satu dan persatu kemudian di pakai, mereka terkejut hotel yang tadinya tampak tak terawat berubah menjadi gedung mewah dan bagus, seperti Hotel bintang lima pada umumnya.
"Ya tuhan, ini berubah dalam sekejab !" Dewi terkejut, semua mengangguk.
"Kalian sedang melihat dunia arstral !" jawab gue.
"Ada syarat dalam bekerja! pertama kalian tidak boleh memperlihatkan rasa takut, jijik atau apapun, anggap saja berhadapan dengan manusia pada umumnya tanpa perduli apa yang kalian lihat! kedua berbicara seperlunya saja tidak berlebihan atau mengobrol! kemudian tidak boleh melakukan permintaan apapun itu dari para tamu, bila terjadi serahkan kepada pegawai astral biar mereka yang melakukannya !" gue menjelaskan syarat.
"Tunggu ada pegawai astralnya juga? kenapa harus ada pegawai manusia ?" tanya Mba Tessa.
"Betul, tapi para tamu astral tidak mau dilayani oleh mahluk astral lagi! manusia lebih dipercaya! jadi kalian memimpin di beberapa profesi utama di hotel ini !" jawab gue.
Dan gue ajak mereka berkeliling melihat hotel, mereka kagum dengan interior dalam hotel, kamar dan lainnya. Dan akhirnya tiba di kantor tempat gue kerja.
"Aku juga bekerja disini, jadi tetap membantu ! aku harap kedepannya kalian menjadi pionir atau yang lebih berpengalaman dan menjadi pemimpin di hotel ini karena akan ada rekutmen karyawan manusia lagi ! seiring berkembangnya hotel ini kedepannya! karena Hotel ini pernah di tutup sementara dan kini di buka kembali !" jelas gue.
"Nah, kaliah akan di uji coba selama sebulan disini! jangan khawatir kalian akan bekerja denganku dan Amelia asistenku !" ujar gue sambil tersenyum dan kami kembali ke hotel untuk nanti sore datang kembali, bekerja sebenarnya.
Bersambung ....